All Chapters of Di Balik Rupa Burukku: Chapter 101 - Chapter 110
263 Chapters
Bab 101
Setelah satu minggu berlalu, Hasan menerima telepon dari profesor Kuncoro Hadi, bahwa email yang dikirimkan ke temannya telah mendapat jawaban. Calon investor itu meninggalkan nomor telepon kantornya dan meminta Hasan untuk menghubungi. Tidak membuang waktu lagi, Hasan langsung menghubunginya, beliau adalah seorang keturunan Australia yang sudah menjadi warga negara Indonesia bernama Duke Horrison, berusia lima puluh empat tahun. Duke meminta Hasan untuk mengirimkan proposalnya, namun karena masalah ini cukup urgent bagi Hasan, dia akan menemui mister Duke sendiri ke Bandung. Di akhir pekan, Hasan pergi menemui mister Duke sendirian dengan persiapan materi presentasi yang lengkap, biasanya mister Duke tidak ingin mengurusi pekerjaan di akhir pekan, namun karena pengaruh perkataan dan bujukan Kuncoro teman lamanya, maka mister Duke tertarik dan menyediakan waktu di kediamannya. Setelah sampai bandara, Hasan langsung mencari taksi untuk mengantarkan ke alamat yang sudah dicatatnya dal
Read more
Bab 102
Selesai makan siang, mereka membicarakan bisnis dengan serius di ruang tamu, Dave dan putranya membaca dengan serius salinan proposal yang diajukan oleh Hasan, sesekali mereka bertanya poin-poin yang ada dalam proposal tersebut. Dave merasa puas dengan rencana yang terstruktur di dalam proposal tersebut yang memuat rincian biaya pembangunan pabrik serta keuntungan yang akan di dapat dalam sepuluh tahun ke depan. "Baiklah, Mas Hasan. Dalam waktu dekat ini saya akan melakukan survei lokasi dan mengobservasi ketepatan investasi, jika semuanya sesuai dengan proposal ini, saya akan menginvestasikan dana, jika memang menguntungkan, saya akan membiayai penuh pembangunan pabrik dan pembagian keuntungan Fifty-Fifty, okey?" "Oke, Mister. Saya tunggu kehadiran anda di lokasi," ujar Hasan dengan senyum sopan. Percakapan mereka terhenti ketika melihat sosok wanita cantik, memakai dress selutut berwarna krim, kulitnya yang putih terlihat bersinar dengan gaun yang tersebut. Langkah wanita itu te
Read more
Bab 103
"kebetulan belum, syukurlah kami belum memiliki anak, jadi tidak ada yang menjadi korban," ujar Hasan. "Apakah masalah anak sehingga kalian bercerai?" "Tidak, karena memang kami tidak berjodoh saja." "Bukankah Kak Hasan sudah lama sendiri? Kenapa tidak mencari penggantinya?" "Aku sudah punya calon istri." Jawaban Hasan membuat Laura tersentak, mulutnya tiba-tiba terasa kelu dan membeku. Bagaimana dia bisa mengabaikan sosok lelaki di depannya? Bukankah lelaki dengan kualitas seperti ini akan banyak wanita yang mengejarnya? Akan tidak wajar jika dia tidak memiliki wanita dalam hidupnya, lelaki seperti ini bahkan layak memiliki beberapa wanita. Laura hanya menyesalkan kenapa dia selalu terlambat bertemu dengan pria ini, sepertinya dia hanya bisa mengagumi tanpa bisa memiliki. Sekilas dia teringat dengan Shintia temannya yang sudah putus dengan Adi, mereka putus karena orang tua Shintia yang memilik usaha retail itu tidak setuju memiliki menantu hanya seorang pegawai negeri, Shintia
Read more
Bab 104
