Share

Bab 88

"Itu lomba, Na. Bukan judi."

"Kalian yang ngadain lomba, tapi mereka yang ikut lomba niatnya bagaimana?" kebanyakan dari mereka memang berambisi untuk menang. Apa itu namanya?

"Ya itu tergantung niatnya, sih." Ina mencoba menghibur saat melihat Nisa ingin menangis.

Nisa tercenung. Mungkin Ina benar. Pantas saja Allah menimpakan banjir ini untuk mereka. Allah sedang menegur mereka.

"Ampuni Aku, Ya Allah." tangis Nisa dalam sujudnya. Ia mulai ikhlas menerima keadaan ini.

Pemancing mulai bertambah dengan senyuman di bibir Nisa. Ia mulai dapat melaksanakan ibadahnya tanpa terburu - buru karena ia tau para pemancing itu akan dengan sabar menunggunya.

Nisa bahkan meminta maaf pada Iman.

"Maafin Mamah ya, Pah." Nisa memeluk Iman dari belakang. Iman melepas palukan Nisa dan berbalik memeluk Nisa.

"Mamah cuma capek. Mamah kaget tiba - tiba semua jadi begini. Mamah jadi stress." Nisa membenamkan wajahnya di dada Iman yang langsung membelai rambutnya.

"Kok Papah diem aja? P
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status