Semua Bab BERCINTA DENGAN HANTU: Bab 111 - Bab 120
183 Bab
BAB 110
“Sus, minta tolong panci disitu gih, aku juga mau buat teh” ucap mbok RahSusi segera mengambil panci bergagang yang dimaksud mbok Rah, biasanya untuk menjerang air saat membuat minuman panas, saat Susi menjangkau panci itu, kesempatan bagi mbok Rah, menaburkan sedikit bubuk yang diambilkan dari buntelan tadi, dimana Susi tidak menyadari hal itu, karena begitu cepat, dan mbok Rah segera memasukkan kembali buntelan itu di lipatan jariknya, dia tersenyum menyeringai.“Biar aku saja Sus” ujar mbok Rah menawarkan diri“Nggak usah mbok, tunggu airnya sampean mendidih, biar nggak gosong, katanya mau buat teh” tolak Susi, mbok Rah terdiam, dia tidak punya alasan untuk memaksa kehendak“Eh, Sus, jangan lupa, yang sebelah ini buat mas Darto, kelihatannya lebih pas, terlihat warnanya lebih bagus dari yang ini” tunjuk mbok Rah pada gelas yang dimaksud, mencoba mengatur Susi.“Iya mbok” sahut Susi sambil lalu tanpa berpikir apapun,Ah, malam ini sepertinya akan berhasil, tunggu nduk, keinginanmu
Baca selengkapnya
BAB 111
“Maaf Mas, apa Mas Darto mau pulang?,apa sebaiknya Mas duduk dulu, soalnya saya dan Susi terlanjur nyiapkan bahan untuk makan malam” cerocos mbok Rah “Oh, yang pulang Pak tukang mbok, saya pulang nanti, habis maghrib” tutur Darto, soalnya ada sesuatu yang harus dia kerjakan dulu di kamar, tanggung, biar tidak bawa pekerjaan pulang pikir Darto “Mari Mas Darto, saya pamit” “Oh mari-mari silahkan, hati-hati dijalan, anak istri menunggu” tutur Darto sambil tersenyum dengan tangan mempersilahkan, ternyata Darto mengiringi pak tukang untuk pulang, Darto segera masuk ke kamar, tanpa sepengetahuannya, mbok Rah menguntit dan mendekat ke depan pintu kamar, begitu Darto masuk dan menutup kamar, mbok Rah terlihat menempelkan telinganya, di pintu, entah apa yang ingin di dengar, matanya berbinar, wajahnya cerah, segera setelah itu dia berlari turun, kemudian dia kembali, seperti sedang menggandeng seseorang, meski tidak nampak yang digandeng, kemudian berbisik-bisik seperti ada orang disampingn
Baca selengkapnya
BAB 112
Susi sudah sampai lebih dulu di depan kamar, dia membuka pintu dan segera masuk, Darto hendak ikutan masuk, tapi dia ragu, sejenak dia mengingat ceramah seorang ustad, janganlah berduaan dengan yang bukan muhrim, karena tidak baik dua orang bukan muhrim berada di kamar atau tempat sepi berduaan, karena yang ketiga adalah setan, meski penasaran degan apa yang terjadi di dalam, Darto memilih menunggu di depan kamar.“Ya ampun ... !” terdengar Susi berseru, Darto yang penasaranpun bertanya.DDRRRT DRRRT“Ad ...” suara Darto terputus, padahal dia hendak berteriak dan bertanya ada apa pada Susi, tapi di batalkan, demi mendengar nada panggilan khusus dri istrinya, menjawab segera istrinya dirasa lebih penting“Waalaikumussalam Humai” Darto menjawab salam istrinya yang sedang memakai mode vedeo Call.“Cepat pulang Bi, Baby rindu” suara manja Ninik dengan ekspresi terlihat lucu di layar“Baik, nih lihat, Habi sudah mau pulang” jawab Darto sambil melangkahkan kaki menuruni tangga,“Ok Bi ...