Awal pekan ini, Aina kembali sibuk. Dia sekarang di tempatkan di bagian perekapan data masuk dan keluar bahan di gudang. Untuk perekapan data karyawan oleh Faisal di serahkan pada Ayu Soraya, karena ternyata Ayu Soraya kurang cakap orangnya, sehingga diberi data sederhana sekedar merekap absen yang di dapat dari mandor lapangan. Pekerjaan Aina cukup rumit, dia harus mensurvei barang di gudang, apakah sesuai dengan jumlah yang dilaporkan oleh kepala gudang. Dia bahkan sering menemui selisih yang cukup signifikan, dulu Wandi tidak mengeceknya secara mendetail sehingga sering kebobolan barang di gudang yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Aina melalukan pekerjaannya dengan teliti sebagai penanggung jawab moral. Dia juga melakukan itu semua demi usaha kekasihnya, kasihan lelaki terkasihnya itu sudah bekerja keras, pontang panting mencari dana demi menghidupkan usaha ini demi kepentingan orang banyak, jika usahanya digerogoti dari dalam terus, walau tidak menyebabkan b
Read more
Bab 105
Tanpa berpikir lagi, Dodi Rosadi segera meraih tubuh Aina yang masih di dalam bak, mengeluarkannya dan menarik tangannya ke luar dari kamar mandi. Situasi di luar kamar mandi sangat mengerikan, asap begitu hitam dan pekat, bau bahan kimia yang terbakar membuat kepala Aina berdenyut sakit, dadanya bahkan sangat sesak, hingga rasanya dia telah berhenti bernapas. Dia tidak kuat lagi, sehingga tubuhnya roboh dan tidak sadarkan diri. Dodi Rosadi bertambah cemas, tanpa menghiraukan apapun, dia segera membopong tubuh Aina menerjang haral rintang dan menerobos api. Kedua lengannya melepuh terlalap api, celana bahannya sebagian bahkan sudah terbakar. Sampai di luar gudang, sudah banyak orang yang berkumpul, sebagian dari mereka mengambil air pakai ember untuk memadamkan api dan sebagian yang lain mengambil ranting basah dan memukulkan api. Beberapa orang menyemprotkan api dengan selang dari pompa air. Ketika melihat Dodi Rosadi yang keluar gudang dengan keadaan yang mengenaskan, semua orang
Read more
Bab 106
Setelah jam besuk habis, Hasan berjalan gontai keluar dari ruang ICU, memang ruang ICU ketat untuk menerima kunjungan demi menjaga pasien kritis seperti Aina. Sebenarnya Hasan tidak rela meninggalkan Aina sendiri, dia ingin tetap berada di sana, ketika Aina membuk mata, dialah orang yang akan dilihatnya pertama kali.Di luar ruangan, dia sudah disambut oleh keluarga Aina dan juga Syarif beserta istrinya."Bagaimana keadaan Aina, Bang?" tanya Syarif, sampai sekarang Syarif belum mengetahui jika Aina berwajah cantik."Dia masih belum sadar," ujar Hasan dengan wajah sedih.Sebenarnya Syarif menelpon Hasan hanya mengabarkan jika gudangnya terbakar, ketika Hasan menanyakan ada korbannya atau tidak, dia secara spontan menjawab jika Aina dan Dodi yang menjadi korban, tidak disangka jika Abang tirinya itu berteriak saking terkejut dan paniknya. Syarif sudah mencurigai dari dulu jika Hasan menyukai Aina, namun bukankah di pesta pernikahannya dia membawa gadis cantik yang diakui sebagai pacarny
Read more
Bab 107
Kedua orang itu saling berpandangan, mereka takut untuk mengungkapkan kebenaran karena mereka memang tidak memperhatikan Aina yang tengah bekerja sendiri, mereka bahkan santai-santai dan bermain gaple sehingga peristiwa kebakaran berasal dari mana mereka juga tidak mengetahui."Kenapa malah bengong? Cepat ceritakan!" bentak Hasan tidak sabaran."Eh ... Anu, anu begini pak ... saya juga tidak tahu kenapa terjadi kebakaran. Hari itu sesudah makan malam, mbak Aina bilang akan mengecek sekali lagi jumlah pupuk yang masuk agar datanya benar. Jadi dia masuk ke gudang sedangkan kami berdua berjaga di depan pintu gerbang. Tidak berapa lama, saya mendengar teriakan minta tolong, setelah mendengarnya kami pergi menemuinya tetapi ternyata api itu sudah menyebar dengan cepat karena kemsan pupuk terbuat dari karung yang mudah terbakar dan pupuk itu juga bahan kimia yang juga mudah terbakar," jawab salah seorang dari mereka dengan gugup dan takut-takut."Pak, polisi datang meminta," ujar pak Suyono
