All Chapters of Project Darah Malaikat: Chapter 111 - Chapter 120
146 Chapters
Perang Dimulai
Aku sedikit memiringkan kepala untuk melihat langsung wajah Daffar.“Kamu sadar apa yang Kamu ucapkan?” tanyaku memastikan.“Hehm,” gumam enggan Daffar sambil mempererat pelukannya.Sesaat aku merenung.“Apa yang membuatmu berpikir begitu?” tanyaku ingin tahu.Daffar mengusap-usapkan kepalanya di pundakku.“Banyak penduduk Anbar yang menikah dengan penduduk Shrim dari jenis manusia. Tapi, kenapa para petinggi itu melarang hubungan kita?” ujar Daffar dengan suara yang berat.Lalu, ia mengembuskan napas dalam.“Bahkan, utusan Ardasyr rela bekerja sama dengan para petinggi Anbar untuk membuat aku dan Kamu terpisah,”sesalnya sedih.Kini giliran aku yang menghela napas dalam.“Ini pertama kali dalam hidupku aku menemukan seorang gadis dari jenisku sendiri, kenapa mereka melarangku?” lanjutnya tak terima.Aku merapatkan bibir agar tak mengeluarkan jawaban atas pertanyaan Daffar yang telah kuketahui.“Ironi,” sambungnya dengan nada sinis.“Dari sekian banyak wanita yang ada di Anbar, Shrim d
Read more
Hanya Ada Kegelapan
Daffar bergegas berjalan ke arah satu lemari yang ada di dapur. Kemudian, ia kembali dengan membawa beberapa kantong snack dan minuman kaleng.Dengan ekspresi wajah seperti anak kecil, ia meletakkan semua yang ada dalam pelukannya itu ke atas karpet."Kita akan nonton film sambil ngemil," ucapnya dengan riang.Aku tertawa terbahak-bahak."Kirain pengen apa gitu, aku sudah mikir yang macam-macam," ucapku setelah puas tertawa.Daffar tersenyum simpul."Mungkin yang begini sudah biasa dilakukan Kamu dan teman-teman mu, tapi aku belum pernah melakukannya," ujarnya dengan ekspresi sedih.Ah....Aku menyesal telah menertawakannya.Aku beringsut mendekat ke arah kantong-kantong snack yang lezat itu, mencomot satu snack potato chips dan segera membuka kantong kembung itu."Kalau begitu, ayo kita lakukan!" seruku dengan semangat.Daffar tersenyum lebar.Lalu, ia menyalakan televisi layar datar berukuran besar yang ada di depan satu set sofa berikut karpet tebalnya ini."Aku yang akan memilih f
Read more
Satu-satunya Mimpi
Aku kembali menatap mata Daftar dengan dalam, tapi laki-laki itu seolah nggak mengerti jika sedang kuperhatikan. Ia terus menikmati film kartun di layar televisi.Aku meletakkan kantong snack itu di pangkuannya, lalu beranjak ke ujung karpet di mana kumpulan snack dan beberapa minuman kaleng tergeletak tak beraturan.Aku mengambil dua minuman kaleng dan membawanya ke tempat duduk ku semula."Na, minumlah!" pintaku setelah membuka tutup kaleng itu.Daffar menerima minuman kaleng itu tanpa melihatku."Terima kasih," ucapnya lembut. Kemudian ia menyesapnya."Boleh aku lanjut tanya?" izinku dengan hati-hati.Daffar mengangguk, lalu tangannya mampir ke puncak kepala ini, mengusap lembut, lalu kembali menatap layar televisi."Tanya aja," balasnya datar.Aku mengangguk puas."Apa Kamu bisa tebak di mana gelap yang Kamu ingat sebelum jingga menyusul?" tanyaku seperti polisi yang tengah menyusun pertanyaan interogasi.Daffar terlihat berusaha mengingat-ingat, wajahnya seperti sedang berpikir k
Read more
Dari Ingatan Daffar
