Semua Bab BERCINTA DENGAN HANTU: Bab 121 - Bab 130
183 Bab
BAB 120
Sesampainya di depan gang, Darto memelankan kendaraannya, karena gangnya agak sempit, jadi saat berbelok dan hendak memarkirkan di garasi rumah harus ekstra hati-hati,NGUK NGUK NGUKDarto terperanjat, dia melihat dua ekor anjing mulutnya dilakban, dan kakinya di rantai jadi satu oleh pemilik sendiri,Sebagai sopan-santun Darto menyapa dan menanyakan apa yang sedang terjadi dengan kedua anjingnya itu.“Lho Koh, ada apa dengan si Blaky?” tanya Darto, yah pemilik kedua anjing itu seorang keturunan Tionghoa, sudah bertetangga sejak dia kecil,“nggak tahu mas, malam ini dia melolong terus, juga tingkahnya seperti anjing gila, aku khan malu sama tetangga, jadi aku lakband moncongnya, dan aku ikat kakinya agar tidak bersuara dan bertingkah, besok pagi aku periksakan ke dokter” cerocos kokoh itu“Oh, begitu ... mari Koh” Darto segera melanjutkan laju mobil memasuki gang, hari menjelang pagi, sebentr lagi subuh, saat sampai di rumah.***Pagi menjelang, seperti biasa Ninik dan mertuanya seda
Baca selengkapnya
BAB 121
“Ish, kalau nanti anak kakak sudah mbrojol, kakak baru tahu rasa” sahut Darmi. “Ish, kakakmu pastinya nanti lebih pinter dari kamu Darmi” sahut Zulaikha tiba-tiba sambil bawa makanan di taruh di meja. “Hayuk, kita sarapan dulu, bahasnya disambung nanti, tidak sungkan apa, sama janda, bahas gituan” gerutu Zulaikha. “Janda? siapa bu ....” seru Darto dan Darmi bersamaan. “Lha menurutmu ibu itu bukan janda ....” mata Zulaikha mendelik dengan mimik yang lucu, semua saling pandang, merekapun baru ngeh, dan tertawa bersama-sama. *** Darto sudah sampai di depan rumahnya sendiri, dia mengamati hasil renovasi, dia merasa puas dengan hasilnya, nanti sian dia membayar lunas, karena hari ini sudah selesai, kemungkinan dua hari lagi bisa balik kesini bersama istrinya, hatinya merasa senang sekali, karena dengan begitu, dia tidak jauh-jauh dari istrinya. Saat Asyik mengamati rumahnya, tiba-tiba muncul mbok Rah dari dalam, terlihat membawa kresek besar, nampak dia terkejut dengan kemunculan Da
Baca selengkapnya
BAB 122
Darto masuk ke kamar, dia duduk di tepi ranjang sambil mengamati berkas di tangannya, dia lihat satu-satu lagi berkasnya, seetelah dirasa tidak ada sesuatu lagi, kemudian dia bangkit dan dan membawa berkas itu, dia segera melangkahkan kakinya keluar dari kamar.“ASTAGHFIRULLAHHALADZIM!” teriak Darto kaget, saat membuka pintu sudah berdiri mbok Rah tepat di depan pintu, hatinya yang selama ini merasa kurang sreg dengan sosok mbok Rah, jadi semakin kurang berkesan dengan mbok Rah,“Eh, copot” seru mbok Rah tak kalah kaget, dia yang sedianya hendak membuka pintu, tiba-tiba pintu itu terbuka dan muncul Darto, dia pikir Darto sudah pergi, ternyata masih dalam kamar,“Ada apa mbok?” tanya Darto heran, melihat mbok Rah di depan pintu.“Eh_oh_ maaf mas Darto, saya mau membersihkan kamar” jawab mbok Rah gugup.Darto sedikit memicingkan matanya, dia agak heran saja, biasanya mbak Susi yang membersihkan kamar atas, sedang mbok Rah sebenarnya cukup melakukan hal-hal ringan, karena istrinya menga
Baca selengkapnya
BAB 123
