Share

Kritis

Cintya pura-pura tak mendengar permintaan maaf Bara. Dengan begitu, hatinya tidak akan terlalu sakit. Dia memilih untuk memejamkan mata, daripada harus menanggapi Bara. Tangan suaminya terus membelai perut yang terdapat janin di dalamnya, sampai Cintya benar-benar tertidur.

Brak!

Cintya dan Bara terlonjak kaget. Bahkan, Cintya sampai menekan dada, agar detak jantungnya kembali berdetak normal.

"Cintya, cepat ikut umi!" Umi berbicara dengan nafas kembang-kempis.

"Ada apa, Mi?" tanya Bara dengan suara parau.

Tanpa menjawab Bara, umi segera menarik tangan Cintya paksa. Cintya mencoba mengimbangi langkah umi.

"Ada apa, Mi?" Cintya tak kalah penasaran.

Umi menutup pintu dari luar, lalu mengajaknya memasuki kamar Aisya.

"Umi, sebenarnya ada apa?" Cintya ikut panik, apalagi umi tetap bungkam. Cintya bertambah kaget, karena beberapa dokter datang dengan terburu-buru.

"Mohon ditunggu di luar dulu, Bu! Kami akan mencoba melakukan yang terbaik!" seru salah satu perawat, sambil mengantar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
berhenti aja lh thor bikin cerita...bagusan jdi pelakor beneran looee.
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
semoga aisah mati..yg namnya pelakor tak berhak untuk bahagia..klw perlu yg bikin ne cerita secepatnya di sadarkan..
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
cerita yg memuakkan dengan tokoh cintya yg dibikin tolol ama oon sama authornya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status