Share

Menjaga Dua Nyawa

"Hati-hati, Nak!" pesan umi Khofsoh, karena Bara berjalan tergesa.

Bara begitu hati-hati saat menuruni anak tangga. Ada dua nyawa yang harus ia pertahankan.

Cintya mengalungkan tangannya di leher Bara. Dia memperhatikan wajah Bara yang tampak tegang.

"Duduk di sini dulu. Aku keluarkan mobil." Bara menurunkan Cintya di kursi teras.

"Ini Bu, jilbabnya!" Mbah Yah menyerahkan jilbab instan berwarna moka kepada Cintya. Mbah Yah mencomotnya asal karena sama-sama panik.

"Terima kasih, Mbah."

Cintya mengenakan jilbab yang diberikan mbah Yah. Sementara itu, Bara tengah memanaskan mesin mobil yang sudah beberapa hari ini tak terpakai.

"Sakit perutnya, Nduk?" tanya umi Khofsoh.

"Tidak Umi." Cintya tidak merasakan apa-apa. Mungkin karena saking paniknya.

Umi Khofsoh menuntun Cintya menaiki mobil. Mbah Yah mengunci pintu rumah, lalu ikut duduk di bangku belakang.

"Jauh rumah sakitnya?"

"Dekat, Umi. Enggak sampai lima menit sudah sampai," jawab Bara sambil fokus mengemudi.

"Kita ke klinik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
klo jijik tinggalkan cintya, thor bikin karakter yg kuat buat cintya jangan mau manut aja tapi tegas ambil keputusan, aisya tolong dikasih bakasan biar tau diri
goodnovel comment avatar
Rina Wati
jgn keguguran ya Thor chintyanya,,emang dasar bara saja yg kurang aja, msh nyalahkan Chintya pula uminya marah,,tinggalin aja bara itu Chintya buat apa dipertahani laki2 penghianat,,jijik
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
thoor kasih kebahagian cintya kasihan sdh di khianati bara sekarang pendahraa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status