Mbok Rah kembali ke dapur membantu Susi, “Sus, memang kamu kemarin lihat apa, kog sampai pingsan?” tanya mbok Rah, dengan ekor mata melirik tajam pada Susi “Eh_oh tidak lihat apa-apa mbok” jawab Susi, tangannya yang sedang mengiris sayuran gemetar mengingat peristiwa kemarin, dimana saat membuka kemar mbok Rah dia masih ingat betul, dia melihat pemandangan ganjil, ada minyak gosok melayang-layang di sekitar punggung mbok Rah, dengan posisi mbok Rah tengkurap, tapi dia tidak berani mengatakan apapun, dan harus berbuat apa sama mbok Rah, dia hanya bisa meningkatkan kewaspadaannya terhadap mbok Rah, dan berharap mbok Rah segera dijemput oleh keluarganya, “Sungguh kamu nggak lihat apa-apa’ tanya ulang lagi mbok Rah. “Sungguh mbok” suaranya gemetar, dia berusaha menutup ketakutannya, “Assalamualaikum” salam seseorang yang tiba-tiba sudah nongol di dapur, yah itu adalah tukang cat yang kemarin, hari ini sepertinya hari terakhir, tinggal finishing dan membersihkan area dari percikan-per
Baca selengkapnya
BAB 124
Dirasa tubuhnya tidak nyaman, kemudian dia bangkit dari sofa, berjalan ke kemar mandi belakang, kepalanya berputar-putar, tangannya terasa dingin, dengan terhuyung-huyung dia melangkah kakinya dengan tertatih, tangannya memegangi perut, ada yang terasa tidak nyaman, setelah sampai pintu kamar mandiHoek,hoek,hoekSusi muntah-muntah di kamar mandi, sambil memegangi perutnya, keringatnya sudah memenuhi dahinya, dia muntah sampai terakhir muntah hanya cairan sedikit kekuningan, terasa sedikit pahit,“Sus ada apa kamu?” tanya mbok Rah mendekati Susi, walau diam-diam berseteru, tapi harus tetap saling peduli di luarnya bukan? pikir mbok Rah“Oh, biasa mbok, magh aku kumat, aku lupa tadi minum es jeruk, padahal aku khan tidak boleh makan dan minum yang asam” ujarnya terengah-engah karena aktifitas muntah tadi.Susi segera mengambil obat maghnya yang selalu tersedia di tasnya, jaga-jaga kalau kambuh, sedang mbok Rah menuju Dapur untuk menyelesaikan pekerjaan memasak makanan untuk makan siang
Baca selengkapnya
BAB 125
Wanita itu merasa di abaikan, dia sedikit gemas dengan pria ini, bagaimana bisa dia diabaikan begitu, dia biasanya selalu di pandang dengan memuja dari para lelaki, dan dia ada kebanggaan dengan hal itu, kini dia tidak di pandang bahkan hanya dengan ekor mata sekalipun. Apalagi dia di panggil bu, ‘sejak kapan aku jadi ibunya’ gerutunya dalam hati.“Ah, ya, tapi hanya Mas Darto yang mudah saya temui, yang lain susah” tukas wanita itu.“Lagian kalau Mas Darto tidak mau menemui saya, saya bisa batalkan investasi saya” ceroxos wanita itu, yang ternyata seorang investor, dia dengan arogant ingin menekan Darto, dia ingin menklukkan Darto dengan kekuatan uangn.“Maaf Bu, yang ingin investasi khan anda sendiri, sedang mengenai investasi saya tidak tahu menahu, karena bukan bagian saya, sudah saya katakan tadi khan ....” timpal Darto sedikit menekankanTamu wanita terdiam, benar juga yang dikatakan Darto, sedangkan tamu pria tidak hendak berkata apapun terkait berdebatan kecil itu, dia sudah m
Baca selengkapnya
BAB 126
Baru kali ini ada pria yang begitu tegas menolaknya, ‘kamu belum tahu siapa aku Darto, kamu akan bertekuk lutur kepadaku, aku akan melakukan sesuatu hingga kamu akan memohon-mohon padaku’ gumamnya dalam hati.“Halo Humai, sudah siap” ucap darto mesra pada orang di seberang sana, dengan Hand Phonenya“Waalaikumussalam, maaf Humai sampai lupa salam” ujar Darto sedikit terkekeh, saat justru istrinya yang mengucap salam“Ok, segera meluncur sayang” sahut Darto sumringah, matanya terlihat berbinar-binar.“Maaf, bukannya mengusir, tapi saya harus pergi, ada keperluan yang sangat penting” ujar Darto sesopan mungkin.Sarah mendelilk, dia marah, seumur-umur baru kali ini ada orang yang dengan berani mengusirnya, dia tidak terima, dia harus buat perhitungan.“Kamu tidak bisa mengusirku begitu saja, aku adalah calon investor berpotensi, kamu tahu, apa kamu belum tahu siap aku” ujar Sarah dengan suara meninggi, habis sudah kesabarannya yang tadi sudah di tahan-tahan, dia tidak mau diperlakukan se
