Selepas kepergian orang tuanya, Giovani terpaksa melanjutkan hidup sebagai penyemir sepatu di sudut Negeri Cosvan, hingga hal mengejutkan tiba-tiba datang padanya. Setelah tiga tahun hidup seorang diri, Gio bertemu dengan sosok misterius yang menyebutkan bahwa kedua orang tuanya masih hidup. Jika Gio ingin bertemu lagi dengan mereka, ia harus ikut ke Negeri Eldoria, dunia baru yang tak pernah ia jajaki sebelumnya, dunia yang sarat akan sihir dan kekuatan magis. Dengan penuh harapan Gio melangkahkan kaki menuju Eldoria memulai petualangan bersama teman-temannya. Tanpa mengetahui bahaya apa yang mengintai mereka, bahkan mengintai dunianya.
Lihat lebih banyakDesa ini dipenuh sorak sorai dan tawa riang penduduknya. Cahaya obor dan susunan kristal memancar di penjuru desa, menciptakan suasana hangat. Pesta penyambutan Willow ini sangat mendadak, tapi tetap saja meriah. Aku berusaha berbaur dengan yang lain, mencoba menyelaraskan langkah kaki dengan irama musik yang memenuhi udara. Makanan lezat tersaji di meja, minuman juga melimpah ruah layaknya sungai. Namun, beban berat rasanya masih menghantuiku. Dari bangku ini bisa kuedarkan pandangan ke seluruh penjuru Desa Shapeshifter. Pesta ini seharusnya menjadi saat-saat gembira, tapi hatiku terasa terbebani oleh rancana gelap yang sedang kucoba sembunyikan di balik senyuman palsu ini. Bisa kulihat Willow sedang menari bersama kedua kakaknya, terlihat sangat bahagia. Bagaimana ia bisa sesantai ini sebelum mengirimkan bencana ke klannya sendiri. Apakah itu semua juga palsu seperti yang sedang kulakukan? Kurasakan tarikan kecil di belakang bajuku. Terlihat beberapa anak mani
Berhari-hari menghabiskan waktu di dalam gua-tidak, maksudku di cangkang seekor kura-kura raksasa, membuatku sedikit melupakan suasana magis di Hutan Dendron. Cabang-cabang pohon saling merangkul memperlihatkan hamparan kegelapan. Pepatah bilang, kekurangan akan selalu diiringi oleh kelebihan lain. Memang benar, sebab aku membuktikannya di sini. “Menurut kalian, mengapa beberapa hewan dan tumbuhan di sini bersinar?” Seluruh perhatian terpusat kepadaku. Willow terlihat berpkir, seperti menimang jawaban pertanyaanku.“Apa kau tidak melihat di sini tidak ada cahaya matahari? Pertanyaanmu sungguh aneh, Gio,” protes Evan kepadaku. Willow terlihat menahan gelakannya. Dasar Evan, kau membuatku seperti orang bodoh di hadapan seorang gadis.“Aku mengerti maksudmu, Gio.” Willow mulai membuka suara, “kalian tahu kan bahwa setiap wilayah di Eldoria ini memiliki roh yang harus di jaga?” Semua mengangguk memperhatikan, “tiap roh itu memiliki kekuatan yang menyeimbangkan wilayahnya. Seperti di sini,
Setelah melalui malam yang cukup menguras emosi, aku tertidur lumayan lama. Aku terbangun dan melihat segala perlengkapan sudah dikemas oleh Willow dan Evan. Segera aku makan untuk mengisi tenaga sebelum berangkat, lalu bergabung dengan yang lainnya untuk membahas kembali rencana kami. Untuk bisa mengalahkan Heka, kami perlu mengumpulkan keempat roh magis dan harus bisa mengendalikannya. Tujuan kami yang pertama adalah mendapatkan roh tanah. Yang ikut dalam perjalanan ini hanya aku, Evan, Willow, dan Kiyo. James akan tinggal dan bertugas menjaga gua, sebab akan sangat berbahaya jika bangsa shapeshifter lain menemukan kami, mungkin perang saudara bisa terjadi. Kami berempat akan bergerak ke arah Timur hingga bertemu dengan sungai perak. Di hulu sungai itu terdapat gunung batu yang menjadi tempat roh tanah bersemayam. Namun, yang jadi masalah adalah sungai perak yang akan kita lewati itu sangat berbahaya, air yang mengalir di sepanjang sungai itu bisa menyebabkan siapa saja yang terke
