Share

Bimbang

Umi Khofsoh dan mbah Yah saling berpandangan. Dalam hati, mereka berdua menyesalkan tindakan Bara. Seharusnya ini momen yang ditunggu-tunggu setelah sekian tahun lamanya.

Cintya melirik jam tangannya. Acara akan diadakan jam empat. Masih ada waktu setengah jam lagi.

"Kita berangkat sekarang saja. Lebih baik menunggu, daripada ditunggu," usul Cintya. Dia yang terbiasa tepat waktu, tak mau membuat orang lain menunggu.

"Kamu bisa bawa mobil sendiri?" Umi Khofsoh tampak khawatir. Biar bagaimanapun, dia tak ingin Cintya kenapa-kenapa.

"Bisa, Mi."

Mereka bertiga berjalan keluar. Cintya lantas menuju garasi, di mana mobilnya terparkir. Setelah semua keluar, mbah Yah segera mengunci pintu. Mbah Yah dan umi menunggu Cintya yang masih memanaskan mesin mobil. Setelah mobil siap, dia menyuruh umi dan mbah Yah segera naik.

"Hati-hati, Nduk!" pesan umi, saat Cintya mulai menginjak pedal gas.

"Nggih, Mi." Sebenarnya, tanpa disuruh pun, Cintya akan hati-hati. Tak mungkin ia membahayakan nyawa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Bu Iim
bersuami tp rasa janda kamu Cintya,mending jd janda aja jelas statusmu
goodnovel comment avatar
Rina Wati
bodoh bangat chintya ini,,sdh jelas2 bara sangat kurang ajar Mash aja lembek,,sakit batin bacanya
goodnovel comment avatar
Dirly Arrafi
loh kok jd begini...udah jelas c bara mulai ninggalin malah bimbang dan ragu wah parah nih cintya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status