Mengadopsi Anak Setan

Mengadopsi Anak Setan

Oleh:  Fbrmanda  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
13Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA SERTA MENGANDUNG KONTEN SENSITIF! Sosok gadis kecil itu diberi nama Anak Setan. Ia diasingkan ke tengah-tengah hutan belantara lantaran sering menghabisi nyawa manusia yang jauh dari Tuhan. Konon katanya, siapapun yang berani mendekatinya akan mendapat kutukan selama tujuh turunan. Risna dan sang suami tidak percaya dengan hal-hal berbau klenik. Karena ingin memiliki anak perempuan, akhirnya mereka berdua sepakat untuk mengadopsi sang Anak Setan. Berbagai kesialan perlahan menimpa, bahkan sampai merenggut satu per satu nyawa. Akankah keduanya selamat setelah mengadopsi anak terkutuk itu? Atau justru mereka akan meregang nyawa sama seperti korban sebelum-sebelumnya? Kalian akan menemukannya dalam kisah ini.

Lihat lebih banyak
Mengadopsi Anak Setan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zain losta masta
openingnya bikin gua tertarik.. cek juga novel saya ya kak, mohon pendapat dan sarannya dari kakak....
2022-12-25 08:54:24
0
13 Bab
Prolog
"Pak, sholat dulu. Sudah adzan Maghrib itu," ujar seorang perempuan beberapa saat setelah mendengar suara adzan dari surau terdekat."Libur dulu lah, Buk. Bapak masih capek. Hari ini panen kita lumayan banyak jadi harus kerja ekstra. Toh, rezeki kita masih lumayan."Sang istri lantas menoleh. Suaminya ini memang susah sekali bila diajak beribadah. Apalagi sejak tanaman cabai mereka memberikan hasil yang melimpah, suaminya semakin jauh dari Tuhan lantaran menganggap hidupnya sudah berkecukupan. Ia lupa, bahwa Yang Kuasa mampu memutarbalikkan derajat manusia. Bila saat ini kita bergelimang harta, belum tentu esoknya akan mengalami nasib serupa."Bapak nggak boleh gitu. Inget Tuhan cuma pas lagi butuhnya saja. Giliran sudah merasa mampu, langsung lupa segalanya.""Wes tho, Bu, menengo. Bapak ini lagi capek habis pulang dari kebun, jangan malah diceramahi."Istrinya menc
Baca selengkapnya
1. Rumah Setan
"Itu rumah siapa, Mbok? Kok, ada di tengah hutan begini?" Risna berkerut heran dan menghentikan ayunan kakinya ketika menjumpai pondok terpencil saat mencari kayu bakar bersama Mbok Darmi.Aneh sekali. Ada rumah di tengah-tengah hutan begini. Bangunannya hanya berupa bilik kayu yang sudah mulai lapuk dimakan rayap, mungkin karena telah lama ditinggalkan pemiliknya. Tumbuhan sejenis sulur memanjang hingga ke atap rumah, rumput-rumput liar tumbuh dari halaman hingga ke depan pintunya yang tertutup rapat, juga dedaunan kering yang sudah seperti tumpukan sampah menutupi sisa lantai tanah di teras depan. Rumah itu seolah hanya menunggu giliran untuk merobohkan dirinya.Risna terpaku selama beberapa saat. Sedikit melangkahkan kaki ketika ada sesuatu yang menariknya untuk mendekat. Hingga akhirnya Mbok Darmi menarik lengan majikannya dan memberi peringatan."Jangan didekati, Nduk. Itu rumah setan. Rumah terkutuk ya
Baca selengkapnya
2. Serangan Pertama
Risna menyalakan senter pada ponselnya kemudian maju perlahan-lahan, menghampiri sesosok gadis kecil yang tetap memandang ke arahnya dengan tatapan mengerikan."Mbok kalau takut di luar saja, ya, jangan ikut masuk ke dalam. Saya cuma ingin memastikan kalau anak itu nggak kenapa-napa," ujar Risna tak berkedip."Iya, Nduk. Hati-hati. Awas jangan terlalu dekat."Anak itu berada di sudut ruangan. Kondisinya tak berpakaian dengan kulit yang sedikit menghitam karena tak pernah bersentuhan dengan air. Rambutnya panjang dan tak terawat, mungkin ada banyak kutu di dalamnya. Tubuhnya kurus dan matanya menghitam. Sementara kedua tangannya diikat dengan seutas tali yang dikaitkan pada paku besi yang tertancap kuat di dalam tanah.Risna yakin, dia memakan tikus dan serangga-serangga kecil yang melintas di sekitarnya untuk bertahan hidup, mungkin juga mengonsumsi air seninya sendiri karena tak ada pas
