Semua Bab TRAPPED IN PAST LOVE: Bab 31 - Bab 40
127 Bab
Bab 31
"Pelan-pelan Ca," lirih Arga saat pipinya dikompres Caca.Karena masih kesal Caca justru semakin menekan kompresannya pada lebam itu hingga menimbulkan ringisan dari bibir abangnya."Sakit?."Arga diam, begitupun Gara yang sudah selesai diobati."Lain kali diulangi."Gara tersenyum, "kalo diulangi nanti kamu obati lagi Ca?"Caca menempelkan plaster di pelipis Arga lalu menatap tajam abangnya yang selalu banyak tanya."Enggak, nanti aku minta tolong ke Dafa buat ngobatin kalian.""Bukannya sembuh malah masuk rumah sakit," cibir Gara. Ia masih ingat ketika dulu dirinya dan Arga terluka lalu Caca meminta tolong Dafa agar mengobati keduanya karena adik perempuannya itu ada jadwal les. Bukannya sembuh, dia dan Arga justru berakhir menginap di klinik terdekat, rasanya pun bukan seperti diobati melainkan seperti dihajar dua kali.Malas menyahut, Caca segera membereskan isi kotak P3K lalu berjalan ke meja dekat TV,
Baca selengkapnya
Bab 32
"Hama banget tau nggak, kalau ada pestisida pasti langsung gue semprot."Seketika semua yang ada di meja itu tergelak mendengar ucapan Caca."Kasian banget hidup lo Ca ... Ca." Kiara menggelengkan kepala tak habis pikir. Sebagai orang yang tau kisah berakhirnya persahabatan Caca dengan teman 1 grupnya dulu, dia merasa sangat prihatin."Sial banget. Kenapa gue harus ketemu mereka lagi coba? Kalau kayak gini gue jadi pingin pindah, ikut Bang Dev.""Heh! Sembarangan. Gak usah pindah-pindah segala, kalau mereka berani ganggu lagi nanti kita bantu ngelawan," ujar Naya dengan semangat. Iya, semangat menghajar para hama tadi.Ucapan Naya barusan mampu membuat Caca tersenyum."Kalau perlu bantuan yang lain bilang aja, ntar kita bantuin," kata Erza membuat keempat gadis yang ada disana kaget. Terutama Caca.Jika dibantu Erza, berarti dia melibatkan anggota UKS yang lain, termasuk kedua abangnya. Tidak boleh! Selama ini juga tidak ada yang tau
Baca selengkapnya
Bab 33
"Terus gimana ceritanya tadi bisa ketemu Gavin?" Tanya Dafa sembari terus mengelus rambut Caca, sesekali bahkan mencium rambut yang wanginya selalu menenangkan."Ya ... gitu.""Kok gitu?"Caca menghela napas kesal, wajahnya mendusel-dusel di dada bidang sang sahabat.Setelah beberapa detik barulah gadis itu mengangkat wajahnya yang menampilkan ekspresi cemberut. "Kesel banget ... pingin aku banting, tapi mau megang tangannya aja males.""Kamu dicegat atau cuma papasan?""Dicegat, dia megang tanganku," balas Caca dengan ekspresi jijik.Dafa mencium keningnya lalu kembali merengkuh gadis itu dengan sayang."Enggak pa-pa, nanti kalau ketemu bakal aku kasih peringatan supaya nggak ganggu kamu lagi," ujarnya, sedangkan Caca hanya mengangguk sebagai jawaban.*** Pagi harinya, saat akan pergi ke kampus ternyata Dafa pun sama. Motor lelaki itu juga baru mencapai gerbang rumahnya."Pagi!" Sapa Cac
Baca selengkapnya
Bab 34
[Hai, mau makan siang bareng nggak?] Baru saja Caca membuka aplikasi chatting berwarna hijau, sudah ada pesan yang masuk. Nomor baru, tidak ada foto profilnya, siapa?Mana ngajak makan siang pula! Walaupun sudah besar begini, tapikan Caca takut diculik seperti saat masih SMP dulu. Dia harus selalu waspada karena kejahatan ada dimana-mana dan tidak memandang usia, bisa saja kan orang dewasa diculik lalu dijual. Huh, amit-amit. Caca bergidik sendiri membayangkannya.[Siapa?][Dapat nomor gue darimana?]Pesan beruntun dikirimkan Caca. Duh, kenapa dia jadi seperti menginterogasi begini?[Fahry]Bertanya panjang lebar taunya cuma dijawab begini."Siapa, Ca?" Tanya Kiara saat mendengar temannya mendengus.Saat ini, keempat gadis populer itu sedang berjalan menuju tempat parkir."Fahry," balas Caca singkat, padat, dan jelas."Lo sering chatan sama dia?" Kini giliran Naya yang bertanya.Caca menggeleng
