Share

Bab 43. Masalalu 2

"Ma, kapan Aarav bisa sembuh Ma? Kapan? Aarav capek Ma." Aarav kecil menatap Mamanya dengan lesu. Rona merah yang menandakan habis menangis ia hiraukan begitu saja. Sudah hampir satu tahun ia di negeri orang tapi apa? Tidak ada perubahan sama sekali.

"Ma, kata Mama Aarav bakal sembuh. Tapi kapan?" Aarav kembali menangis, tubuhnya semakin bergetar.

Keila yang melihat putra bungsunya ini menangis tidak bisa menahan tangisnya yang ikut jatuh. Segera mungkin Keila memeluk tubuh Aarav yang begitu kecil ini. Lihat, bahkan tulangnya tampak tidak ada daging saja. Kurus kering.

"Sabar ya sayang, Mama lagi usaha buat nyari pendonor jantung, Nak. Mama juga lagi usaha buat kamu." Keila mengusap-usap punggung anaknya. Menenangkan bahwa semuanya pasti akan baik-baik saja.

"Untuk sekarang Aarav harus mau makan obat dan terapi jalan ya? Setidaknya dengan begitu Aarav bakal sembuh."

"Mama bohong, bilangnya kalau Aarav minum obat Aarav bakal sembuh. Tapi, kenapa rasanya selalu sakit, Ma? Di sini ….
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status