Share

Terlupakan

Cintya buru-buru mengusap ujung netranya dengan tangan. Dia tak mau terlihat cengeng di hadapan anak-anak yang tengah berbahagia. Cintya mengelus kepala anak perempuan, yang ditaksir berusia empat tahunan. Senyumnya lebar, memperlihatkan barisan giginya yang ompong. Hatinya terenyuh, melihat pemandangan yang menampar jiwanya. Kurang bersyukur apa dia selama ini? Hanya karena belum diberi momongan, dia sempat marah pada Tuhan. Dia merasa hidupnya paling menyedihkan. Padahal, masih banyak orang yang bernasin kurang beruntung daripada dirinya.

Acara ditutup dengan do'a, agar janin yang dikandungnya diberi keselamatan sampai tiba waktunya melihat dunia.

"Aamiin," ucap mereka serempak, mengaminkan do'a dari sang ustadz, yang dulu pernah ia temui.

Setelah acara selesai, santri yang sudah besar membagikan nasi kotak dan juga kue. Wajah penuh tawa itu kembali menarik perhatian Cintya. Hanya dengan nasi kotak dan juga kue, mereka dengan tulus mendo'akan orang yang tidak dikenalnya.

"Alhamd
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Sujenti
Thor, kalau cintya dibuat bucin, goblok+oon akut, ntar yg ada ditinggal pembaca lho, abis author nya yg ga pekerja atau.........
goodnovel comment avatar
Sujenti
Cintya wanita cerdas harusnya bisa menentukan masa depannya dan anaknya, makin ke depan akan lebih diabaikan, goblok and oon kalau saya bisa sematkan buat cintya, ngapain mengharapkan suami spt bara, tinggalkan bara dan tata masa depan dgn anak, stres dibuat sendiri, jengkel dan menyebalkan......
goodnovel comment avatar
Fefen velos
minggat aja jafi cintya it, barabere it mengesalkan sangat,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status