Semua Bab Taring Putih Dari Barat: Bab 261 - Bab 270
384 Bab
259. Pengecut
Area kacau dengan sejumlah genangan air berwarna merah darah tampil begitu buruk di salah satu sudut kota Bukit curam.Tempat itu begitu menyeramkan saat tampil dengan suasana gelap meski masih dalam keadaan siang hari. Di area itu juga terlihat sekelompok orang yang terbaring buruk di tanah secara tak beraturan. Ini semua menambah kesan menyeramkan yang terasa di tempat itu.Sementara itu, ada sosok paruh baya yang dengan santainya berjalan di daerah itu. dia bahkan tampil tidak peduli saat wajahnya tersenyum puas meski tubuhnya telah berlumur dengan sejumlah darah.Sosok paruh baya itu jelas merupakan ayah dari Luruih, pemuda yang sedang terbaring nyaman di tanah. namun entah mengapa, aura dan tampilan yang dibawa sosok paruh baya itu saat berjalan begitu berbeda dengan tampilannya yang tenang dan dingin saat sebelumnya.“Hahahahaha aku... sudah.. tidak sabar untuk bermain-main dengan mu...” kata sosok paruh baya itu dengan suara pelan.Sosok paruh baya itu terus saja berjalan ke
Baca selengkapnya
260. Tamparan
Di sebuah area yang kacau, sebuah tawa histeris terdengar menakutkan saat memenuhi area gelap itu.Sosok paruh baya yang sedang berdiri menjambak rambut seorang pemuda tampak begitu puas karena satu alasan.Setelah paruh baya itu terus tertawa hingga beberapa saat, ayah dari Luruih itu akhirnya berhenti tertawa dengan tampilan yang tersengal-sengal.Jelas bahwa paruh baya itu tertawa begitu lepas hingga dia kehabisan nafasnya.Sesaat setelah sosok paruh baya itu selesai tertawa, sebuah suara datar yang malas mulai terdengar di keheningan.“Apakah kau sudah selesai tertawa pak tua aneh?” suara itu begitu tenang dan juga biasa.Sosok paruh baya yang mendengar hal ini hanya bisa melihat ke arah sumber suara dengan tidak percaya.Sosok yang berbicara dengan sombong itu adalah pemuda angkuh yang baru saja ngompol dan dipermalukan olehnya.Sikap pemuda itu begitu pengecut di saat sebelumnya, namun kini tampaknya sosok pemuda aneh itu sudah kembali ke sifat aslinya.Dengan ini kelompok orang
Baca selengkapnya
261. Akhir Permainan
“Duar!”“Duar!”Suara petir menggelegar mulai muncul di langit gelap yang tertutup dengan tirai warna merah.Penutup langit warna merah itu merupakan sebuah pelindung yang telah dibuat oleh paruh baya ayah si Luruih di saat sebelumnya. Sosok itu menggunakan perisai itu untuk menyelamatkan orang sekitar dari dampak serangan.Kini setelah ledakan terakhir selesai, perisai itu terus saja menggantung di langit membuat area itu menjadi gelap.Setelah beberapa waktu mengambang di udara, akhirnya perisai merah itu mulai bergerak membentuk partikel air kental yang akhirnya berubah menjadi awan.Saat awan saling bertabrakan, dengan ini Guntur dan kilat akhirnya diciptakan.“Wiswesswiswsiisisisiwwseiswiewie.” Paruh baya itu komat kamit dengan tidak jelas.Namun meski terdengar tidak jelas, sosok itu tampil begitu khusyuk layaknya orang berdoa.Abar yang masih tertanam di tanah entah mengapa menjadi semakin ngeri dibuatnya.Entah kebetulan atau bukan, lehernya yang tidak terbenam di tanah tiba-t
Baca selengkapnya
262. Kabar Meragukan
