Share

Chapter 2

[ Datanglah nanti malam ke Hotel Jasmine.

100 juta akan ditransfer langsung ke rekeningmu setelah selesai.

Oh, iya. Nomor kamar akan menyusul. ]

Aluna memejamkan mata.

Lewat kenalan lamanya, Aluna akhirnya menemukan “pria” yang mau membayar tubuhnya mahal.

Jujur, Aluna tidak pernah menyangka dirinya akan melakukan pekerjaan kotor ini.

Tapi, semua yang ia lakukan demi anaknya.

Dalam balutan dress selutut berwarna hitam itu nampak sangat pas di tubuhnya, Aluna pun keluar dari kos-kosan petak yang hampir 1 tahun ia tinggali.

Ditujunya sebuah hotel yang sudah diberitahukan oleh temannya itu.

“Kamar 66?” gumam Aluna begitu tiba sembari memastikan pesan temannya yang muncul di layar ponselnya yang retak.

Tak lama, diketuknya pintu kamar dengan pelan sampai akhirnya pintu itu anehnya terbuka sendiri.

Aluna pun masuk.

Hanya saja, dia begitu bingung karena semuanya gelap.

Grab!

Tiba-tiba saja tubuhnya dipeluk dari belakang!

Aluna sontak terkesiap dan menjauh. Namun, tubuhnya ditahan oleh pria di belakangnya.

Tak hanya itu, sebuah gelas wine mendadak di depannya.

“Minum.”

Deg!

Sebuah suara bariton yang begitu mendominasi terdengar di telinganya.

“Semua untuk Gio. Aku akan melakukan apapun untuk menyelamatkan anakku,” batinnya–menguatkan diri.

Glek!

Menahan gemetar di tubuh, Aluna langsung menegak minuman yang terakhir dia rasakan tak sengaja 7 tahun lalu.

Mungkin setelah meminum minuman ini, ia tidak terlalu jijik saat berhubungan dengan pria asing di belakangnya.

Hanya saja, begitu minuman itu habis, Aluna merasakan tengkuknya ditarik.

Bibirnya juga bersentuhan dengan benda kenyal nan basah.

Sesuatu yang mengingatkannya akan malam itu…

Ting!

Entah mengapa, sebuah alarm seolah muncul di diri Aluna.

Tindakanya ini sangat salah….

Seandainya Gio sembuh, apakah anaknya itu akan menerima jika tahu ibunya menjual diri?

“Maaf, aku tidak bisa!”

Didorongnya dada pria itu hingga menjauh.

Aluna lantas menuju pintu untuk keluar.

Hanya saja, ia tak menyangka jika tubuhnya justru kembali ditarik dari belakang.

Seketika, ia merasakan dirinya melayang—digendong oleh pria yang bertubuh kekar ini.

Bugh!

Wanita itu merasakan tubuhnya dihempaskan di atas ranjang.

Dan tak lama, bibirnya kembali dilumat dengan gairah.

“Emmphh….”

Aluna mendadak pusing—sepertinya alkohol tadi mulai bekerja.

Dia berusaha meminta pria itu berhenti.

Tapi, seluruh pakaian yang digunakannya justru dilucuti.

“Aku mohon lepaskan aku…” rintih Aluna saat tautan bibir keduanya terlepas.

“Tidak bisa! Aku sudah membelimu mahal-mahal!”

Bersamaan dengan itu, pria itu “bermain” di seluruh tubuh Aluna.

Menjelajahi tubuh yang hanya pernah dijamah sekali saja itu.

“Akh!” jeritnya, menahan sakit saat benda tumpul itu masuk perlahan ke dalam miliknya.

Aluna merasa ingin menangis. Terlebih, kala merasakan pria itu terus bergerak di atas tubuhnya. Hanya bisa pasrah. Aluna membiarkan pria itu mengoyak dirinya, mengoyak harga dirinya. Pria itu begitu menikmati tubuhnya yang tidak berdaya.

“Kenapa kau begitu nikmat?!”

Ucapan itu tidak terdengar bagai pujian di telinga Aluna.

Dia justru ingin menangis karena … merasa sangat kotor.

Aluna menarik napas panjang.

Dia harus segera keluar dari kamar ini secepatnya.

Jadi, tanpa memperdulikan pria yang akhirnya tidur di ranjang itu, Aluna mencari pakaiannya dan pergi menuju kostannya.

Dicobanya menguatkan diri.

Setidaknya, 100 juta akan didapatkannya besok pagi, sehingga biaya rumah sakit Gio lunas.

Ya tidak lebih dan tidak kurang....

Setelahnya, Aluna akan melupakan hari itu dan kembali seperti biasa.

Hanya saja ... siapa sangka begitu terbangun pagi-pagi, Aluna justru menemukan teman lamanya menatapnya tajam?

“Aku menyuruhmu datang ke kamar 68! Kenapa kau tak datang?” marahnya pada Aluna.

Jantung Aluna berdegup kencang mendengar ucapan temannya itu.

“68? Bukankah kau menyuruhku ke kamar 66?” tanya Ibu Gio itu, begitu panik.

Tidak mungkin ‘kan Aluna memberikan tubuhnya secara cuma-cuma tadi malam?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status