Baca selengkapnya
Bab 35
 Selesai makan, Fahry mengajak Caca ke bioskop. Katanya lelaki itu sudah beli 2 tiket film horor. Awalnya yang 1 untuk Kenzi, ponakannya, tapi bocah berusia 9 tahun itu tiba-tiba tidak mau pergi dengan alasan takut padahal dia sendiri yang memilih.Berjam-jam mereka lalui untuk bersenang-senang. Apalagi Caca, gadis itu sangat senang karena tadi juga dibelikan beberapa novel, kebetulan yang sangat menguntungkan bahwa Fahry juga sangat suka membaca buku.Tepat sebelum azan asar Caca tiba di rumah."Darimana, Ca?" Tanya Gara ketika gadis itu baru menginjak lantai rumahnya."Tadi diajak Fahry makan siang, terus jalan-jalan, terus ini, cari buku dulu," balas Caca dengan jujur. Mau bohong pun percuma, abangnya juga pasti tau.Lelaki jangkung di depannya ini langsung menatap tajam dan berkata dengan tidak suka, "kan udah dibilang jangan terlalu deket sama anak UKS, mereka nggak ada yang baik. Kenapa kamu ngeyel banget sih?"Caca menunduk takut
Baca selengkapnya
Bab 36
 Caca sedang lari pagi bersama Dafa, sedangkan kedua abangnya memilih olahraga di rumah. Seperti Gara yang memilih berenang, heran sih pagi-pagi udah renang aja. Kalau Caca pasti langsung masuk angin."Istirahat dulu, aku beliin minum," ujar Dafa ketika mereka melewati lapangan."Oke," balas Caca yang langsung duduk di pinggir lapangan, tepatnya di bawah pohon.Dafa sendiri langsung menuju toko Bu Bela, yang berada di seberang jalan."Kak Caca, sendiri aja nih," Kevin bersama teman-temannya yang juga sedang berolahraga menghentikan aktivitasnya.Keenam lelaki yang masih pelajar SMA itu langsung duduk di dekat Caca. Bagi gadis itu sendiri, di dekati ataupun tiba-tiba diajak ngobrol oleh laki-laki sudah hal biasa karena memang di komplek ini hanya dia anak gadis, lainnya bujangan semua."Sama Dafa sih, tapi dia lagi beli minum," jawab Caca."Heh! Ngapain lo pada di sini, mau gangguin sahabat gue, iya?" Dafa yang baru kembali setela
Baca selengkapnya
Bab 37
 Geng Argos pergi dengan kesal. Tidak mungkin mereka melawan UKS yang pernah mengalahkan mereka, juga termasuk kedalam geng motor terkuat di Bandung.Caca diantar sampai ke depan kampusnya oleh anggota UKS. Gara tidak mungkin membiarkan adiknya melanjutkan perjalanan sendiri, bagaimana kalau Argos kembali membuat ulah dan mencelakai adiknya?"Buset, Ca! Perasaan dari kemarin lo bikin sensasi mulu," ujar Kiara pada Caca yang baru melepas helmnya."Sensasi naon?""Mana sok polos dan nggak bersalah banget lagi," timpal Fey ikut gemas dengan tingkah anggota HiDFY yang paling muda itu."Coba lihat akun gosip kampus, Ca," saran Naya membuat Caca langsung mengambil ponsel di saku jaketnya.Gadis itu memijit pelipisnya saat membaca postingan-postingan dengan caption mengandung rasa curiga yang mampu membuat kepalanya berdenyut.Apalagi saat membaca unggahan akun @Mulut.Ember yang mengatakan 'cewek cantik wajar kalau punya pacar banyak.'
