Share

BAB 2 Ruangan Bos Angker

Arthur sudah kembali di gedung pencakar langit miliknya. Ayra yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas yang akan dibawa metting tidak mengetahui jika Arthur sudah kembali ke kantor.

Arthur mengangkat gagang telepon yang ada di meja kerjanya dan menekan tombol yang terhubung dengan sekretarisnya.

"Dewi, masuk keruangan saya," perintah Arthur.

"Ma...."

Tut

Panggilan diakhiri oleh Arthur sebelah pihak tanpa mendengarkan ucapan dari orang yang ada diseberang telepon.

Tok

Tok

Tok

Arthur yang mendengar suara ketukan mempersilahkan orang itu masuk yang sudah diyakininya kalau itu adalah Dewi sekretarisnya,"masuk".

"Dewi bacakan schedule saya hari ini," ucap Arthur yang masih fokus dengan berkas-berkas dimejanya.

"Maaf pak, saya bukan Dewi, saya sekretaris bapak yang baru," ucap Ayra sopan.

Arthur melihat wanita yang menjadi sekretaris barunya dari atas sampai bawah,"jadi kamu pengganti Dewi,"

"Ya, pak," jawab Ayra.

"Baiklah Dewi sudah menjelaskan semuanya kan?" tanya Arthur.

"Sudah pak," jawabnya.

Arthur menaikkan sebelah alisnya,"Lalu,"

"Lalu apa pak?" tanya Ayra dengan polosnya.

Bagaimana sih Dewi, kenapa mencarikan penggantinya dengan orang seperti ini, batin Arthur sambil menatap tajam Ayra.

"Kamu sebenarnya bisa bekerja atau tidak!" bentak Arthur.

Ayra yang tidak merasa salah apa-apa terkejut mendengar bentakan Arthur,

"Bi-bisa pak." Ayra menjawab dengan gugup.

"Kalau kamu bisa bekerja, seharusnya kamu sudah tahu apa yang kamu lakukan, dan tadi saya sudah meminta schedule saya, tapi kamu tidak membacakannya," bentak Arthur.

"Ma-maaf pak, saya akan membacakannya," ucap Ayra yang semakin merasa takut.

Tenang Ayra, tenang ini demi uang agar lo bisa tenang jika berada di rumah bersama dengan tiga nenek sihir itu, batin Ayra.

"Saya tidak butuh maaf kamu, saya butuh kamu bekerja dengan profesional," ungkap Arthur.

"Baik pak!"

Ayra pun membacakan schedule Arthur, "Nanti siang pak Arthur akan metting dengan tuan Smith pas jam makan siang di Elegante Restaurant, jam 14.45 metting dengan perusahaan AFD di perusahaan mereka pak."

"Apa hanya itu?" tanya Arthur

"Iya pak," jawab Ayra.

"Baiklah, kamu sudah menyiapkan berkas-berkasnya kan?" tanya Arthur

"Sudah pak, ini dia pak berkasnya, silahkan bapak periksa kembali." Ayra menyerahkan map yang berisikan berkas yang akan dibahas diwaktu meeting nanti.

Hem... Ternyata bagus juga kerjanya, cekatan, dan rapi," batin Arthur

"Kamu bisa keluar sekarang," perintah Arthur.

Ayra pun keluar dari ruangan Arthur dan menghirup udara banyak-banyak.

Haf... Haf... Haf...

Angker banget ruangan si bos, buat gue sesak, gue sampai sulit bernapas didalam, batin Ayra.

Hem... pantas saja angker bos galak seperti manusia penghisap darah alias Vampir, tapi lebih menyeramkan ketiga nenek sihir yang ada di rumah sih, Pikir Ayra.

***

Sedangkan Adelia sedang bersama dengan teman-teman sosialitanya di Elegante Restaurant bersama dengan teman-teman sosialitanya.

Ini lah yang setiap hari dilakukan Adelia, menghambur-hamburkan uang Arthur, selalu berlibur dengan teman-temannya, setiap hari shoping dengan teman-temannya. Setiap kali Arthur menasehati, Adelia selalu tidak mau mendengar dan tidak terima dengan ucapan Arthur.

"Lihatlah ini koleksi perhiasan saya yang terbaru, baru dibelikan suami saya yang baru pulang dari perjalanan bisnisnya di tokyo," ucap teman Adelia yang memamerkan perhiasannya.

"Wah biasanya jeng Adelia yang selalu update tentang perhiasan dan selalu gercep untuk memilikinya, kenapa ini belum memilikinya? tanya teman Adelia yang bernama Sarah.

