Share

Masihkah Ada Kesempatan?

“Nilam, kamu pulang saja. Biar ibu yang temani Bagas di sini.”

“Tidak apa, Bu. Seharusnya ibu yang pulang, Ibu juga harus istirahat. Biar aku saja yang di sini. Pokoknya ibu harus dengar, nanti pulang bersama Bang Haikal.”

“Kamu juga di sini harus istirahat. Ibu pulang dulu.”

Sayup-sayup kudengar suara ibu dan juga Nilam. Mataku masih berat untuk terbuka, bergerak sedikit rasanya bagian belakang sangat sakit.

“Sshh. Argh!” Aku meringis karena rasanya begitu sakit, niatku ingin duduk tapi diurungkan.

“Mas.”

Mataku mengerjap, perlahan terbuka sempurna. Mendapati Nilam yang dengan raut wajahnya yang tampak cemas.

“Kamu tidak apa-apa ‘kan?”

“Aku yang seharusnya bertanya itu padamu, Mas. Kamu begini karena aku.” Suara Nilam bergetar, matanya berkaca-kaca.

“Kenapa menangis? Mas tidak apa-apa, ini hanya luka kecil. Bukan karenamu juga.” Aku menjelaskan mencoba untuk membuatnya tenang.

“Tidak usah bohong. Ayah sudah menceritakan semuanya padaku,” katanya sambil mengusap pipinya.

“Bagaimana ay
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status