Share

Bab 30: Nasehat

Keesokan harinya, Mentari tidak ke kantor. Dia menelepon mentornya dengan alasan tidak enak badan. Matanya bengkak, suaranya serak dan tubuhnya terasa lelah.

"Tari, sudah jam delapan, makan dulu," ajak ibu menyibak tirai pintu. Mentari masih ingin tidur, tapi matanya tidak bisa tertutup lagi. Dia hanya ingin berbaring saja, namun dia harus menuruti kata ibunya. Kalau tidak, ibunya akan membawakan makanan ke dalam kamar, bahkan menyuapinya dia tidak ingin makan. Padahal dia sedang tidak ingin makan.

Namun, di dapurlah dia kini berada, dengan sepiring sup di depannya, beserta sedikit nasi di samping mangkuk sup. Dan segelas jus buah campur dari beberapa sisa buah rujak Cahya kemarin. Ibunya mengerti di saat-saat seperti ini Mentari tidak memiliki nafsu makan.

"Feliz mana, Bu?" tanya Mentari mengaduk-aduk sup tanpa selera.

"Sedang bersama Cahya. Ayo, dimakan."

Mentari mengambil sedikit kuah sup dan memasukkannya ke dalam mulut. Hambar, itulah rasanya bagi Mentari. Begitu juga jus buah ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status