Share

Ma'afkan Papa!

Cintya memperhatikan kamar Aisya. Ada rasa iba menyeruak di dalam hatinya. Namun, saat teringat kalau yang terbaring di kamar itu madunya, rasa itu memudar.

"Sudah malam, umi mau tidur dulu."

"Nggih, Mi."

Umi berjalan meninggalkan Cintya. Dia pikir, umi akan masuk kamar Bara, tapi salah. Umi memilih tidur di kamar Aisya.

Kruk

Perut yang belum terisi sejak tadi sore, sekarang meminta haknya. Di dalam, hanya ada kue dan buah-buahan. Dia menengok ke beberapa lorong yang mulai sepi. Ia ragu hendak mencari makanan keluar. Namun, rasa lapar, berhasil mengalahkan ketakutannya. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari makan di luar.

Ia terus berjalan, menyusuri lorong yang tampak lebih menyeramkan di malam hari. Cintya sengaja mempercepat langkah, agar segera sampai di depan.

Dengan dada kembang-kempis, akhirnya Cintya bisa sampai di pintu keluar. Dia segera menuju jalan raya, lalu menyeberang. Banyak warung makan yang masih buka hingga larut malam. Dia mengedarkan pandangan, mencari makan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (23)
goodnovel comment avatar
Hilya Ahnan
bara di buat miskin aj..kira2 si aisyah masih mau bertahan gak sama bara hartanya di alihkan ajan sama cintya
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
bukan pendukung poligami mbak..kayak nya pelakor unggul ne athornya
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
yap btull,,yok lh tinggalkan aja ne cerita.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status