Semua Bab Desah Di Kamar Sebelah: Bab 21 - Bab 30
146 Bab
21
POV BAYU              “Kenapa harus cek napza?!” Aku bertanya dengan nada gusar. Maju mendekati sang dokter demi meminta kejelasan.              Dokter itu malah mendelik. Menatap penuh selidik. Sialan. Dia mau jadi detektif? Belagu sekali!              “Kenapa?” tanyanya agak mendesis.              “Ya, saya suaminya! Saya berhak tahu, kenapa Dokter sampai harus mengambil sampel darah segala. Istri saya bersih. Bukan pemakai obat-obatan terlarang.” Aku menjelaskan dengan berapi-api. Geram sekali dengan lelaki ini pikirku.              “Saya tidak menuduhnya memakai obat-obatan terla
Baca selengkapnya
22
POV BAYU              “Mbak Tika kalau bercanda paling bisa,” sahutku dengan nada grogi.              “Aku tidak bercanda, Mas Bayu. Aku serius.” Bicara Mbak Tika penuh penekanan. Membuat depresiku serasa ingin kambuh. Tidak! Tak akan aku bisa menerima perasaan Mbak Tika. Bagiku dia hanyalah teman curhat. Psikolog profesional yang mampu memberikan konseling terbaik, bahkan menurutku lebih baik dari psikiater yang pernah kutemui di rumah sakit jiwa di kota kelahiranku.              “Hehe, Mbak Tika, yang tadi tolong, ya.” Kucoba buat mengalihkan pembicaraan agar tak terus menerus membahas mengenai hal menjijikan tadi.              “Iya, Mas. Aku pasti akan
Baca selengkapnya
23
POV RISTI              “Kamu akan dirawat di sini, Sayang. Jadi, jangan terlalu merepotkan nakes di sini, ya.” Mas Bayu berucap dengan suaranya yang setengah berbisik. Tatapan mata pria maskulin bertubuh atletis itu membuatku merasa semakin terancam.              Hancur lebur hatiku. Belum habis syokku saat terbangun dan tiba-tiba melihat tubuh ini sudah tergeletak di atas tempat tidur rumah sakit, jiwaku kembali dihancurkan lagi dengan suara dokter tinggi tadi yang tampaknya akan membawaku ke ruang rawat inap. Ya Allah, apa yang harus kulakukan? Aku tidak gila! Ini hanya akal-akalan Mas Bayu saja. Pasti ada yang sedang dia rencanakan dan aku belum tahu apa itu sebenarnya.              Aku melelehkan air mata. Berontak pun sudah percuma. Kedua tangan dan k
Baca selengkapnya
24
BAGIAN 24POV LIA              “Mama! Kenapa Mama bodoh sekali, sih? Bisa-bisanya Mama menjawab pertanyaan si Risti sembarangan! Astaga!” Aku memekik kesal. Menelepon Mama beberapa saat setelah Mas Bayu pergi membawa seonggok daging hidup tak berguna itu menuju RSJ.              “Lia sayang, maafkan Mama, Nak.” Suara Mama yang serak-parau seperti orang habis menangis itu membuatku malah bertambah jengkel. Apa-apaan Mama? Mau bersandiwara supaya aku tidak tega memarahinya? Jelas-jelas, karena ulah konyol Mama, hampir saja aku dipermalukan oleh madu tololku tersebut.              “Alah! Maaf-maaf! Mama udah bikin aku celaka! Bisa-bisanya Mama ngejawab hal yang ga sinkron. Aku kan, sebelum ke sini udah bilang kalau jamu itu buatan Mam
Baca selengkapnya
25
BAGIAN 25POV AUTHORPERNIKAHAN PETAKA              Semenjak kehadiran Ina di rumah milik Anwar, sikap Bayu selaku anak tunggal hasil pernikahan si empunya rumah dengan mendiang istrinya terdahulu yang bernama Sartini, kini berubah drastis. Anak nakal yang hanya senang bermain dan mengganggu itu, sekarang telah sempurnah sikapnya. Bayu anteng. Lebih banyak belajar dan patuh perintah. Ina telah berhasil mengambil hatinya. Wanita yang tak terasa sudah sebulan lamanya bekerja sebagai baby sitter untuk bocah kelas enam SD itu pun langsung jadi kesayangan sang majikan.              Dulu, Anwar kerap memanggil Khadijah untuk keperluan apa pun yang menyangkut masalah rumah. Sekarang, Inalah yang jadi primadona. Anwar hampir memanggilnya setiap menit apabila duda kaya itu sedang berada di rumah. Ada saja alasan yang membuat lelaki be
