Share

48). Makan Siang dan Buku Harian

***

"Makan siang berdua? Tumben banget, Dan?"

Sebuah senyuman melengkung terukir begitu saja di bibir Felicya ketika sebuah ajakan makan siang tiba-tiba saja dilontarkan Danendra melalu telepon.

Menghentikan kegiatan menggambarnya, Felicya tergesa-gesa menjawab panggilan Danendra saat ponselnya berdering. Tak disangka, sebuah kabar baik ternyata diterimanya hari ini.

"Iya lagi pengen aja, mau enggak?" tanya Danendra dari seberang sana.

"Maulah, kapan?"

"Sekarang aku ke butik kalau kamu mau," kata Danendra. "Kita makan siang di dekat butik kamu aja."

"Oh boleh, Dan. Aku mau kok, jemput aja ya," kata Felicya.

"Siap."

"Tapi, Dan."

"Ya?"

"Adara gimana?"

"Dia lagi keluar sama temannya," ungkap Danendra yang lagi-lagi membuat Felicya bahagia.

"Oh oke deh, aku siap-siap dulu ya, Dan."

"Iya, Fel."

Memutuskan sambungan telepon, Felicya tak hentinya mengukir senyum sambil menggenggam erat benda pipih di tangannya.

"Danendra ... tumben banget dia ajak makan siang? Biasanya kan Adara terus? Ah, la
Cacavip

Maaf ya kemarin enggak up, ada kesalahan teknis hehe. Sekarang sebagai ganti, 4 bab~

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kaka Mila
Sebenernya perbuatan Feli gak salah2 amat sii menurutku, toh juga dia melakukan itu ada sebab, dan seharusnya Danendra itu terimakasih tau sama Feli, dia jadi tau apakah dara udah move on atau belum sama Rafli atau belum dan jawabannya masih belum kan, kasian banget Danen
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status