Share

Tetap Satu Kamar

Sesudah mengakhiri panggilan telepon dengan Akbar, Kaisar bermaksud menghubungi Jerico. Namun, mendadak ada semacam gelombang emosi yang menahannya. Jujur, setiap kali mengingat perbuatan Jerico dan Karenina darahnya seakan berhenti mengalir. Entah mengapa gambaran peristiwa itu begitu jelas, seolah-olah baru terjadi kemarin.

Perasaan dikhianati oleh dua orang yang paling dekat dengannya, bagaikan mimpi buruk yang sulit untuk dihindari. Namun, ia tidak boleh mementingkan perasaan di atas logika. Justru, ia harus memberikan ganjaran yang setimpal kepada orang-orang yang telah menusuknya dari belakang.

Dengan satu tarikan napas panjang, Kaisar lantas menekan nomor ponsel Jerico. Tak butuh waktu lama, panggilannya pun tersambung. Sebelum ia angkat bicara, Jerico menyapa terlebih dulu dari balik telepon.

“Kaisar, apa kabar? Aku tidak menyangka CEO yang sibuk sepertimu bersedia meluangkan waktu untukku,” kata Jerico. Pria itu bersikap seakan-akan tidak memiliki dosa sama sekali.

“Kabarku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status