Share

Bab 45. Sebuah Harapan

"Kinar?"

"Heum?"

"Boleh saya bertanya?" Aarav menggenggam erat tangan mungil istrinya. Tatapannya sayu dalam menatap. Sebuah ingatan yang dulu tersimpan teringat kembali dalam pikiran. Membuat Aarav merasakan arti ketakutan itu untuk yang kedua kalinya.

Jujur. Ia ingin panjang umur. Ingin membina rumah tangga dengan Kinara, seseorang yang selama ini ia inginkan kehadirannya. Semata-mata bukan karena jasa Ayahnya Kinara dahulu yang memintanya untuk menjaga dia, melainkan jiwa ini yang terasa sudah tertaut dengan hati Kinara.

Tidak terasa, air mata dipelupuk mata Aarav jatuh juga. Membuat Kinara dengan segera menghapusnya.

"Mas mau bertanya kan? Gak perlu menangis Mas," ujar Kinara dengan senyuman kecil.

Kinara tidak tahu saja kalau tangisan itu tangisan akan ketakutan Aarav. Ada begitu banyak hal yang sekarang Aarav takuti.

Pertama, Aarav takut jika mulai detik ini umurnya tidak akan bertahan lama. Seperti yang dulu-dulu. Walau dokter memberitahukan bahwa ini hanya gejala kecil ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status