Setelah berhari-hari menghabiskan waktu berlatih, sepertinya aku harus meminta James menceritakan kisah mengerikan itu setiap saat.Evan terlihat sangat lesu, aku jadi merasa bersalah menyeretnya ke dalam masalah yang bahkan tidak ada hubungannya dengan dirinya. Tidak sendirian, aku pun merasakan hal yang sama. Entah berapa lama aku habiskan waktu di gua ini untuk berlatih bertarung, melihat keluar pun percuma sebab hanya kegelapan yang akan kutemui. Diriku lelah, semangatku mulai terkikis, begitu pula harapan yang begitu bergejolak di hatiku. Aku tidak tahu apa yang akan kuhadapi kedepannya, tidak mungkin berlatih beberapa hari akan membuatku langsung menjadi ksatria hebat yang menyelamatkan seisi dunia. Dengan sisa-sisa anganku untuk bertemu ayah dan ibu kuteguhkan kembali hatiku, kuangkat kembali panah ini untuk berlatih. Aku bisa merasakan pergerakanku berkembang, sudah banyak objek yang kupanah dengan tepat, bahkan bisa membelah targetku.Akan tetapi, aku bisa melihat kekosongan
Kiyo berjalan mendekat ke arahku dan Evan dengan semangkuk air. Aku sedikit kasihan mengingat Evan yang terus mengoloknya saat pertama kali bertemu, padahal ia adalah makhluk yang manis. Dengan tergesa kami berdua menegak habis air yang disuguhkan tadi, napas kami masih terengah-engah, tangan kami mulai kebas dan kaki kami terasa seperti jelly. Sudah dua jam kami berlatih bela diri, setelah Willow memerintahkan kami untuk bersiap memulai misi penyelamatan Negara Api. Sejak itu pula Willow memberikanku sebuah panah, lalu menyerahkan sebilah pedang kepada Evan. Kami berlatih tanpa henti dipandu oleh James. Pria paruh baya itu lebih layak disebut malaikat berhati iblis, dibalik wajahnya yang sangat ramah itu, sifatnya sungguh keji, aku sampai tidak sanggup lagi menggerakkan otot-ototku.“Mana tenagamu, Evan? Ayunkan pedangmu dengan benar, jika ini pertarungan sungguhan, aku tidak yakin kau bisa bertahan selama tiga menit,” ucap James penuh penekanan. Bisa kulihat keadaan Evan yang san
Aku berbaring di atas gumpalan bunga kapas yang terasa sangat nyaman membelai punggungku. Evan sudah lebih dahulu masuk ke alam mimpinya. Ingin kuhabiskan waktu berbaring seperti ini selamanya. Kepalaku dibuat ingin meledak oleh dua orang yang secara tiba-tiba memaksa masuk ke hidupku, sekaligus kenyataan yang terasa menamparku hingga rasa nyerinya begitu nyata di tubuhku.Aku mulai mengerti perasaan Orfeo, rasa cintanya terhadap Euridice telah berhasil membuka gerbang kematian untuknya. Namun, iblis yang selalu menggoda manusia mebuat rasa egois tumbuh menggerogoti hati dan pikirannya, menggantikan rasa cinta yang telah memberinya kesempatan untuk menolong sang pujaan hati.Rasa cintaku terhadap orang tuaku diuji di sini. Apakah aku harus egois? Atau, apakah harus mengorbankan semua milikku untuk tujuan yang bahkan sangat kecil kemungkinannya? Baik, akan kujelaskan bagaimana aku berakhir dengan keadaan menyedihkan seperti ini.“Jadi, kau yang namanya, James?” Setelah melihat lebih sek
