Share

13. Kejadian Kaki Terkilir

"Nya, kok di sini? Sudah makan?"

Suara vokal Julia kontan membuat Pradnya yang saat ini tengah duduk di depan teras lantas menoleh.

Baru saja Yudhistira melamar Julia. Acara setelah lamaran dilanjut dengan makan malam bersama.

"Eh, Mbak Julia." Pradnya tersenyum kecil. Matanya berbinar-binar begitu melihat Julia melangkah mendekatinya dengan balutan kebaya cantiknya.

"Sudah makan?"

Pradnya mengangguk. "Sudah, Mbak. Mbak Julia kenapa ke sini?"

"Kamu sendiri ngapain di sini?" ujar Julia balik bertanya.

Perempuan itu tersenyum, lalu melemparkan tatapannya ke depan. Samar-samar suara jangkrik terdengar dari kejauhan sana.

"Ngadem, Mbak. Tinggal di pedesaan gini enak kali, ya? Masih belum banyak polusi kayak di Jakarta. Udah gitu, yang didengerin bukan suara kendaraan, tapi suara jangkrik."

"Iya, Nya. Kadang-kadang saya juga kangen suasana begini. Tapi mau gimana lagi, kerjaan di kota nggak bisa ditinggal gitu saja."

"Iya, ya?" Pradnya tersenyum kecil. "Gimana rasanya habis dilamar, Mbak?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status