Share

Air Mata yang Tidak Mengalir

Kejadian saat di pantai hari itu, sudah cukup membuat hati Arum gelisah. Kekecewaan yang mendalam entah pada seseorang atau bahkan pada diri sendiri. Lalu kejadian buruk kembali terjadi, kali ini menimpa ibunya sendiri.

“Aku berpikir dengan kepergianku, semua akan tenang tapi nyatanya malah ibu yang meninggalkanku.”

Rasa sedih di hati yang amat mendalam, anehnya tak setetes air mata pun mengalir. Ekspresinya mungkin terlihat panik dan sedih tapi hanya itu saja. 

Lantas ia menjatuhkan kedua kakinya, lutut menghantam lantai. Terasa sedikit sakit. Perlahan jari-jemari Arum membelai wajah hingga rambutnya. Wajah pucat itu sudah tidak lagi bisa membuka mata apalagi tersenyum seperti biasa. 

“Tolong bersabarlah,” ucap salah satu tetangga seraya menepuk pundak Arum dari belakang.

“Kami semua turut berduka atas kejadian ini, Arum.” Disusul ol

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status