Cahaya gemerlap memancar dari dinding-dinding gua menciptakan suasana yang begitu magis di sekitarku. Saat aku melangkah lebih dalam, aku kembali dibuat terpesona dengan formasi stalaktit dan stalagmit yang menjulang tinggi di dinding gua. Sibuk terpesona dengan apa yang ada dihadapanku, aku dibuat terkejut dengan tarikan kuat di lenganku. Kulihat Evan dengan wajah pucatnya mulai merengek.“Gio, ayo kita pulang saja! Lihatlah ini seperti rumah hantu,” pinta Evan sambil memohon.“Lihat baik-baik, Evan, juga dengarkan baik-baik! Begitu indah bukan? Gua ini sangat menakjubkan. Tetesan air dari stalaktit menciptakan melodi yang unik, sungguh menenangkan. Bagaimana bisa kau berpikir tempat ini menyeramkan?” tanyaku heran kepada Evan. “Dasar aneh! Jelas-jelas gua ini menyeramkan. Tidak seharusnya kita mengikuti Burung Hantu itu, bisa saja kita dilenyapkan di sini,” tutur Evan penuh antisipasi. Belum sempat aku menjawab Evan, anak itu kembali merengek, kali ini dengan suara bergetar dan waja
“Hampir saja aku tertidur menunggumu di sini.” Kudengar suara Burung Hantu itu menggerutu.Begitu kubuka mataku, bisa kulihat Evan berlarian kesana-kemari, matanya berbinar penuh kagum, kuarahkan pandanganku ke arah Evan menatap tak berkedip. Satu pertanyaan yang langsung muncul di pikiranku yaitu, tempat apa ini? “Hei, lihatlah, Gio! Bintang di sini sungguh indah, bagaimana bisa ada begitu banyak warna? Mereka seperti melayang, apa ini bintang? Ataukah kunang-kunang?” ujar Evan dengan bersemangat.“Kurasa tidak keduanya,” timpalku kepada Gio. Benda aneh yang bertebangan ini terlalu besar untuk ukuran kunang-kunang, serta tempatnya yang terlalu rendah untuk ukuran bintang, jika ada kastil Kerajaan Cosvan, aku yakin bisa meraihnya dari puncak kastil. “Benar, mereka adalah peri yang menjaga hutan ini. Omong-omong, selamat datang di Eldoria,” lontar Burung Hantu, “lebih tepatnya, di Hutan Dendron, pohon di sini begitu besar sehingga menghalau cahaya matahari. Jadi, jangan heran jika ban
Selepas berjalan cukup lama, kami bertiga telah sampai di depan hutan terlarang. Suasana kali ini berbeda dari sebelumnya. Tadinya diriku diselimuti ketakutan saat memasuki hutan ini, sekarang yang kurasakan hanyalah rasa penasaran. Penasaran tentang siapa burung hantu ini, Heka, keberadaan orang tuaku hingga kaitan diriku dengan Negeri Eldoria. “Apa kau yakin, Evan, ingin ikut bersamaku? Bagaimana dengan ibumu?” tanyaku khawatir. “Sudahlah, aku sudah berjanji kepadamu akan menemanimu hingga kasus ini selesai. Tidakkah kau penasaran? Selama ini tebakkanku benar, mereka belum meninggal. Akhirnya setelah tiga tahun ini, muncul setitik cahaya yang bisa menuntunmu ke orang tuamu,” jawab Evan antusias. “Aku tidak tahu harus apa, Evan, satu sisi aku bahagia dan penasaran, tapi aku juga takut untuk terlalu berharap,” ungkapku jujur kepadanya. Kurasakan tepukan pelan di pundakku. Aku mengerti pesannya itu, Aku memang bingung, tapi aku tahu, aku tidak sendirian. “Tak kusangka, pemberian nam
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.