Baca selengkapnya
BAB 127
Sebenarnya sudah lama dokter Nova seperti itu, sering sekali membawakan makan siang, tapi karena ibunya juga rutin membawakan makan siang untuknya, ada beberapa waktu juga ibunya kalau sedang sibuk sekalli maka tidak mengirim Darto makan siang, jadi makanan dari dokter Nova selalu diberikan karyawannya, tentu saja tanpa sepengetahuan dokter Nova, takutnya sang pemberi tersinggung.“Eh ya, terima kasih dokter, biar diterima Agung, saya mau keluar, maaf terburu-buru” ujar Darto sopan, dan segera pergi terburu-buru.Dokter Nova hanya terdiam, dia kecewa dengan sikap Darto yang datar-datar saja terhadapnya, apa aku harus mundur yah, batin dokter Nova, tapi sudah terlanjur menunggunya sekian lama, masak mundur begitu saja, salah dia sendiri juga sih, mengharapkan seseorang yang jelas-jelas tidak menaruh minat sedikitpun padanya, tapi yang namanya sudah kadung tresno (cinta), susah untuk berpaling, meski bertepuk sebelah tangan.Dokter Nova mengehela nafas, dia sadar betul, bahwa sejak awal
Baca selengkapnya
BAB 128
Agung mengumpat, dia melirik temannya yang mengerjainya dengan melempar potongan besi di sampingnya, sehingga dia terkaget, dan begini deh keadaanya sekarang,Agung yang menjadi obyek bullyan juga ikut tersenyum-senyum, dia merasa senang bahwa karyawan di sini rata-rata kerasan, entah karena suasana yang enjoy penuh kekeluargaan, atau karena memang gajinya disini pantas.“Hey kalian, diam semua, fokus kerja, kalau kerja yang bener, awas kalau ada komplain dari pelanggan, bonus kalian tidak keluar bulan ini ....!” teriak Agung menggelegar, menirukan kebiasaan bos, mata mendelik dengan tangan di belakang meniru gaya si bos, sejenak suasana diam, tapi tiba-tiba kembali riuh, sadar kalau itu suara Agung yang meniru dan berlagak seperti bos, jadi mereka terkejut sesaat, kemudian menjadi tertawa kembali, saat tiba-tiba Agung tertawa ngakak, melihat teman-temannya terdiam, yah begitulah suasana riang di bengkel yang bikin karyawan kerasan, suasana kekeluargaan yang kental dan enjoy.***Do
Baca selengkapnya
BAB 129
Darto terkejut dengan teriakan istrinya, secepat kilat dia berlari ke toilet,“Humai” Darto segera mendekap istrinya, kemudian dia memerikasa seluruh bagian tubuh istrinya dengan panik,“Kamu tidak apa-apa Humai?” tanya Darto dengan panik“Aku tidak apa-apa Bi, tapi ibu itu” jawab Ninik sambil menunjuk seseorang yang tergeletak di lantai.Darto segera mengangkat tubuh wanita itu keluar, sedangkan Nova dan temannya yang tadi mengekor Darto, juga segera bertindak, mengambil brankar, para suster yang kebetulan melintas juga tak kalah cekatan menangani pasien dadakan itu, kemudian si wanita pingsan itu di bawa ke UGD.Darto dan Ninik menunggu di luar ruangan, mereka berdua duduk di kursi ruang tunggu,“Humai, memang tadi bagaimana kejadiannya?” tanya Darto.Kemudian Ninik mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu, saat itu dia sedang asik membenarkan cadar dan cuci tangan, seorang ibu keluar dari dalam toilet, Ninik melihat dari pantulan ceermin itu, ibu itu tiba-tiba menunjuk-nunjuk di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
19
DMCA.com Protection Status