Share

Aku Capek!

Sejak kepergian Aisya, untuk selamanya, Bara semakin sering murung. Bahkan, dia masih saja terus menyalahkan diri sendiri, atas kematian Aisya. Berkali-kali umi menasihatinya, tapi hatinya masih belum terima.

"Makan dulu, Nak!" Umi membuyarkan lamunannya. Dia yang tengah duduk di ayunan, sontak menoleh.

"Belum lapar, Mi," sahutnya cepat.

Umi Khofsoh menghela nafas pelan. Kerjaan Bara hanya melamun. Bahkan, beberapa proyeknya tak pernah diurus. Dia menyerahkan sepenuhnya pada orang kepercayaannya.

"Mas, makanlah! Jangan menyiksa diri sendiri!"

Cintya muncul di belakang umi, dengan membawa sepiring penuh nasi, serta lauknya. Selama ini, dia dengan telaten merawat dan memberi semangat hidup untuk Bara. Meski, kini suaminya lebih memikirkan nasib mendiang madunya. Namun, Cintya belum putus asa. Dia ingin mengembalikan Bara yang dulu. Seperti saat tidak ada kehadiran Aisya dalam kehidupan mereka.

Cintya lantas mendekati Bara. Disendoknya nasi, lalu mendekatkan ke mulut suaminya.

Pran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Saleha Usman
cyntia oh cyntia
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
alah wanita bodoh..gaya menunggu janin lahir,ntar sudah lahir makin cinta lo sama si bara..alsan aja ada janin..disakiti ujung2nya nangis..
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
kamu bodohh, lebih baik tinggalkan laki² brengsekkj itu... ini gakk bertele² aja.. ngapain mempertahankan laki2 bangsat pengkhianat lagi..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status