Baca selengkapnya
3. Keadaan Risna
"Ki ...! Ki Larmo! Ki ...! Tolongin saya, Ki!" teriak Mbok Darmi di depan sebuah rumah panggung sederhana milik salah satu tetua di desa Keramat.Tak lama, laki-laki yang sudah sepuh berpakaian serba hitam dengan sebuah ikat kepala berupa kain batik berjalan keluar rumah. Menghampiri Mbok Darmi yang kini ngos-ngosan setelah berlari cukup jauh."Ono opo, Darmi?" Laki-laki yang dipanggil Ki Larmo berdiri di undakan teratas rumahnya. Sementara ia harus menunduk karena Darmi berada di bawah undakan tangga."Anu, Ki ... Nduk Risna, majikan saya. Dia nekad masuk ke rumah setan dan nggak bisa keluar. Saya takut terjadi apa-apa sama dia, Ki.""Setan Alas!" Tanpa banyak basa-basi lagi, Ki Larmo bergegas turun dan mengambil obor yang terpasang di samping undakan tangga, lalu berlari masuk ke dalam hutan diikuti oleh Mbok Darmi di belakangnya.Di pertengahan jalan, keduanya tak
Baca selengkapnya
4. Mengadopsi Anak Setan
"Mengadopsi?" Semua orang serempak bertanya.Risna mengangguk cepat. "Iya, saya pengen punya anak perempuan. Saya janji akan merawat dia seperti anak saya sendiri," ujarnya sendu sambil menatap anak perempuan itu lekat-lekat.Sejak melihat anak perempuan itu pertama kali, Risna memang sudah jatuh hati. Diluar latar belakang dan segala kisah mistisnya, Risna yakin bahwa ia hanyalah seorang anak kecil yang juga membutuhkan kasih sayang. Risna hanya ingin memberikannya sepenuh hati.Tiba-tiba Ki Larmo maju beberapa langkah. "Ojo wani-wani! Sampean nggak ngerti wujud asline. Bahaya. Sudah banyak yang jadi korbannya," bantah Ki Larmo dengan tegas."Tapi dia nggak seseram yang kalian pikir, Ki. Kurasa dia cuma anak kecil yang mengalami gangguan mental karena bertahun-tahun diasingkan. Dia hanya butuh psikolog. Dan saya akan memberikan semua itu untuk kesembuhan dia." Risna tetap bersikeras.
Baca selengkapnya
5. Ulah Anak Setan?
"Nduk, bangun! Nduk! Nduk Risna!" panggil Mbok Darmi seraya mengoleskan minyak angin pada bagian bawah hidung Risna. Perempuan itu mengerjapkan kelopak matanya kemudian terbangun. Setelah sadar, ia melihat ke sekeliling dan terkejut ketika pemandangan hutan yang masih cukup rindang menyapa indra penglihatannya. "Mbok, kita ...?" "Tenang dulu, kita masih belum sampai di kota. Sampean dan keluarga baru saja mengalami kecelakaan," terang Mbok Darmi membuat Risna terkejut setengah mati. "Kecelakaan, Mbok?" Risna terduduk di pinggir jalan dengan alas seadanya. Kemudian mengamati sekitar dan begitu syok ketika mendapati mobil yang ia tumpangi sudah ringsek menabrak pohon. Bagian kap mesin mobil sudah terbuka dan diselubungi asap serta kaca depannya juga retak parah. "Terus yang lainnya gimana, Mbok?""Tenang, Nduk, tenang. Pak Hasnan cuma luka ringan di bagian kepala sama kakinya. Den Satria tadi sempat pingsan sebentar, tapi suda
Baca selengkapnya
6. Namanya Narnia
