Share

Bab 83

"Doni makan dulu aja, ah" Doni langsung duduk di dekat kaki Nisa seraya meraih nasi goreng itu.

"Baju Kamu basah, Don. Ganti dulu sana!"

"Tapi Doni lapar, Mah."

"Mana enak makan pakai baju basah?" komentar Deni.

"Enak aja, lah!" Doni cuek dan langsung menyuap nasinya.

Yang lainnya pergi ke dalam untuk berganti pakaian.

"Habis semua, Mah." keluh Iman saat ia kembali ke tempat Nisa duduk. Kaosnya kering, sekering hatinya.

"7 ton ikan nggak bersisa sama sekali."

"Lalu bagaimana?" Nisa nyaris menangis. Itu juga menjadi pertanyaan Iman. Bagaimana? Bagaimana cara mereka menghidupkan lagi pemancingan ini? Pemancingan yang menjadi tempat bergantung mereka.

Mereka menatap empang mereka yang tertutup air sejauh mata memandang. Tembok - tembok lampak sama sekali tidak terlihat padahal saat renovasi pada banjir pertama sekian tahun yang lalu mereka sudah merancangnya sedemikian rupa. Mereka membuat tembok yang lebih tinggi.

"Kalau banjir lagi, tinggal di tarik jaring dari sana ke sini. Ikan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status