Baca selengkapnya
26
BAGIAN 26        POV RISTI              “Pasiennya akan kami dorong ke ruang perawatan, Pak.” Seseorang berucap dari arah depan bilik sana. Aku yang masih megap-megap dan sedikit terbatuk akibat cekikan Mas Bayu, memutuskan untuk menjalankan aksi selanjutnya.              Tangan dan kakiku segera memberontak. Aku menjerit dengan suara yang parau. Berulang kali menolak untuk dibawa ke ruang perawatan, sesuai dengan permintaan si dokter tadi.              “Lepas! Lepaskan aku!” kataku berontak. Kedua mataku tetapi masih tertutup rapat.              “Apa-apaan, ini? Dokter! Kenapa istriku masih memberontak juga? Obat penen
Baca selengkapnya
27
BAGIAN 27              Suara derap langkah kemudian terdengar di telingaku. Seperti tergesa. Bunyi kenop pintu yang ditarik kencang pun beradu dengan derit engsel pintu yang kurang diminyaki. Brak! Kemudian bantingan daun pintu yang menggelegar sontak membuat dadaku bergidik kaget. Lelaki biadab itu sudah pergi, pikirku. Semoga dia mendapatkan bala di jalan sana, kalau perlu mati sekalian digilas mobil!               “Astaga, bapak-bapak itu kenapa, sih?” Suara keluhan itu kuidentifikasi berasal dari perawat bernama Tito.              “Tauk, tuh! Dari tadi di IGD lagaknya udah kaya yang punya rumah sakit,” timpal rekannya, Indra.           &nb
Baca selengkapnya
28
BAGIAN 28POV AUTHORPERNIKAHAN PETAKA II               “T-tapi, T-tuan ….” Suara Ina tercekat. Bulir air matanya hampir-hampir jatuh membasahi pipi.              “Tapi kenapa?” Anwar bertanya              sambil memicingkan mata. Lelaki matang itu lalu bangkit dari duduknya. Langkahnya semakin mendekat ke arah si pengasuh. Tanpa bisa Ina tolak, dua tangan berbulu milik pria berkulit gelap itu lalu hinggap di kedua bahu kurusnya.              “Kamu tidak mau sama aku? Karena aku tua?” tanya Anwar dengan perasaan yang sedikit tersinggung.              Ina menangis.
Baca selengkapnya
29
BAGIAN 29POV ANWARSESAL              “Kurang ajar memang perempuan itu! Semakin tua bukannya semakin sadar diri. Selalu saja bertingkah yang tidak-tidak. Emosi aku!” Aku mengomel sepanjang perjalanan dari kamar ke ruang kerjaku yang letaknya hanya bersebelahan saja. Rasa kesal tiba-tiba saja semakin bertumpuk di ujung kepala. Kalau ingat dengan kebodohanku yang puluhan tahun lalu tersihir akan kecantikan Ina, rasanya menyesal luar biasa. Tolol sekali aku yang dulu. Bisa-bisanya mau menikahi perempuan tersebut hanya karena melihat casing luarnya saja. Kupikir, sikap menenangkannya itu awet sampai tua. Eh, lama kelamaan, sifat aslinya keluar juga. Kurang ajar!              Aku membuka pintu ruang kerjaku dengan kasar dan membantingnya kencang-kencang. Sekarang, beban pikiranku jadi bertambah lagi. Tak hanya memiki
Baca selengkapnya
30
BAGIAN 30POV RISTI               “Kamu orangnya terlalu panikan. Dengan menunjukkan sikap yang begitu, akan membuat orang-orang semakin yakin bahwa kamu memiliki gangguan mental,” ucapan dokter Savero terdengar lirih sekaligus dingin. Embusan napasnya yang terasa hangat di pipiku, sontak membuatku semakin gemetar. Kuberanikan diri untuk membuka mata. Kulihat, sebelah tangannya tengan membekap mulutku, lalu yang sebelahnya lagi memegang pipiku. Jadi, yang lembab dan sejuk itu adalah telapaknya?              Aku mengangguk pelan dengan mata yang berkaca. Lelaki itu lalu melepaskan tangannya dari bibir dan pipiku. Dia kembali duduk dan menatapku dengan datar. Sementara aku, masih ketakutan luar biasa.              “Jadi, kamu benar-
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status