All Chapters of Sang Penakluk: Chapter 121 - Chapter 130
217 Chapters
Siapa Aku?
Ada jutaan kata yang sudah terancang dalam pikiran Niara saat nanti Alden terbangun dan kembali sadar. Seluruh ungkapan hatinya ia rangkum dalam buku diari yang ditulis dengan rapi selama menunggu Alden di rumah sakit.Untaian doa yang tidak terputus selalu ia lantunkan, baik dalam diam mau pun dengan suara lirih di samping Alden yang sedang berbaring. Niara berharap Alden mendengar dan mengikuti suaranya untuk kembali. Mungkin saat ini jiwanya sedang tersesat dan tidak tahu cara untuk menemukan jalan menuju raganya.Setulus hati, Niara dan Rudi bergantian tidak berhenti menjaga dan merawat Alden tanpa lelah. Ada di malam-malam saat Alden menunjukkan pergerakan samar pada tangan juga kakinya. Niara makin gembira dan optimis. Alden akan membaik dan segera kembali pada mereka.Setiap sore, fisioterapi datang ke kamar dan melatih otot Alden untuk menjaga supaya tubuhnya tetap bugar. Niara memperhatikan dengan baik bagaimana tenaga professional tersebut menggerakkan
Read more
Menjadi Mercusuar
Setiap saat kita bisa kehilangan segalanya. Entah itu sahabat, kawan, anggota keluarga, ataupun harta benda yang kita kumpulkan selama bertahun-tahun.Menaklukkan hidup yang begitu tidak terprediksi adalah sesuatu yang masih menjadi misteri bagi setiap insan manusia. Terkadang bagi beberapa orang, hidup mereka terlihat sangat mudah. Sukses pada usia muda dan setiap jalan mereka selalu mulus. Hidup orang tersebut tampak menyenangkan juga membuat iri.Bagaimana menaklukkan tantangan hidup itu? Apa rahasia mereka? Kerja keraskah? Memiliki orang tua kayakah? Atau factor keberuntungan?Bagi Keenan, kehilangan Alden sangat menyakitkan. Keterangan dari Abby tidak membantunya untuk mengetahui keberadaan Alden saat ini. Apakah dia harus menyerah?Sementara itu, Indira sendiri memilih untuk mundur dan melupakan semua firasat buruk yang ia rasakan. Melupakan Alden adalah jalan terbaik untuk tidak lagi berhubungan dengannya.“Bagaimana kalau selama ini M
Read more
Tangisan Hati
Mengingat semua hal yang sedang terjadi saat ini pada Alden, Niara memilih untuk memindahkan perawatan di kediaman mereka. Setelah mendapatkan persetujuan dari dokter, Niara dan Rudi membawa Alden pulang.Pria itu duduk di kursi roda dengan pandangan bingung.Semua tampak akrab sekaligus asing baginya. Niara menuntun Alden mengelilingi apartemen sembari menjelaskan dengan sabar. Rudi membereskan belanjaan serta baju yang sempat mereka bawa ke rumah sakit.Pria yang selama ini setia pada Alden, memutuskan merayakan dengan memasak sendiri. Tidak lama, Rudi sibuk di dapur dengan rancangan menu yang terbentuk sempurna di kepalanya.Niara mengajak Alden duduk di balkoni dan membuka pintu geser kaca leba-lebar. Alden meringis sejenak ketika udara yang berhembus terasa dingin. Lukanya terasa ngilu. Niara menyelimuti dirinya dengan selimut tebal dan merapatkan jaket yang Alden kenakan.“Aku udah boleh jalan dan beraktivitas ringan, ‘kan?”
