Share

Dipecat

"Bangun, Nduk!"

Umi Khofsoh membangunkan Cintya yang sedang tidur pulas. Sebenarnya ia tak tega, tapi karena matahari hampir terbit, mau tak mau Cintya harus bangun.

"Sholat Subuh dulu, Nduk."

Umi Khofsoh melipat mukena dan sajadah yang baru saja digunakan. Setelah mengenakan kerudung, umi berjalan keluar.

Mendengar umi membuka pintu, Cintya mengulet. Matanya masih berat, untuk dibuka. Dia duduk di tepi ranjang, dengan mata masih terpejam. Hampir lima menit, dalam posisi seperti itu, akhirnya Cintya memaksa membuka matanya. Dia berjalan mendekati meja rias. Betapa kaget, ternyata matanya begitu bengkak. Pasti karena dia menangis terlalu lama semalam. Namun setidaknya, hatinya merasa lega.

Cintya bergegas mandi, agar umi tidak melihat mata bengkaknya. Lama sekali ia berada dalam guyuran shower. Setelah memastikan bengkaknya berkurang, dia segera membalut tubuhnya dengan handuk.

Cintya segera mengenakan pakaian dan melakukan kewajibannya. Buru-buru ia memoles tipis wajahnya dan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status