Menjelang matahari tenggelam, Risna dan keluarganya baru sampai ke rumah. Seusai makan malam, mereka berkumpul di ruang tengah untuk membicarakan sesuatu. Tak lupa, anak perempuan dengan tatapan seram itu juga ikut bergabung bersama mereka."Karena kalian semua sudah berkumpul di sini, aku mau ngasih tahu hal penting." Risna menggandeng tangan anak perempuan yang duduk di sebelahnya. Kedua sudut bibirnya selalu merekah, melambangkan hatinya yang sedang berbunga-bunga meskipun baru saja tertimpa musibah kecelakaan. "Aku sama Mas Hasnan sudah sepakat, ingin mengadopsi anak perempuan ini dan memberinya nama ... Narnia.""Narnia?" Semua orang serempak bertanya.Mbok Darmi dan Mang Jajang saling tatap. Risna ini, sepertinya sudah terkena pengaruh anak setan sehingga keanehan apapun yang menimpanya hanya dianggap sebuah kebetulan."Tolong sayangi Narnia seperti kalian menyayangi anggota keluar
Baca selengkapnya
7. Daging Ayam Mentah
"Ya Allah Gusti! Sampean makan daging mentah?!" Mbok Darmi terkejut setengah mati sampai membanting cangkir kopi yang hendak ia berikan pada Hasnan. Bagaimana tidak, saat tak sengaja melihat pintu gudang yang terbuka, ia berniat untuk menutupnya kembali. Namun, belum sempat niatnya itu terlaksana, bayangan seorang anak perempuan yang tengah menyantap daging ayam mentah justru mengejutkannya. Kini Narnia sang tersangka, malah tetap asik mengunyah tanpa memedulikan kehadiran orang lain dalam ruangan tersebut. Ia begitu rakus seperti orang kelaparan meskipun yang ia konsumsi bukanlah daging matang yang telah diberi bumbu. Dari arah lain, datang Risna dan Satria yang langsung memasang wajah jijik saat melihat kelakuan Narnia. "Kamu kenapa makan daging mentah, Nak? Ayo, muntahkan. Nanti kamu sakit perut." Risna segera menarik anak perempuan itu dan membuang sisa daging yang sudah tinggal separuh. Narnia langsung merengut saat santapanny
Baca selengkapnya
8. Terbawa Emosi
Pintu depan berderit pelan. Sosok remaja tanggung menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Gelap. Suasana sunyi. Sepertinya semua orang sudah memasuki alam mimpi. Ia masuk perlahan-lahan, menahan langkah demi langkah agar tak menimbulkan suara yang dapat membuat semua orang terbangun.Hampir berhasil menjalan misi, satu langkah lagi ia akan sampai ke kamar tanpa ketahuan. Padahal ia sudah sangat yakin tidak akan ada orang yang memergokinya. Tapi tiba-tiba suara seseorang mengalun tegas dari balik kegelapan."Apa sekarang anak kelas satu SMP juga ada jam lembur?"Cklek!Semua lampu menyala terang. Kegelapan yang menyembunyikan tubuhnya kini sudah tidak ada lagi. Remaja tanggung itu celingukan mencari sumber suara dan terkejut setengah mati saat menjumpai semua orang yang sudah berkumpul untuk menanti kepulangannya. Tak ada keramahan, masing-masing mereka memasang wajah serius.
Baca selengkapnya
9. Kabar Baik atau Buruk?
Seorang wanita berjas putih berdiri di sisi ranjang sambil mengalungkan stetoskop ke lehernya. Setelah diminta memeriksa keadaan Risna ia tersenyum ke arah Hasnan yang tampaknya sangat mencemaskan sang istri. "Ini bukan kabar buruk, Pak Hasnan. Jangan terlalu khawatir." Hasnan mengusap lembut surai istrinya lantas bertanya, "Memangnya istri saya kenapa? Kenapa dia tiba-tiba pingsan, Dok?"Wanita itu lagi-lagi tersenyum. Sambil menyiapkan resep yang harus ditebus, ia mulai menjelaskan keadaan Risna. "Istri Pak Hasnan itu ... sedang hamil muda. Usia kandungannya baru satu bulan." Senyumnya kian merekah. Risna dan Hasnan terdiam beberapa detik kemudian saling pandang. "Hamil?" ucapnya berbarengan. "Iya. Selamat menanti kehadiran anggota keluarga baru, ya, Pak, Bu. Saya harap kalian menjaga kandungannya dengan baik. Kalian pasti tahu kalau masa-masa tiga bulan pertama itu cukup rentan," jelas wanita itu setelah meny
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status