"Iya jeng, soalnya suami sibuk mengajak untuk program hamil," jawab Adelia.

"Apa! jeng Adelia ikut program hamil?" tanya sarah.

"Suami yang mau, saya hanya mengikuti keinginannya," jawab Adelia

"Wah, hati-hati jeng, sepertinya suami jeng sangat ingin mempunyai anak, jangan sampai suami jeng memiliki anak dari wanita lain," ucap Wati.

"Iya benar apa yang dikatakan jeng Wati, anda harus berhati-hati bisa saja kan suami anda bosan menunggu yang tidak ada hasilnya." ucap Ira.

"Gak mungkin jeng... suami saya itu sangat mencintai saya, buktinya sudah tiga tahun menikah dia masih setia dan menunggu saya hamil," jelas Adelia.

"Ya kita cuma mengingatkan jeng aja, apa lagi di perusahaan pak Arthur itu banyak karyawan yang cantik-cantik dan seksi-seksi awas pak Arthurnya terpikat," ucap Indah.

"Ya apa lagi dengan sekretaris, kan sering terjadi cinta lokasi antara bos dengan sekretaris cantik dan seksi," ucap Sarah.

"Ah gak mungkin, sekretaris suami saya itu sudah mau punya anak dua, tubuhnya juga bagusan saya, dan masih cantikkan saya," ucap Adelia dengan penuh percaya dirinya.

Sarah kembali memprovokasi Adelia, "Oh kalau begitu ya baguslah jeng, tapi hati-hati aja jeng,"

"Kalau masalah mau selingkuh gaknya itu tergantung orangnya jeng, banyak tu kejadian udah punya anak tapi tetap cari wanita yang lebih cantik dan bertubuh bagus, makanya yang di utamakan itu adalah cantik dan bertubuh bagus, jika kita hamil, melahirkan pasti tubuh kita berubah dan akan sangat sulit mengembalikan menjadi ideal lagi, lalu mengurus anak, pasti kita tidak akan punya waktu untuk mengurus tubuh kita, untuk mempercantik diri," jelas Adelia yang menurutnya itulah yang terbaik.

"Iya juga ya jeng." Ira membenarkan apa yang diucapkan Adelia.

"Eh jeng, bukannya itu pak Arthur ya," ucap Indah yang menunjuk kedatangan Arthur dengan Ayra.

Sarah mencoba memprovokasi, "Eh iya, wah cantik juga perempuan yang bersama pak Arthur,"

"Ngapain ya mas Arthur dengan seorang wanita disini?" gumam Adelia.

Sedangkan Arthur dan Ayra sedang bertemu dengan tuan Smith.

"Selamat siang tuan Arthur," sapa tuan Smith sambil mengulurkan tangannya.

"Selamat siang tuan Smith" sahut Arthur yang menyambut tangan tuan Smith

"Wah sekretaris baru ini tuan Arthur?" tanya tuan Smith yang sedari tadi memperhatikan Ayra.

"Iya tuan Smith, Dewi sudah resign mulai hari ini dan, perkenalkan ini Ayra sekretaris saya yang baru saya," ucap Arthur.

"Saya Ayra tuan." Ayra mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan tuan Smith, namun tuan Smith enggan melepaskan tangan Ayra.

"Ekhem..." Arthur berdehem agar tuan Smith melepaskan tangan Ayra.

Arthur melihat jika Ayra tidak nyaman dengan tuan Smith.

"Emm... lebih baik kita makan siang dulu tuan Smith baru kita membicarakan pekerjaan" usul Arthur.

"Baiklah tuan, mari kita pesan makanannya," ajak tuan Smith.

PLAK

Saat mereka sedang memilih menu makanan, tiba-tiba saja Adelia datang dan menampar Ayra .

Semua yang ada di restaurant itu melihat insiden itu,

"Adel, apa-apaan kamu!" bentak Arthur.

"Kamu yang apa- apaan mas, siapa perempuan ini, apa dia selingkuhan kamu, perempuan simpanan kamu?" cecar Adelia.

"Diam Adel, ini sekretaris mas, bukan seperti yang kamu tuduhkan," bentak Arthur.

"Kamu jangan bohong mas, sekretaris kamu itu Dewi bukan dia," murka Adel.

"Dewi sudah resign, dan Ayra yang menggantikan Dewi," Jelas Arthur.

"Maaf tuan Arthur, ini kenapa jadi ribut begini ya," sambung tuan Smith.

"Maaf tuan Smith," sesal Arthur

"Lebih baik kita tidak usah membicarakan kerjasama kita ini, kita batalkan saja," ucap tuan Smith.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status