“Syur... Syuar... Cebyur...”Suara ricuh ombak besar mulai merendam area di sekitar.Suara memekakan itu berasal dari sejumlah besar cairan merah yang menggulung di udara.Cairan itu adalah serangan yang dilancarkan oleh paruh baya yang merupakan ayah Luruih di saat sebelumnya. Ombak besar itu kini bergerak dengan cepat menuju ke satu arah yang tidak jauh.Abar yang melihat ombak besar itu bergegas ke arahnya hanya bisa pucat pasi di buatnya. Jelas bahwa tampilan ombak itu begitu menakutkan.Bahkan kelompok orang di sekitar yang tahu bahwa ombak itu tidak mengarahkan serangan ke arah mereka, tetap saja pucat pasi tidak kurang dari Abar setelah melihat keagungannya.“Sungguh layak menjadi kepala keluarga besar...” kata Surya takjub.Dengan ini Surya lagi-lagi menggunakan pedang yang di tancapkan ke tanah sebagai pondasi untuk dirinya agar tidak terbang akibat dampak serangan yang telah di lancarkan.Sementara setiap orang di tempat itu menjadi pucat karena ketakutan, sosok paruh baya i
Baca selengkapnya
263. Semuanya Pergi
Di sebuah area kacau yang ada di kota Bukit curam, tampak sekelompok orang tengah terdiam saat tidak percaya dengan informasi yang baru saja mereka terima. Informasi tentang penyerangan yang dilakukan oleh orang asing ke setiap basis keluarga besar di kota ini merupakan sesuatu yang tidak masuk akal untuk mereka, bahkan sosok pembawa pesan itu berkata bahwa kantor walikota juga termasuk salah satu titik yang di serang. Jelas kelompok orang di sekitar menjadi ragu karenanya. Namun meskipun ragu, kelompok itu hanya bisa yakin ketika melihat tampilan dari sosok yang menyampaikan informasi itu. Walikota sendirilah yang memberi informasi ini agar orang menjadi percaya dan mengurangi masalah. Dan lagi, tampilan berantakan walikota saat datang bisa membuktikan bahwa informasi yang dibawa olehnya merupakan sebuah kebenaran. Namun tetap saja kelompok itu ragu saat walikota memutuskan untuk menyelamatkan pemuda gila sebelumnya. Dengan ini ayah Luruih menjadi bimbang dibuatnya. Jika dia p
Baca selengkapnya
264. Kecurigaan
Di bawah pohon besar yang terletak di area kacau dengan genangan darah dan material reruntuhan di sekitarnya, tampak seorang pemuda lusuh sedang terduduk dengan tampilan wajah serius seolah sedang berpikir sesuatu hal yang rumit.Pemuda itu begitu berpikir saat dia mengerutkan jidatnya dan juga menyipitkan matanya.“Apakah hanya pikiranku saja atau memang ada yang aneh dengan kota ini?” tanya Surya sedikit khawatir.Surya yang telah di serang saat sebelumnya jelas merasakan hawa yang tidak bersahabat di tempat ini.Terlebih lagi ada pertanyaan yang mengganjal di hatinya sekarang.“Bagaimana bisa sosok pemuda naif seperti itu memegang benda yang bahkan bisa menjadi pembunuhan massal bagi satu kota seperti itu?” tanya Surya bingung.Jelas bahwa pemuda itu bukan orang biasa, namun bagaimana caranya agar dia mendapatkan benda itulah yang menjadi misterinya.Surya berpikir, jika benda itu bisa dengan mudah di pegang oleh pemuda yang disebut lima jenius saja, bukankah akan banyak kota yang
Baca selengkapnya
265. Kenyamanan
Di bawah pohon besar, seorang pemuda kini tengah duduk dengan nyaman seolah berada di pemandian air panas.“Ahhhh tampaknya memang benih rimau bisa membuat tubuhku menjadi jauh lebih baik.” Kata Surya paham.Namun meskipun terlihat paham, pemuda itu masih belum jelas dengan apa yang sebenarnya dilakukan benihnya itu pada tubuhnya. Yang dia tahu hanyalah benih itu membantu tubuhnya untuk segera kembali pulih seperti sebelumnya.Karena merasa sudah cukup dengan pengamatan anehnya, Surya mulai memberhentikan utas kuning transparan itu untuk terus bisa berselancar di bawah tubuhnya.Setelah sosok itu melihat bahwa utas kuning transparan itu sudah benar-benar berhenti, dia mulai sekali lagi menatap ke arah teko sambil bergumam pelan.“Wessewessewewseeasas.” Dengan ini Surya terus membaca mantra.Setelah Surya melantunkan mantra-mantra aneh sekali lagi, teko gelap yang ada di titik benihnya kemudian bergetar, sebelum akhirnya memuntahkan utas berwarna merah transparan.Jelas bahwa itu adala
