Share

134. Si Lidah Pahit

Tak lama kemudian, Qizha muncul. Wanita itu menuruni anak tangga dengan bantuan kruk.

"Qizha, mama ingin menanyakan kepadamu satu hal, tapi sebelumnya, mama ingin tahu, kenapa kamu pakai kruk begini?" tanya Habiba yang baru tahu kalau menantunya itu dalam kondisi tidak baik- baik saja.

"Ini kemarin kecelakaan dikit pas naik mobil sama teman. Tapi nggak apa- apa kok," sahut Qizha dengan tenang.

"Sungguh? Itu kamu sampai harus pakai kruk loh, berarti parah ya? Ada yang patah?"

"Enggak, Ma. Cuma kaki agak sakit jadi butuh bantuan kruk."

Qasam mengawasi wajah mamanya dengan serius, takut mamanya akan curiga.

Habiba mengangguk.

Akhirnya Qasam lega melihat mamanya mengangguk.

"Baiklah, sekarang mama mau tanya, ini Sina adalah adik tirimu, kenapa kamu biarkan dia menjadi pembantu di sini?" tanya Habiba.

Qizha menatap Qasam, takut salah menjawab. Pria itu bisa saja kecewa padanya jika ia sampai salah bicara. Namun Qasam hanya diam, tak memberikan kode apa pun. Sepertinya dia memasrahkan ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
Sina g' sadar diri.padahal mamanya sendiri yang telah membunuh qansha
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
emang kalo orang seperti Sina ini tidak akan pernah berubah.selalu saja berpikiran jahat terhadap qizha
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
Aduh..jg gemes pingin nimpuk Sina....ayoo Qasam bantu Qizha,lah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status