Share

Kecelakaan

"Ayo pulang!" ajak Cintya, karena hari sudah mulai gelap.

Umi Khofsoh masih saja kepikiran Bara. Harus dengan cara apalagi, menasihatinya. Dengan lemah lembut dan mendiamkannya sudah pernah, tapi tetap saja Bara tidak berubah. Dia benar-benar takut kehilangan Cintya. Kalau benar sampai Cintya menggugat cerai, otomatis dia akan berjauhan dengan cucu semata wayang..

Umi Khofsoh memijit pelipis, yang tiba-tiba terasa pening. Cintya masih membayar makanan mereka.

"Kenapa, Umi?" tanya mbah Yah, karena umi tak kunjung beranjak.

"Pusing kepala saya."

"Mari saya bantu berdiri!" Mbah Yah memang tak perlu diragukan lagi. Dia bukan hanya pembantu, tapi juga bisa menjadi teman umi.

Mereka berjalan terlebih dahulu ke mobil. Sepertinya Cintya sedang menunggu kembalian. Setelah menerima kembalian, Cintya segera memasukkan ke dalam tas.

"Kok tiba-tiba gerimis?" gumam Cintya sambil berlari kecil.

"Sepertinya mau hujan, Bu," ujar mbah Yah, sambil menutupi kepalanya dengan tas.

"Iya, kenapa juga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Fefen velos
gag ad kerjaan nangisi suami macam tu lakik, mati aja sekalian
goodnovel comment avatar
Suyanti Kepri
Tgg up brp hr...karma
goodnovel comment avatar
Marianah
ngapain laki model si bara km tangisin cintya. diaaja gk peduli km dan ankmu koq. lbh milih sm aisya. biarsj dia kecelakaan sm gundiknya anggap sj itu karma kecil bara.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status