Share

Bab 100

Nisa tidak tahu kalau puluhan

kilometer dari sana ada hati yang juga menangis dan meratapi ketidak berdayaannya untuk merawat istri tercintanya.

"Papah nggak punya uang, Mah. Biar Mama yang merawat Mamah dulu. Mamah cepat sembuh, ya? Papah nunggu di sini.."

Iman menangis.

Bahunya berguncang naik turun dalam kamarnya yang terkunci. Ia tidak ingin ada yang mengetahui kesedihannya. Di luar ia berusaha terihat tegar. Ia terlihat seperti biasa saja meski istrinya tidak ada bersamanya dalam waktu yang lama.

"Nisa boleh pulang kalau Dokter bilang Dia udah sembuh." tegas Wida padanya. Memang Wida tidak secara langsung menyalahkannya tapi jauh di dalam lubuk hatinya ia merasa disalahkan.

Seperti yang Samsul bilang, Ia ini suami brengsek yang tidak mampu merawat istrinya sendiri.

Iman berusaha tegar, apalagi saudara - saudaranya mendukungnya.

"Biar Nisa di sana." ujar Yanah menenangkan Iman.

'Di sini juga cuma bisa ngerepotin aja!' geram hatinya bila melihat Iman yang sibuk ke sana ke ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status