Share

51). Menyambut Mertua

***

"Dan."

Danendra yang sedang mengeluarkan barang belanjaaan dari bagasi seketika menoleh ketika Adara menghampirinya.

"Kenapa, Ra?"

"Degdegan."

"Hah?"

Adara menyimpan telapak tangannya di dada. "Jantung aku degdegan, Danendra," ucapnya. "Ngobrol sama Mama Teresa aja udah buat aku keringat dingin, apalagi sama Papa Adam."

Danendra terkekeh. "Sebegitu takutnya kamu sama Papa aku?" tanyanya dan Adara mengangguk sebagai jawaban. "Papa aku enggak nyeremin kok, Ra."

"Tapi wajahnya-"

"Garang?" potong Danendra. "Tenang aja, wajah Papa aku emang gitu, tapi baik kok. Percaya deh sama aku, lagian Papa aku masih makan nasi, jadi enggak usah takut."

"Dih, kamu tuh."

"Boleh minta tolong?"

"Apa?"

"Bawain ini," pinta Danendra sambil memberikan kresek putih berisi dua buah cake.

Setelah mendapat telepon dari kedua orang tuanya yang akan datang ke apartemen, Danendra dan Adara memang sengaja mampir ke supermarket karena stok makanan di apartemen menipis.

Tak pandai membuat makanan, tentu saja Adara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status