Share

Kota Kecil

Gema adzan Dhuhur menyambut kedatangan mereka di kota Cengkeh. Umi Khofsoh memperhatikan sekeliling bandara yang sepi. Hanya ada beberapa penumpang dan petugas yang berseliweran.

"Kok sepi sekali?" tanya umi Khofsoh heran. Baru kali ini dia melihat bandara yang tak terlalu ramai. Tiga bandara yang dia lalui tak sesepi di sini.

"Maklum Mi, ini kota kecil. Jadi, penerbangan tak seramai kota lain," jelas Bara.

"Vilanya sudah dekat dari sini, di sebelah sana!" Cintya menunjuk arah utara. Umi Khofsoh mengikuti telunjuk Cintya, namun yang terlihat hanya pagar bandara.

"Mbah Yah sudah dihubungi, Sayang?" tanya Bara, sambil melingkarkan tangan di pinggang ramping istrinya.

"Sudah, Aisya juga sudah aku hubungi," jawab Cintya santai. Namun justru Bara kepanasan. Untung saja uminya sibuk melihat pemandangan sekitar, jadi tidak mendengar percakapan mereka.

"Jemputannya mana?" tanya umi.

"Masih di jalan, Mi. Sebentar lagi sampai."

Tak sampai sepuluh menit, mobil jemputan sudah datang. Bara m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status