Baca selengkapnya
Bab 38
 Pagi hari, Caca berangkat ke kampus naik taksi. Perempuan itu juga mengenakan kacamata dan mengurai rambutnya, juga memperlihatkan see trough bangs, poni ala  Korea yang selama ini selalu ia jepit.Langkahnya sedikit terburu karena tidak ingin diperhatikan banyak orang yang jelas heran dengan penampilannya."What, Caca! Lo ...." Naya mengerjapkan matanya ketika melihat penampilan baru teman tomboinya."Eh ... eh, apaan nih? Lho, Ca ...?" Fey yang baru masuk kelas pun sama herannya."Morning guys, eh ada mahasiswi baru, ya?" Kiara memiringkan kepalanya menghadap gadis yang ia kira mahasiswi baru, matanya sontak melotot seperti akan keluar dari tempatnya."Caca, ya ampun!" Jeritnya dengan tangan menutup mulut."Ini, lo kenapa pakai dandanan gini?""Kesambet apaan, Ca?!" Naya yang sudah sadar dari keterkejutannya langsung ikut heboh.Fey sendiri masih syok, tangannya terulur mencubit kedua pipi chubby Caca."Lepa
Baca selengkapnya
Bab 39
 Kiara langsung mengunci mobilnya agar Naya tidak ikut masuk. Gadis itu langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan jantung bertalu. Di belakang sana, Naya berlari dan misuh-misuh karena ditinggal, belum sadar kalau dirinya yang menjadi sumber ketakutan teman-temannya. "Ya ampun ... jantung gue h--hampir loncat," kata Caca terengah-engah sambil memegangi dadanya. Begitupun Fey dan Kiara. "Naya bener-bener jadi serem," celetuk Fey yang langsung dibenarkan Kiara. "Gue gak pernah olahraga, jadi rasanya kaki gue kayak mau lepas," ujar Kiara diikuti kekehan. Setelah ketakutan kini ketiganya merasa lucu sekaligus malu saat mengingat kejadian tadi yang dilihat banyak orang. "Aduh, handphone gue ketinggalan lagi," dengus Caca. "Lah, kok bisa?" "Emang lo mau ngapain nyari handphone segala?" "Mau nelfon bodyguard gue, minta anterin motor." Ucapan Caca sontak membuat kedua temannya mengalihkan pand
Baca selengkapnya
Bab 40
Arga membuka pintu apartemen Caca diikuti gadis itu, juga teman-temannya.Naya yang sedang rebahan sekaligus chatting dengan salah satu pacarnya langsung terlonjak kaget kemudian memasang wajah sinis."Tuh, kan! Sebelumnya Kak Nay nggak pernah marah atau pasang wajah sesinis itu." Tanpa sadar tangan Caca menggenggam ujung jaket yang dikenakan Fahry.Fahry melirik gadis yang terlihat sangat ketakutan itu. Sedari tadi dia memikirkan penampilan Caca yang berbeda, tapi dimatanya justru lebih terlihat cute.Tangannya meraih jemari gadis itu lalu menggenggamnya, membuat sang empu begitu terkejut."Kenapa kalian balik lagi? Enggak ada apa-apa juga, bikin orang ketakutan aja," omel Naya masih menatap tajam ketiga temannya.Fey juga tanpa sadar meremas jaket Arga, begitupun dengan Kiara yang entah sejak kapan sudah berpegangan pada lengan Gara. Bagi Gara sendiri, rejeki nomplok tidak boleh ditolak, jadi dia juga tidak menegur atau melepas pegangan te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status