Share

92. Tamu malam hari

Aruni mengepalkan ke dua tangannya kesal. Seharusnya yang tengah bernostalgia dengan Nuha ialah dirinya, sang ibu karena tak lama tak bersua dengan putrinya. Namun justru yang terlihat saat ini ialah Nuha tengah asik bercengkrama di halaman depan rumah dengan pria yang menolongnya.

“Wah, dunia itu sempit, Pak, eh … Om Naufal. Saya mengucapkan terima kasih banyak atas bantuannya. Kalau tidak ada Om, aku … “

Nuha menunduk, dia trauma mengalami kekerasan seksual.

Mereka kini duduk di atas kursi besi yang berjarak kurang lebih satu meter di halaman rumah yang luas. Nuha duduk sendiri sedangkan Naufal duduk bersebelahan dengan Pak Li.

“Sudah jangan dibahas lagi. Lagipula secara tak sengaja saya berada di sana. Saya sedang melakukan survey untuk bahan baku di restoran,” jawab Naufal dengan sumringah.

Tak ada angin dan tak ada hujan, akhirnya takdir mempertemukan mereka meski Naufal babak belur akibat terkena pukulan dan tendangan ke dua begal tadi. Sama seperti halnya Pak Lie, Naufal menola
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status