Read more
Duka Ganendra
Bertahan dalam kondisi yang tidak menyenangkan memang cukup melelahkan. Apalagi ketika ada pilihan untuk berada dalam situasi yang lebih baik. Vero mencoba menahan diri untuk terus memperpanjang kesabarannya atas perlakuan Widari yang menyakitkan.Belum lagi ucapan mertuanya yang sangat menyedihkan dan merendahkan. Vero menerima perlakuan yang tidak menyenangkan dan itu meruntuhkan mental juga emosinya.Namun apa daya? Vero bukan wanita yang sanggup membalas dan memilih mengalah juga diam. Seto yang melihat semuanya menjadi prihatin. Ternyata semua harta dan kebahagiaan yang ia berikan pada istri tercinta tidak cukup. Surga yang harusnya diberikan pada sang ibu, dari restu dan kasih sayangnya tidak juga terjadi.Alih-alih surga, neraka yang diberikan.“Kapan bisa mengatur semua perawatan ini hanya dilakukan oleh suster, Ver? Aku nggak tega liat perlakuan ibu lagi ke kamu,” keluh Seto. Suaranya seperti tercekik.Vero yang baru selesai me
Read more
Menuntaskan Sisa Duka
“Apa yang Ibu telah lakukan?! Ibu yang bunuh Vero!” tangis Seto selama proses penguburan Vero. Semua tidak mengira kematian Vero akan terjadi begitu cepat.Wanita yang begitu baik dan tulus itu harus berakhir dengan tragis.Sementara polisi mengusut, Widari tidak mungkin menerima hukuman karena kondisinya yang sudah tua dan tidak mampu mengurus diri sendiri.Keenan masih terpekur di samping peti mati ibunya. Shana dan masih mencoba menghibur Siwi yang tampak terpukul dan tidak terima atas kematian ibunya. Walaupun ibu sambung, tapi Vero lebih dari itu. Wanita itu memberinya kasih sayang yang begitu tulus dan murni.Di dalam kamar, Widari terbaring di atas tempat tidur dengan mata melotot dan hati berdebar tidak menentu.Hatinya terus memikirkan Vero yang mati di tangannya. Ini berarti sudah tiga nyawa melayang karena dirinya. Dalam pikiran warasnya, Widari menyadari bahwa perbuatannya sudah keterlaluan. Tapi semua sudah terlambat. Nyawa
Read more
Permintaan Renzo
Ignar, putri dari Siwi dan Genta terlihat pulas terlelap di kamar Renzo. Anak lelaki itu menjaga dengan penuh waspada. Indira menawarkan pada Siwi untuk menjaga Ignar sementara kondisinya belum stabil dan masih terguncang.Terlebih lagi, ibu dari Genta juga dalam kondisi yang kurang sehat. Tidak mungkin suami Siwi menjaga Ignar saat ini.Indira menata botol susu yang baru selesai dicuci di atas meja belajar Renzo.“Kamu sayang banget sih sama Ignar,” goda Indira.Renzo menyilangkan jari di mulut dan meminta ibunya untuk tidak mengeluarkan suara. Indira tersenyum geli dan melenggang meninggalkan sang abang yang merasa menjadi kakak yang bertanggung jawab.Sudah seminggu ini, sejak Ignar bersama mereka, Renzo melupakan segala kegiatannya selama ini. Dia hanya pergi untuk les dan sekolah. Selebihnya, Renzo menjaga dan memusatkan perhatian pada bayi mungil yang lucu dan menggemaskan tersebut. Putranya meninggalkan semua permainan, game onli
Read more
Mengenal Kembali
