Share

BAB 42

Bayangan suaminya yang sangat menyebalkan itu terus saja muncul, ingin sekali ia keluar dari rumah itu sejenak supaya suaminya itu tahu bagaimana rasanya jika ia benar-benar kabur dari rumah itu.

Namun sepertinya itu sangat suli dan thampir tidak mungkin.

Para pengawal terlihat selalu berjaga satu kali dua puluh empat jam sehari di sekitar pintu dan gerbang depan.

Dzurriya menunduk pasrah di kursi depan. Jangankan gerbang, ia juga tidak mungkin diizinkan keluar dari pintu itu.

“Apa kau ingin keluar dan berjalan-jalan sebentar?”

Ia mendongak kaget, Ryan telah berdiri di depannya dan tersenyum manis.

‘Bagaimana dia tahu?’ tatapnya heran.

“Aku melihatmu mondar-mandir melihat depan dari tadi.”

‘Aku bahkan belum bertanya’ tatapnya bengong.

“Kalau tidak mau tak apa, aku akan keluar sendiri.” Ujar Ryan yang tampaknya menyadari kebingungannya.

“T–tunggu, apakah boleh?” Tanya Dzurriya dengan berbinar-binar. Setelah dikurung begitu lama dan merasakan sedikit keluar, ia jadi ingin keluar dan k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status