Share

Bab 47. Sebuah Perasaan

"Kalian … saling kenal?" tanya Aarav melihat keduanya. Tatapan yang sebelumnya terkunci diantara Kinara dan Devan membuat Aarav risih dibuatnya.

"Tidak!"

"Tentu saja kenal."

Jawaban yang berbeda membuat Aarav menoleh pada Kinara. Dia menuntut pertanyaan dari keduanya. Tatapan Aarav juga tertoleh pada Devan. Pria itu hanya menatap Kinara dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Turunkan pandanganmu Paman! Dia istriku!" kata Aarav tidak suka pada pandangan yang ditujukan Devan pada istrinya. Ya, Devan adalah pamannya—adik Darren. Atau anak terakhir Vanzo.

"Ayo keluar," kata Aarav pada Kinara.

Kinara menurut, keluar dari mobil dengan perasaan gelisah. Terkejut pula akan kebenaran yang satu ini.

Devan? Dia … pamannya Aarav?

Gemetar sudah kaki Kinara kala tatapan Devan tertuju padanya. Entah apa arti dari tatapan itu,namun berhasil membuat jantungnya menciut.

Kinara mendekat pada Aarav, memeluk lengannya dengan erat. Menghindari tatapan Devan yang sedari tadi mengarah padanya.

Aarav mer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status