Share

Bab 15 Dibandingkan dengan Muridnya

Semalaman aku menangis sesenggukan. Mataku sampai bengkak. Aku tak dapat lagi menahan tangis. Mas Hakim tak kunjung kembali ke kamar. Aku telah mencarinya kemanapun. Mungkin ia sudah pergi dari pagi tadi. Namun, kulihat tasnya masih ada di kamar. Berarti ia belum kerja.

"Dek."

"Ya, Mbak."

Aku coba tanyakan keberadaannya dengan Ivy. Dia adik perempuan mas Hakim. Ivy saat ini sedang libur kuliah.

"Ada lihat mas Hakim gak?"

"Loh, Mbak memangnya gak tahu kemana?"

"Gak tahu.."

"Kayaknya tadi dia keluar dari kamar ibu."

"Tidur disana semalam?"

Tiba-tiba saja aku kelepasan bicara. Ivy bisa curiga nanti. Dikira aku bertengkar dengan mas Hakim. Apalagi kalau tahu, semalam mas Hakim tidak tidur di kamar kami.

"Maksud Mbak apa tadi, tidur di kamar?"

"Maksud Mbak, dia dari kamar ibu tadi?"

"Ya..".

"Jadi dia sudah keluar?"

"Yah, Mbak."

Aku lantas mencarinya keluar rumah. Tak kunjung kutemukan ia. Sambil kutelepon dia, teleponnya tak aktif. Sampai aku melamun duduk di samping rumah. Saat itu juga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status