Baca selengkapnya
BAB 113
“Eh, pasti kucing!” ujar mbok Rah gugup,“Sudah yah, sampai sini saja, mbok bisa pelan-pelan, kamu teruskan pekerjaanmu” sambung mbok Rah, sejenak Susi ragu, tapi setelah dia yakin mbok Rah bisa, akhirnya dia membiarkan mbok Rah sendiri, sebenarnya dia sangat penasaran dengan kamar mbok Rah, harusnya ini kesempatannya dia bisa mengamati langsung isi kamr mbok Rah, tapi sudahlah, sepertinya mbok Rah menyimpan misteri, yang orang lain tidak boleh tahu pikir Susi, diapun segera berlalu dari situ,Setelah Susi berlalu, mbok Rah segera membuka pelan pintu kamarnya, dan segera menutup kembali, seperti takut di intip orang.Setelah masuk, dia menghela nafas, “Nduk jangan begitu, nanti Susi curiga, jangan marah-marah seperti itu lagi, nanti kita akan usahakan lagi lain waktu yah, kamu yang sabar” tutur mbok Rah lembut, orang awam tidak akan tahu dia sedang berbicara dengan siapa, karena tampak dia sedang sendiri di kamar itu.Mbok Rah dengan tertatih-tatih menuju pembaringannya, di baringkan
Baca selengkapnya
114
“Sus_Susi_bangun Sus” mbok Rah menepuk-nepuk pipinya pelan, dia tidak menyangka, kenapa tiba-tiba Susi masuk ke kamarnya. Lamat-lamat ada yang memanggil namanya, Susi membuka matanya pelan, serasa berat, dia paksa kelopak matanya membuka, dengan susah payah akhirnya dia bisa membuka dengan sempurna, pelipis, bawah hidung, kaki dan tangannya terasa panas dan aroma balsam, di kerjap-kerjapkan matanya, dilihatnya mbok Rah ada disampingnya memijit-mijit telapak tangannya. “Syukurlah Sus, akhirnya kamu sadar, bikin panik saja” seru mbok Rah “Eh ya, ada apa mbok, kog aku seperti ini” tanya Susi bingung “Eh kamu tadi pingsan, jadi aku bawa ke kamarmu” sahut mbok Rah, “Kenapa aku pingsan?” tanya Susi heran dengan keadaannya. Dia mencoba mengingat kejadian tadi, seingatnya dia sedang memasak, itu saja, apa terus aku pingsan, pikir Susi. “Terima kasih ya mbok, jadi ngerepoti” ujar Susi lirih, dan segera mendudukkan badannya. “Apa kamu masih pusing Sus?” tanya mbok Rah. “Sudah nggak mbok,
Baca selengkapnya
BAB 115
***Di jalanan menuju arah ke rumah ibu Darto ada kehebohan, di trafig light, salah seorang pengendara mobil sontak melotot ke arah seorang pengendara sepeda motor, yang tepat bersisihan di sebelah mobilnya, pengendara itu membonceng sosok bergaun putih lebar menjuntai, gaun itu berkibar-kibar diterpa angin, sedang sosok itu pucat dengan mata yang menyeramkan, pengendara mobil itu dan sosok itu saling menatap.“astaghfirullahhaadzim” seru pengendara mobil itu berseru, tubuhnya bergidik ngeri,“Ada apa bro?” seru orang di sampingnya, dia tahu temannya ini memiliki bakat indigo, dapat melihat makhluk kasat mata, sehingga dia yakin temannya ini sedang melihat sesuatu“Di sebelah ada si Han bro” sahutnya, si teman paham apa yang di maksud temannya, sedang dia sendiri tidak dapat melihatnya.“Di sebelah mana?” tanya temannya lagi, penasaran.“Di boncengan motor bapak berbaju kotak merah biru, sebelah mobil ini” jawab si teman indigo itu dengan suara sedikit berbisikPria disebelahnya meleb
Baca selengkapnya
BAB 116
“Hay ada apa bro ... kaget tahu!’ seru si teman, si indigo diam saja, sepertinya dia mengamati satu titik, entah apa yang di lihatnya sampai kayak gituKemudian si indigo keluar, dia seperti berbincang-bincang dengan seseorang, tapi tidak ada seorangpun berada di jalanan itu. Kemudian si indigo kembali ke mobilnya, dia membuka pintu mobil kemudi, lalu dia bertanya pada temannya.“Sory bro, ada yang mau numpang boleh nggak ....?” tanya si indigo, karena mobil ini milik temannya itu, jadi dia harus ijin“Siapa ....?” tanya si teman“Yang tadi di bonceng bapak-bapak tadi yang aku ceritakan, dia mencari alamat ini, dan dia minta tolong padaku, karena hanya aku saat ini yang bisa berkomunikasi denganya, jadi dia minta tolong begitu ....” terang si indigo“Lha, dia khan hantu, kenapa harus numpang, dia khan bisa melayang, terbang” ujar si teman“Dia masih hantu mentah bro, masih belum punya ilmu seperti itu, walau hantu itu sama dengan kita, butuh bertahun-tahun untuk punya ilmu terbang, se