"Daffar," ucapku lembut"Setelah rasa sakit itu, apalagi yang Kamu ingat?" sambungku melanjutkan pemenuhan rasa penasaran.Pertanyaan ini membuat tubuh Daffar terlihat santai."Em..., latihan-latihan, terbang, bergerak dengan cepat, melempar bola cahaya dan banyak lagi. Intinya hal-hal seperti itu," jawabnya ringkas.Aku paham, wujud apa yang diucapkannya itu. Itu seperti yang sering aku saksikan ketika ia bertarung dengan orang-orang Anbar yang menyerangku atau apa yang pernah kusaksikan ketika ia bermain-main dengan Mazdak yang tiba-tiba muncul di kantornya."Lalu, apalagi?" lanjutku tak puas."Em... mengelilingi Anbar dan kota-kota sihir lain sebelum akhirnya keluar dari Anbar dan tinggal di kota manusia Shrim," jelasnya datar."Terus?" tanyaku haus informasi tentangnya."Ditugaskan mencari Darah Malaikat," jawabnya lugas.Hem... Sebutan itu membuat jantung ini sempat mencelos.Aku tertegun."Apa yang telah Kamu lakukan untuk mencari Darah Malaikat itu?" tanyaku dengan hati deg-deg
Read more
Kegelapan Menampakan Diri
Daftar sedikit memelengkan kepala, matanya sedikit menyipit."Kesalahan besar...," ulangnya lirih."Kesalahan besar seperti apa?" tanyanya sambil menatap ku lembut, ia juga menyertakan sentuhan lembut di pipi ku.Aku terdiam sejenak, mulut ini nggak mungkin mengatakan bahwa kesalahan itu adalah akan membunuhnya. Sejenak lidahku kelu mengutarakan kata."Em... misalnya saja, aku melukaimu dengan sangat... parah," jelasku tersamar.Daffar terkekeh pendek."Kamu pasti punya alasan khusus jika benar-benar melakukan itu padaku. Atau bisa jadi, jika itu terjadi, Kamu nggak sengaja melakukannya," balas Daffar dengan enteng.Aku mengembuskan napas panjang.Gimana harus mengandaikannya, gimana harus menyampaikan pemisalan?Aku nggak punya cara untuk menggambarkan dengan jelas apa yang akan kulakukan pada dirinya itu."Daffar," panggilku, memilih men-skip pengandaian yang kuajukan."Hem," gumam Daffar lembut."Sebagai bagian dari Anbar, apa yang membuatmu beda dari manusia lain di Shrim? Maksudk
Read more
Dua Sisi Jiwa
Daffar menggelengkan kepala pelan, dan itu begitu terasa di perut ini."Aku tahu Kamu nggak bohong, Anneth. Tapi, aku nggak tahu, karena aku memang benar-benar nggak merasakan apapun," jawabnya pelan.Ah ternyata begitu!Kekuatan Anbar dalam dirinya memang nggak butuh asupan gizi dari intisari jiwa manusia, tapi sepertinya yang Daffar nggak tahu, kekuatan itu mengambil alih sebagian dari dirinya tanpa ia sendiri merasakannya.Aku kembali menyimpulkan perilaku Daffar.Sepertinya, ada dua bagian dari dalam diri Daffar yang saling bertentangan. Sisi kegelapan yang menguasainya menekan sisi manusianya. Tapi, dalam tekanan itu, sisi manusia Daffar masih ada, terbukti dengan dia menginginkan satu kehangatan yang biasanya ada di antara manusia.Dan sekarang ini, dia memanfaatkan momen yang kubagi dengan memperturutkan keinginan manusianya. Itu kenapa tadi, kekuatan kegelapan dalam dirinya sampai menampakkan diri.Mungkin kekuatan kegelapan itu tak ingin sisi manusia itu lebih dominan dari di
Read more
Kegelapan Bejana Darah
Apa yang dikisahkan Daffar beberapa saat lalu tentang apa yang diingatnya seolah kembali terngiang di telinga ku.Aku mengamati dengan seksama tubuh anak laki-laki itu.Dia adalah Daffar kecil dan kegelapan pertama yang diingat dalam pikirannya adalah ketika dia diletakkan di dalam lubang kegelapan bejana darah.Ah!Bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi?Tiba-tiba aku merasakan apa yang dirasakan sosok anak kecil itu. Rasa dingin, gelap dan sendiri yang begitu mencekam.Ah ... seketika mata ini merebak.Dengan reflek aku mengusap punggung Daffar dan secara ajaib, pandangan kedua mengirimkan gambar yang sama pada punggung anak kecil itu.“Daf-far,” gumamku lirih.Mendadak tubuhku yang seolah sedang berdiri di tepi Isar didorong hingga terpental.Tubuh ini menabrak tembok seperti kejadian ketika bejana darah itu terbelah.Aku melihat Ghassan dan beberapa petinggi sihir yang biasa berdiri di kanan dan kiri ketua agung, mereka berkumpul di ruang tertinggi gedung sakral ini, menge
