All Chapters of PANGERAN DARI DUNIA SEBERANG: Chapter 101 - Chapter 110
121 Chapters
HARAP LUNA
Maysa turun ke bawah, dia di hampiri Bi Siti yang baru saja dari luar. "Bu, di luar masih ada Luna yang tidak mau pergi," bisik Bi Siti.Maysa menghela nafas, dia sudah malas  bila itu menyangkut Luna, kekecewaannya sudah tak tertawar lagi oleh rasa kasihan."Suruh dia pergi, Bi. Aku tidak mau lagi berurusan dengan dia," uajr Maysa berlalu ke dapur.Bi Siti bingung, puluhan kali dia mengusir Luna namun perempuan itu tetap kukuh menunggu Maysa. "Kenapa, Nak?" tanya Ratu Risani."Kata Bi Siti di luar masih ada perempuan itu, aku bingung Bunda harus bagaimana, aku sudah tidak ingin dia lagi ada di dekatku," keluh Maysa."Kamu jangan gubris dia, bisa saja itu rencana dia lagi, Nak," timpal Bu Rohma."Iya, Nak. Beri uang saja, lalu suruh dia kembali  ke tempat asalnya, nanti itu bisa bahayakan kalian lagi," tambah Ratu Risani.Maysa memahami itu, setelah di
Read more
RENCANA
 Bi Siti membawakan Luna malanan dan beberapa perlengkapan lainnya, dia juga membawa buah segar untuk Luna. "Ini, Bib bawakan kamu diam-diam makanan, jangan sampai Bu Maysa tahu," kelik Bi Siti seolah-olah. Luna melahap semua makanan itu, perutnya memang sangat keroncongan bahkan janinnya mingkin sudah dehidrasi karena kehausan."Sudah itu, kamu kembali ke kontrakkanmu, lebih baik kamu disana dulu, disini kamu bisa tambah sakit," usul Bi Siti."Bu Maysa sungguh sudah sangat membenciku, aku tahu ini salah Bi, tapi hanya sekali saja bertemu memnag sulit kah?" tanya Luna."Bu Maysa itu orangnya tegas, tidak akan mengulang kalimatnya berulang kali," sahut Bi Siti.Luna mengunyah dengan lesuh, lebih baik dia harus ke kontakkannya demi menjaga janinnya kembali, setelah merasa sehat dia akan menemui Maysa untuk terakhir kalinya sebelum kembali ke Kota Bandung.Dari jaih Dewi Patih datang lagi mengawasi
Read more
RENCANA
 Bi Siti membawakan Luna malanan dan beberapa perlengkapan lainnya, dia juga membawa buah segar untuk Luna. "Ini, Bib bawakan kamu diam-diam makanan, jangan sampai Bu Maysa tahu," kelik Bi Siti seolah-olah. Luna melahap semua makanan itu, perutnya memang sangat keroncongan bahkan janinnya mingkin sudah dehidrasi karena kehausan."Sudah itu, kamu kembali ke kontrakkanmu, lebih baik kamu disana dulu, disini kamu bisa tambah sakit," usul Bi Siti."Bu Maysa sungguh sudah sangat membenciku, aku tahu ini salah Bi, tapi hanya sekali saja bertemu memnag sulit kah?" tanya Luna."Bu Maysa itu orangnya tegas, tidak akan mengulang kalimatnya berulang kali," sahut Bi Siti.Luna mengunyah dengan lesuh, lebih baik dia harus ke kontakkannya demi menjaga janinnya kembali, setelah merasa sehat dia akan menemui Maysa untuk terakhir kalinya sebelum kembali ke Kota Bandung.Dari jaih Dewi Patih datang lagi mengawasi
Read more
UJIAN CINTA
Rajab masih diam, tak ada kalimat yang bisa ia bantu, mengatakan penyesalan pun sulit untuk meminta maaf. Gala kedua membiarkan orang tua Shera itu untuk menampilkan semua yang sudah terjadi pada mereka. Gala pergi meninggalkan Rajab dan istrinya, dia kembali ke atas melihat keadaan Shera.Cia menyorot tajam ke Rajab, dia ingin menghukum suaminya dengan cara meluapkan kebencian dari cintanyan"Kamu melihat buah dari ambisimu? ketika anak kita sakit, kita tidak bisa mendampinginya justru orang jahat yang merawat anakmu, Shera tidak akan hidup seperti orang tua yang baik," tutur Cia..Rajab
Read more
RENCANA LICIK
Luna yang berada di teras sakitnya makin parah, dia bahkan memuntahkan semua makanan yang ia makan tadi pagi. Obat yang di beri Bi Siti tidak ia minum karena pantang bagi orang hamil meminum obat tanpa anjuran dokter. Luna ingin anaknya baik-baik saja, meski ia tahu butuh perjuangan untuk menjadi baik. Bi Siti sore ini membawakan lagi cemilan penutup buat Luna. Itu pemberian dari Ratu Risani, istri ketiga Raja Garsan itu memang memiliki hati yang lembut. "Ini kolak buat kamu, makan yann banyak, o nanti kamu tidur di gudang sana, saya sidah bersihkan dari pada tidur di teras seperti ini, kasihan anak kamu di dalam perut," kata Bi Sito. Itu lagi anjuran dari Maysa karena dia tak ingin Luna sampai mati di depan rumahnya hanya karena memohon maaf. "Tapi Kak Maysa tidak keberatan 'kan?"  "Mjngin saja tidak, dia sudah tak mau lagi urus itu. Jadi ini bantuan Bibi," sahut Bi Siti terpaksa berbohong demi menjaga kerahasiaan Maysa.
