Share

Kecewa

Matahari mulai kembali ke peraduannya. Langitpun berubah menjadi gelap. Nan jauh di sana, lautan juga mulai tak kelihatan. Sayup-sayup terdengar suara adzan dari masjid di kampung sebelah. Cintya lantas mengajak umi masuk.

"Kita sholat berjama'ah, Nduk!" ajak umi Khofsoh, agar hati Cintya menjadi tenang.

Mereka berdua bergantian mengambil air wudhu. Setelah itu, Cintya menggelar dua sajadah. Umi yang bertindak sebagai imam.

"Umi mau makan apa?" tanya Cintya sambil melipat mukena.

"Terserah Kamu saja!"

Cintya lantas mengambil ponselnya. Dia lupa, ternyata dari tadi ponselnya mati. Itu karena dia merasa kesal kepada Bara, karena tak memberinya kabar.

"Lupa kalau tadi ponselku mati, Mi," ujar Cintya sambil menunggu layar benda pipihnya menyala.

Umi berjalan ke teras. Dia memperhatikan sekeliling, yang tampak sunyi. Hanya deburan ombak yang terdengar. Suasana sungguh syahdu. Cocok sekali, bagi orang yang ingin meninggalkan hiruk pikuk kota. Dalam hati, ia kagum pada Cintya dan Bara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
cintya kamu cerdas tapi bodoh dalam mengambil keputusan, hempaskan laki egois dan bangsat jauh²..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status