Read more
Menelisik Wujud Benang Hidup
Seketika tubuhku terjengkang ke belakang.Aku menggunakan kedua siku untuk menopang tubuh agar kepala ini tidak terbentur lantai.“Hah!”Napasku terengah-engah.Sesaat kemudian, aku sibuk melakukan aksi tarik embus napas untuk mengatur pernapasan agar kembali stabil.“Phuh ...!”Satu embusan napas panjang mengakhiri aksi tarik embus napas. Akhirnya, aku sedikit kembali memperoleh ketenanganku.Daffar terlihat gelisah, mungkin karena jeritanku masuk ke dalam tidurnya, atau kekuatan kegelapan itu yang menggelisahkannya.“Ssst! Ssst!” bisik ku seperti sedang menenangkan anak kecil.Raut muka Daffar berangsur-angsur tenang dan kembali nyenyak.Tapi, apa itu tadi?Apa yang berada dalam selubung kekuatan kegelapan Anbar yang berada dalam tubuh Daffar?Tangan ini menyentuh pipi kiri yang masih terasa perih, ngilu dan panas.Mata ini kupejamkan untuk memutar ulang sabetan itu agar aku dapat mengindentifikasi apa yang menyabet pipi kiri ini.Aku ....Aku merasakan kulit bersisik kasar dan taja
Read more
Pengambilalihan Tubuh
Aku memejamkan mata dan kembali bisa mendeteksi suara dan pergerakan makhluk yang hidup dalam selubung kegelapan Anbar.Kali ini, aku menggunakan kekuatan dalam tubuh untuk menembus selubung gaib kekuatan kegelapan dalam tubuh Daffar ini.Beberapa saat kemudian, aku merasa berada dalam satu hamparan luas nir cahaya, gelap gulita, sampai aku nggak bisa melihat tanganku sendiri.Tapi, dalam kegelapan ini aku menyadari ada sesuatu yang bergerak mendekat ke arahku. Sesuatu itu seperti dengan tepat dapat mendeteksi keberadaanku yang menyusup tanpa izin ke daerah kekuasaannya.Aku menahan napas, jantung ini mulai berdebar-debar.Gimana nggak? Saat ini tubuhku seolah berdiri di dalam kegelapan dan sesuatu yang kuhadapi ini bisa melihatku dengan jelas. Aku merasa seperti mangsa yang segera akan diterkam predator.“Plak! Plak!”Telinga ini menangkap bunyi yang dihasilkan dari satu tangan atau kaki yang menapak pada lantai semen.Apa di hamparan gelap ini ada lantai? Apa tanah yang kupijak ini
Read more
Membalik Kekuatan Gelap
Daffar yang sedang dikuasai bagian dirinya yang berasal dari kegelapan itu meraung dengan keras.Egh!Kekuatan dalam tubuh Daffar seolah makin meningkat, cengkeramannya tambah kuat.Makhluk itu mengamuk.Tangannya yang lain mengayun dengan telapak tangan membentuk cakar yang hendak mencengkeram kepalaku.Seketika ada sesuatu dalam tubuhku yang mendadak memancar dan mengalir melalui tangan yang sedang mencengkeram dada Daffar.Mungkin kekuatan itu muncul otomatis karena fisikku terancam.Kekuatan yang meletup tanpa kupanggil itu mengalirkan hawa sejuk di tangan dan keluar melalui telapak tangan.Kekuatan dari tubuhku itu seperti mengeluarkan aliran listrik yang menyentak jantung Daffar.Cakar Daffar yang nyaris menyentuh wajah ini seketika berhenti.Kekuatan itu terus melecut jantung Daffar. Lalu, beberapa detik kemudian, cengkeraman tangan Daffar di bagian belakang kepala ini makin melemah.“Phuh ...,” embus panjang napasku begitu tangan itu tak lagi mencengkeram leher.Sambil menatap
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status