Baca selengkapnya
BAB 117
Si indigo segera melajukan mobil kembali membelah kabut malam, hujan rintik masih terus berlanjut, fiper kaca mobil masih bergerak ke kanan dan ke kiri, di setel lambat, karena hujan tidaklah lebat, jalanan tampak lengang, hanya beberapa mobil yang berseliweran, udara dalam mobil terasa dingin, karena harus menghidupkan volume AC dengan agak tinggi, agar tidak menimbulkan kabut di kaca, entah mengapa suasana malam itu terasa mistis, mungkin perasaan si teman indigo itu saja kali yah.“Bro, hantu tadi itu perempuan apa laki-laki?” tanya si teman itu masih penasaran, dia merasa ada yang mengganjal, keingintahuannya sangat tinggi.“Perempuan” jawab si indigo.“Lha, namanya siapa” tanyanya lagi.“Alamatnya dimana?” timpal si indigo mengejek si teman“Ish sialan kamu, aku tuh nanya beneran?” ujar si teman“hhhhhh, lagian kamu serius amat, mau ngapain sensus begitu?, memang kamu naksir?” cerocos si indigo, sambil cekikikan“Ish, naksir gundulmu itu, aku tuh cuma penasaran aja dunia ghoib,
Baca selengkapnya
BAB 118
“Tidak bu, tadi ada tabrak lari, dan saya membantunya” jawab Darto darto datar.“Oh, apa pasien sudah ditangani?” tanya Dokter Nova, sebenarnya itu bukan pertanyaan, secara khan sudah jelas, kalau di UGD itu pasti langsung ditangani, dokter Nova hanya ingin mencari bahan pembicaraan, dia ingin berbicara lebih lama dengan Darto, orang yang di kagumi dan diam-diam di cintai ini, apalagi sekarang satu lagi sisi Darto yang dia lihat, yaitu kebaikan hati, mau-maunya menolong orang lain, sampai ditunggui begitu.“Sudah bu” jawab Darto singkat, yang pada dasarnya seorang yang pendiam, apalagi dengan lawan jenis,“Bapak Darto!” teriak seorang suster dari arah ruangan UGD“Eh ya, saya” seru Darto sambil berlari mendekat ke arah suster yang memanggilnya.“Ah ini pak, si ibu sudah baik-baik saja, hanya luka ringan, sedang si adik harus di periksa lebih lanjut, dan dokter merekomkan untuk CT Scan, dan pihak keluarga harus persetujuan dan menyelesaikan keadministrasiannya dulu” tutur suster itu ra
Baca selengkapnya
BAB 119
Dokter Nova menghadapkan wajahnya kepada Darto, sedikit mendongak karena Darto yang tinggi, wajahnya sumringah, menunggu ucapan Darto selanjutnya, dengan posisi seperti itu, dokter Nova gemetaran, dadanya mau meledak, di lihat sepertinya Darto hendak minta tolong sesuatu.“Eh_maaf bu dokter, saya mau pinjam Hand Phone, soalnya tadi sepertinya jatuh, saat menolong korban” ujar Darto sopan, dia sedikit menjauhkan wajahnya, karena dirasa dokter Nova terlalu mendekatkan wajahnya, dia jadi jengah.“Eh_boleh_boleh, silahkan” sahut dokter Nova secepatnya dia menyerahkan Hand Phonya kepada Darto, setelah di buka sandinya dengan sidik jarinya, hatinya berdegup kencang, hatinya berlompatan sampai tangannya tremor dan sedikit berkeringat saat menyerahkan benda pipih itu, sedang disisi Darto tidak menyadari hal itu.Darto menekan nomor yang selalu di hafal di luar kepala, dan terbukti sangat bermanfaat dalam situasi seperti saat ini, saat Hand Phonya hilang, dia masih mudah menghubungi orang ini,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
19
DMCA.com Protection Status