Baca selengkapnya
266. Kembali
Di bawah pohon yang tampak kokoh, terlihat seorang pemuda tengah bermeditasi dengan begitu nyaman di bawahnya. Sosok pertapa muda itu adalah Surya, dia telah dengan susah payah mengembalikan kondisi tubuhnya untuk bisa menjadi seperti semula. Sudah dua jam sosok pemuda itu duduk, namun belum ada tanda-tanda sedikitpun darinya untuk mulai beranjak. Di saat pemuda itu tengah asik menikmati meditasinya, pemuda itu tak sadar bahwa tubuhnya sudah berubah menjadi bentuk yang lain. Meski bentuk tubuh surya itu telah berubah, namun struktur dari kerangka tubuh pemuda itu tetap sama dan tidak mengalami sebuah perubahan ekstrim. Tampilan pemuda itu terlihat seperti orang yang sedang menggunakan baju ketat dari kulit hewan eksotis sekarang. Hal ini bisa terjadi karena kulitnya benar-benar digantikan oleh sisik berwarna putih mengkilap yang tampil layaknya kristal mahal. Untung saja tempat itu kosong sekarang, selain karena kelompok orang sebelumnya sudah kembali ke tempat mereka berniat u
Baca selengkapnya
267. kekhawatiran paruh baya
kekhawatiran paruh bayaPagi hari, Surya tampak masih tertidur dengan lelap di kasur penginapan miliknya. Cahaya matahari pagi yang menyilaukan akhirnya merembes ke dalam ruangan ketika memaksa masuk dari sela-sela jendela yang ada di ruangan.Setelah beberapa saat disinari oleh cahaya menyilaukan itu, pemuda tegap yang tertidur dengan nyaman itu pun akhirnya terganggu dan menjadi terjaga dari tidurnya.Dengan ini pemuda itu hanya bisa membuka matanya dengan malas saat merasakan silau yang menembus kulit dari kelopak matanya.Pemuda itu tampak diam sebentar seolah tengah mengumpulkan nyawanya sehabis perang panjang yang melelahkan.Setelah berdiam diri beberapa waktu, sosok pemuda itu akhirnya mulai bangkit mendudukkan dirinya dan kemudian bersandar pada tembok yang ada di belakangnya. selanjutnya Pemuda itu mulai menggeliat dengan aneh saat sejumlah suara patahan kayu terdengar renyah di tempat itu.“Krack... krack... krack...”Setelah suara itu berhenti, sosok pemuda itu mulai meng
Baca selengkapnya
268. Surya Kebingungan
Di salah satu sudut yang ada di ruang tamu penginapan, Surya sedang mengerutkan keningnya begitu banyak ketika melihat tampilan penginapan yang sangat sibuk dengan banyak orang di dalamnya.Setelah melihat kerumunan, Surya langsung saja memikirkan tentang penyerangan dan juga alam kecil yang mungkin menjadi sebab banyaknya orang di tempat ini. dengan ini Surya menjadi maklum karenanya.Setelah itu semua, Surya kemudian melanjutkan perjalanan dengan ringan ke satu arah.Saat Surya sedang berjalan, entah mengapa dia terus saja ditabrak oleh orang banyak. Surya yang terganggu dengan hal ini hanya bisa memaklumi ketika dia berpikir bahwa semua tabrakan itu terjadi karena penginapan yang menjadi terlalu ramai sekarang.Setelah cukup lama menerima tabrakan yang ringan, pemuda tegap itu akhirnya tertabrak begitu buruk oleh seseorang. Dengan ini Surya membalikan badannya hanya untuk melihat kondisi pihak lain.Setelah Surya membalik badannya, pemuda itu bisa melihat seorang berusia dua puluh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2526272829
...
39
DMCA.com Protection Status