Share

Diamnya Cintya

Dua malam dirawat, kondisi Aisya mulai membaik. Dua hari itu pula, Bara tak pulang sama sekali. Waktunya ia habiskan untuk menemani Aisya, bergantian dengan ibu mertuanya. Aisya juga sudah mulai mau makan, meski hanya sedikit. Setidaknya ada asupan tenaga yang masuk.

"Umi, apa dulu pernah berniat cerai dari abah?" tanya Cintya, saat mereka tengah membersihkan taman. Cintya memangkas tangkai bunga yang layu. Sementara umi Khofsoh mencabut rumput liar.

Mendengar pertanyaan menantunya, umi Khofsoh menghentikan aktifitasnya. Dia menatap lekat Cintya. Dia lantas membersihkan tangan, lalu duduk di ayunan.

Cintya juga menghampiri umi. Dia mengusap peluh yang menetes di dahi, dengan punggung tangan.

"Apa sudah menyerah, Nduk?" Umi Khofsoh justru balik bertanya.

Cintya menunduk dalam. Jemari tangannya bertaut satu sama lain. Entah kenapa, dia justru deg-degan.

"Umi dulu mengetahui abah menikah lagi, saat Bara sudah dalam kandungan. Belum lama dari kelahiran Bara, abah sudah meninggal. All
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Rina Wati
tinggalkan saja laki ya sok adil itu,,muak juga liatnya,kl memang adil walaupun Aisah sakit dia hrs tetap dong perhatiin Cintya Mala LG hamil muda,sok2 an mersa2 didpn chyinta mana otakmu bara
goodnovel comment avatar
srie marni
baca ini bikin darting , liat kelakuan bara... dah persis sama namanya....
goodnovel comment avatar
mega silvia
bagus Cintya ....tinggalkan bara laki laki gk guna..,. semoga kedepannya ada seseorang yg dpt membahagiakan mu lebih dr bara selama ini mudah mudahan bara dan Aisyah juga kena karmanya .,gerem banget dech sama yg namanya pelakor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status