Niara menjelaskan pelan-pelan dari semua cerita yang Alden pernah ia ceritakan padanya. Alden mendengar dengan penuh konsentrasi dan sesekali bertanya nama. Ada beberapa nama yang ia harus ingat dengan baik, selain keluarganya.Ternyata selain menjelaskan, Niara juga mengetik semua informasi Alden dalam sebuah pesan yang Alden bisa baca berulang kali. Ide tersebut cukup efisien karena sebelum tidur, Alden bisa membaca kembali dan mengingat kenangan yang samar mulai kembali.Anehnya, ada potongan kenangan yang tidak bisa kembali sepenuhnya. Seperti kapan ia menikah dan siapa Renzo. Kenangan yang mampu ia ingat dengan baik adalah saat mengenal Indira dan juga masa-masa saat mereka akrab sebagai teman dan belum ada ikatan apa pun.Rudi rajin mengantar alden untuk kontrol ke dokter.Setelah melewati masa pemulihan yang lumayan cepat, dokter menyarankan Alden untuk menjalani sesi terapi dengan psikiater. Dengan harapan mungkin dengan hipnoterapi, Alden akan bi
Read more
Menolak Untuk Terluka
Semenjak kembali dari terapi, Niara terdiam dan tidak banyak bicara. Alden melirik dengan heran. Biasanya wanita ini selalu ada bahan obrolan yang menarik. Tapi entah apa sebabnya, Niara terlihat bungkam dan berpikir keras.“Ada apa, Nia? Kok kamu diem aja?” tanya Alden dengan hati-hati. Niara menoleh dan tersenyum samar.“Nggak apa-apa, cuman capek aja,” sahutnya singkat.Alden mempercayai itu. Niara selalu menghabiskan waktu dengannya. Tanpa melemparkan pertanyaan berikutnya, Alden mengucapkan terima kasih karena telah mengantar hari ini.Dalam perjalanan pulang, Niara menelepon Rudi.‘Dia menolak untuk membuka kenangannya, Rud.’‘Kenapa?’‘Nggak tahu. Alasannya belum jelas. Cuman belum siap aja katanya.’Terdengar Rudi menghela napas pendek.‘Dia akan terus tergantung dan tidak bisa mandiri. Kita juga ada kehidupan dan urusan lain yang harus diselesaika
Read more
Pria Rapuh
Pesan dari Niara, memberikan sentilan di hatinya yang masih mencoba untuk lari dari kejaran masa lalunya.Permintaan Rudi dan Niara yang ingin bicara padanya siang itu, sudah Alden tebak sebagai hal yang akan terjadi lambat laun secepatnya, menjadi mandiri.Sudah terlalu lama untuk bantuan yang mereka lakukan pada Alden selama ini. Dirinya tidak mungkin terus menerus menggantungkan hidup pada mereka.‘Mungkin aku harus mengungkapkan lebih dulu. Tidak perlu lagi mereka terlibat dalam mengurus aku,’ batinnya Alden.Gejolak batinnya terus menerus berteriak. Tidak ingin kembali mengetahui masa lalunya. Setelah menyempatkan diri merunut semua yang ia temukan melalui foto, pesan juga email, Alden merasa masa lalunya terlalu pahit untuk kembali pada memorinya.Niara duduk dengan sikap yang kikuk dan gelisah. Sementara Rudi berkali-kali mengucapkan kalimat basa basi.“Aku tahu tujuan kalian. Tidak perlu merasa sungkan. Aku juga ket
Read more
Pinangan Berbalut Kepedihan
Indira melipat satu persatu baju yang telah selesai dijahit dan memasukkan ke dalam plastik. Siwi baru saja mengirim pesan padanya untuk mengirim video Ignar. Renzo sudah mengambil alih tugas itu dan dia bisa melanjutkan pekerjaannya dengan lancar.Narti memberitahu Indira jika dirinya akan mengantar baju-baju tersebut. Indira mengangguk dan menaruh semua dalam paper bag dengan logo butiknya.Mendadak Keenan dan Shana muncul dan Indira segera meminta mereka masuk.“Tumben datang tanpa Silka?” tanya Indira.“Silka lagi sibuk sama kakungnya,” jawab Shana.Indira menemani mereka menuju ruang tengah dan ketiganya mengobrol membahas tentang hal-hal mengenai yang umum. Hingga Keenan membawa topik yang cukup membuat Indira bingung.“Kami berdua datang sebagai perwakilan dari Astro.”Indira tertegun. Astro adalah kliennya yang sering mengambil baju-baju Indira selama ini. Keenan mengenal pria itu dengan bai
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
22
DMCA.com Protection Status