Read more
108
"Nak Hasan, tidak perlu mencari ayah kandungnya, cukup dengan wali hakim saja," ujar Nur dengan nada sedih."Kenapa, Bik? Itu adalah tanggung jawab ayah kandung terhadap putrinya untuk terakhir kali," kata Hasan dengan nada heran."Tidak usah, sebaiknya wali hakim saja." Nur bersikukuh."Bagaimana kalau Fendi yang jadi wali? Bukankah dia saudara seayah dengan Aina?""Masalahnya, Aina tidak bernasab pada ayahnya."Nur berkata dengan nada sedih, bulir bening mengalir pada pipinya membuat Hasan tercekat, dia tidak mampu lagi mengucapkan kata-kata selanjutnya, pikirannya mencerna kata-kata Nur, maksudnya apa? Apakah Aina ..."Iya, Aina anak di luar nikah, sebelum menikah saya sudah hamil anak itu, Nak Hasan ... Itulah kenyataannya, Aina sesungguhnya tidak pantas menjadi pendampingmu, selain dia anak pembantu, dia juga anak diluar nikah. Tidak ada latar belakang yang baik darinya, tidak sepadan dengan Nak Hasan yang memiliki latar belakang terhormat, sebenarnya, tolong pikirkan lagi, jika
Read more
Bab 109
Ketika Hasan sudah sampai rumah sakit, hari sudah tengah malam. Aina sudah dipindah ke ruang perawatan VIP. Dokter sudah menyatakan jika kondisi Aina sekarang sudah stabil, hanya tinggal pemilihan dengan minum obat.Hasan ketika datang langsung menuju ruang ICU, ketika seorang perawat memberitahunya Aina sudah dipindah ke ruang rawat, dia berlari menuju ruang rawat, di sana sudah berkumpul beberapa orang, ada Fendi, Dito, Nur, Faisal dan Dodi."Aina ...," panggil Hasan ketika membuka pintu, matanya tersirat kerinduan yang dalam."Aina, itu Nak Hasan sudah datang, selama kau tidak sadar, dia selalu menunggumu, dia baru pulang mengurus cuti kerja," ujar Nur berbisik di telinga Aina, membuat wajah gadis itu memerah.Nur mengajak semua orang untuk keluar dan beristirahat, karena hari juga sudah tengah malam. Hasan mendekati Aina dan membelai wajah gadis itu dengan hati-hati."Sayang, alhamdulillah kau sudah sadar, Abang sangat takut, kenapa kau berbuat seperti itu? Kau ingin membunuh Aban
Read more
Bab 110
Nur, Dito dan Hasan sudah kembali ke rumah besar, Hasan masih dalam masa cuti, dia kembali ke kota hanya untuk mengurus surat NA untuk pernikahannya, untung saja dia sudah mengurus KTP Aina, sehingga dia lancar saja mengurusnya.Pernikahan akan dilaksanakan di rumah Syarif, dia tidak mau mengambil resiko jika pernikahannya terganggu oleh hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan Nur kembali ke rumah besar karena tidak enak meninggalkan pekerjaannya terlalu lama."Aku akan menikah, acaranya Minggu ini," ujar Hasan ketika mereka tengah makan malam bersama."Kau sadar apa yang kau ucapkan? Kau pikir menikah itu cuma mainan?" tanggap Burhan sambil menghentikan makan malamnya."Apakah kau mau menikah dengan gadis yang kau bawa dipernikahan Syarif?" tanya Halimah dengan lemah lembut."Iya, Bu. Aku harap ibu datang dipernikahanku.""Kau mau menikah dengan gadis yang tidak jelas itu? Aku tidak setuju!" Burhan meradang melihat putranya yang selalu membangkang ini."Aku ke sini hanya untuk membe
Read more
PREV
1
...
910111213
...
27
DMCA.com Protection Status