Read more
SERANGAN
Di gudang rumah Maysa, Luna mengistirahatkan diri. Bi Siti menata gudang itu begitu rapi dan bersih, lumayan untuk tempat tinggal Luna sementara."Ini seperti kontrakkanku dulu sama Hadi, Bi. Luasnya seperti ini," kata Luna. "Baiklah, kamu istirahat ya, Bi Siti ke rumah lagi, semua sudah lengkap disini," kata Bi Siti.Bi Siti keluar dari gudang itu, Luna membaringkan diri lagi di atas kasur. Dia memejamkan mata membayangkan wajah Hadi yang sempat ia lupa itu karena terpesona kharisma Arlesa. "Maaf, aku melalaikan pengorbananmu," lirih Luna sembari mengingat wajah Hadi. Dia mengelus perutnya, meminta maaf pada janin yang sempat ia ingin bunuh itu."Anak ini kenangan terindah Hadi aku akan merawat anak ini dengan baik," gumam Luna.Dari luar gudang, terdengar suara kasak-kasuk. Luna beranjak mengintip di balik cela pintu, ternyata afmda seorang perempuan yang berjubah hitam sedang berdiri di depa
Read more
SHERA KRITIS
Gala duduk menepi di tembok, tabib dan dokter masih memeriksa kondisi Shera yang kian memburuk, ternyata tubuh Shera sudah infeksi karena luka bakar menyerap ke dalam daging yang terdalam di setiap bagian tubuhnya."Bagaimana ini?" tanya dokter kerajaan pada tabib."Kita harus diamkan dulu, jika sudah di beri obat namun lukanya masih tetap menyebar, kita pasrah saja, ini jalan terakhir untuknya," sahut tabib istana."Jangan bicara begitu, Pak. Shera pasti akan sembuh," protes Gala.Tabib dan dokter itu gamang, mereka seringkali mendapat pasien yang sama seperti Shera, tapi akhir dari cerita perjuangan sakit itu ialah kemusnahan.Gala memeluk  Shera yang membiru, darah kuning di tubuh putri Rajab itu begitu menipis, dingin, dan kaku. Sebagai kekasih Gala berharap agar kesembuhan itu di berkahi pada Shera, tak ingin merima kenyataan atas penuturan tabib itu.Dari luar ada Bun Great yang mengantar Gus Al
Read more
KEPERGIAN SHERA
Dua minggu kemudian, Arlesa sudah pulih total, dia akan kembali beraktifitas seperti biasanya, mengelola usaha bersama Gus Alam. Rumah mereka sudah di jaga ketat oleh Prajurit kerajaan. Kemana pun Maysa pergi, akan ada lima pengawal yang berbaju kaos biasa mengikutinya dari berbagai arah.Tentu saja Dewi Patih dan silumannya masih mengintai mereka, untuk memulihkan pula kembali ekor ayahnya, Dewi Patih menumbalkan peremouan hamil lain terlebih dulu, karena sangat sulit menculik Luna dan juga Maysa yang terjaga ketat.Bi Siti masih saja mengurung Luna di kamarnya, kadang setelah semua majikannya sudah tertidur, barulah Luna keluar sejenak dari kamar itu menghirup udara kebebasan. Perutnya kian membuncit, anak di dalam kandungannya sangat aktif bergerak buat hidup Luna bersemangat menjalani hari-harinya. "Hari ini kamu mau ikut ke Cafe?" tanya Arlesa."Jika di bolehkan," sahut Maysa."Ok, kamu dan Inara ikut, kita
Read more
PEMAKAMAN SHERA
Seluruh keluarga kerajaan berkumpul di kerajaan, keluarga Gala pun hadir bersama pihak terakhir untuk putri semata wayang Rajab, Shera Analoqa. Jasadnya akan di kebumikan sebelum musnah begitu saja di bawah angin.  Rajad dan Cia belum melepas peti jenazah anaknya, di ujung ada Gala pula yang samanya dengannya. rencana pernikahan telah pupus bersama kepergian Shera tanpa pamit mengucap kata selamat tinggal. Lima bulan waktu yang singkat, namun menyimpan banyak kenangan, setiap sentuhan Shera milikmu terselip cinta yang tulus.
Read more
KEPERGIAN LUNA
Rajab dan Gala berpindah dimensi, atas keterangan dari Arlesa, keduanya sudah tahu alamat Dewi Patih. Dengan membawa kesedihan beserta amarah, Rajab dan Gala menuju ke Desa siluman ular itu. "Apa yang akan Pak Rajab lakukan nanti? janganlah sampai mencelakakan diri Bapak, kasihan Ibu Shera bila tahu," ujar Gala. "Saya akan melakukan seperti dia memperlakukan anak saya. Gala, saya tidak bisa membayangkan betapa perihnya kaki anakku hangus karena dia," sahut Rahab geram. Gala tergugu, dia memahami kemarahan Rajab, sebagai kekasih dia pun juga dendam pada Dewi Patih juga Luna. Setiba di rumah, dia akan mencari Luna untuk di beri juga pelajaran.  "Jika saya nanti tak bisa kembali dengan keadaan selamat, tolong sampaikan pada ibunya Shera, terima kasih untuk pendampingannya selama ini," ucap Rajab pasrah. Kehilangan Shera membuat dia tak memiliki semangat hidup, putri semata wayangnya sudah pergi membawa semua harapan hidup
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status