Share

Terkuaknya Masa Lalu

Cintya masih sibuk menenangkan umi Khofsoh. Dia juga meminta mbah Yah, untuk membawakan segelas air putih.

Setelah meminum air, umi Khofsoh tampak lebih tenang dari sebelumnya. Dia terus memandangi wajah ayu Cintya yang tampak natural, tanpa riasan wajah.

"Maafkan Bara, Umi," sesal Bara, telah membuat uminya menangis.

"Umi ingin, berbicara bertiga dengan kalian, di taman."

Cintya dan Bara saling berpandangan. Sepertinya ada yang ingin umi sampaikan. Belum sempat mereka berdiri, seorang tamu datang. Rupanya orang yang Cintya suruh bersih-bersih rumah, membantu mbah Yah.

"Permisi, maaf saya terlambat datang," ucapnya sopan.

"Enggak apa-apa, Mbak Eni. Nanti biar dikasih tahu mbah Yah, kerjanya apa. Mbah Yah ada di dapur," ujar Cintya.

"Iya, Bu," jawab mbak Eni.

Dari segi usia, mbak Eni hampir sama dengan Cintya. Bedanya, mbak Eni terlibat lebih berumur.

"Kalau begitu, saya langsung ke dapur, Bu. Permisi." Mbak Eni langsung menemui mbah Yah, karena merasa tidak enak, di hari perta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Rina Wati
bagus chyian,,buang aja laki yg mendua itu,,tetap merasa benar diposisinya
goodnovel comment avatar
Marianah
jng kelamaan menunda perceraian cintya. semakin lama km menunda mk bara akan semakin meremehkan perasaan dan rasa sakit hatimu. laki mcm bara tdk akan sadar sebelum benar" tau arti sebuah kehilamgan
goodnovel comment avatar
Norliza Yusop
sokong Cintya! bahagiakan diri sendiri..tk perlu dh pikirkn apa kata org sbb kamu yg lalui..biar Bara dgn Aisya pelakor tu! tetfikir la jgn2 Aisya anak dr madu Umi? hurmmm mungkinkah???
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status