All Chapters of Beauty And The Boss: Chapter 51 - Chapter 60
70 Chapters
Membelimu Malam Ini
Theo menggeleng tak percaya, ketika melihat Sarah berada di panggung. Padahal, menurut Andaru gadis itu pergi ke Inggris untuk bekerja di perusahaan kayu yang terletak di Birmingham. Namun, kenyataannya Sarah justru berada di tempat pelelangan. Theo sudah hampir naik ke panggung. Namun, seorang MC mendahului geraknya."Inilah puncak acara malam ini. Seorang perawan dalam kondisi dan kualitas sempurna akan menjadi penutup lelang. Dibuka dengan harga lima ratus ribu Euro!" seru si pembawa acara antusias.Sontak orang-orang di sekitar Theo mengangkat papan putih sebagai penanda bahwa mereka tengah menawar. Orang-orang itu berebut menyebut harga tertinggi, hingga berhenti di harga dua juta Euro."Dua juta seratus. Adakah yang berani menawar dua juta seratus? Jika tidak ada, maka nona cantik jelita ini akan jatuh ke tangan Tuan Campbell." MC tadi mengarahkan telunjuk, bersamaan dengan lampu sorot yang tertuju pada pada pria tua berpenampilan parlente. Pria itu terlihat sangat kaya dan somb
Read more
Pria Pertama
Sarah yang awalnya menunduk, langsung mengangkat wajah. Gadis itu menatap Theo dengan mata yang masih basah. Sarah hanya terpaku, ketika Theo berdiri teramat dekat dengannya. Dia merasa bahwa pria tampan tersebut, akan mengulangi apa yang dilakukan di dekat kolam renang beberapa waktu lalu. Apa yang Sarah pikirkan tidaklah keliru. Theo menangkup wajahnya, lalu mengusap pipi yang basah oleh sisa-sisa air mata. Tanpa berkata apa-apa, pria tampan tersebut melumat bibir berpoleskan lipstik merah, yang sejak tadi terlihat begitu menggoda baginya. Theo terus menikmati ciumannya bersama gadis itu, sambil menyingkirkan mantel yang menutupi tubuh indah putri Abizar tersebut. “Apa kau siap untuk kembali menangis. Sarah Delila?” bisik Theo setelah menghentikan ciumannya. “Apa maksudmu?” Sarah balik bertanya. Dia tak memahami ke mana arah ucapan Theo. Namun, sepertinya Sarah tak membutuhkan jawaban. Sentuhan bulu-bulu halus dari wajah maskulin Theodore Bresslin, sudah berhasil membuatnya menge
Read more
Penyatuan Indah
Deru napas memburu, meluncur dari bibir Theo. Sekian lama pria itu ‘berpuasa’ dari aktivitas seksual seperti apa yang sedang dilakukannya saat ini bersama Sarah. Semenjak menetap di Indonesia, Theo tak lagi menyentuh wanita manapun. Segala hasrat yang selama ini dibendung rapat oleh dinding kesendirian, akhirnya terlampiaskan. Theo merasakan kembali nikmatnya dimanjakan seorang wanita, dalam pemenuhan kebutuhan biologisnya. Tak apa karena lawan mainnya bukan wanita yang sudah profesional. Theo justru patut bersyukur, karena menjadi pria pertama yang dapat menikmati keperawanan Sarah Delila. “Ah ….” Desahan panjang meluncur dari bibir Sarah, ketika Theo kembali menjamah tubuhnya yang sudah tak tertutupi apapun lagi, selain stoking jala di kaki jenjangnya. Gelisah mulai menyelimuti gadis itu, ketika dia merasakan ujung kejantanan Theo mulai menyentuhnya. “Jangan takut,” bisik Theo seraya melumat mesra bibir Sarah. “Kau ingin aku menangis karena ini?” tanya Sarah diiringi ringisan k
Read more
Tak Ingin Kehilangan
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Sarah tertidur lelap, dengan tubuh yang hanya ditutupi selimut. Gadis cantik tersebut tampak begitu kelelahan. Lain halnya dengan Theo. Dia masih terjaga. Pria itu duduk di kursi yang berada tak jauh dari tempat tidur, sambil menikmati sebotol minuman mahal. Theo menuangkan isi dari dalam botol ke gelas hingga terisi setengahnya. Dia meneguk sedikit demi sedikit, sambil duduk penuh wibawa. Diperhatikannya gadis yang tengah terlelap di tempat tidur. Senyuman tipis tersungging di bibirnya. Theo merasa bahagia. Akhirnya, dia dapat melepaskan diri dari kungkungan masa lalu atas cinta yang tak kesampaian. “Sarah Delila,” ucap Theo menyebutkan nama itu dengan dalam. “Sarah Delila,” ulangnya sekali lagi. Theo meneguk habis minuman dalam gelas. Sementara, tatapannya masih tertuju kepada Sarah yang menggeliat pelan. “Sarah,” panggil Theo dengan suara berat tertahan. Perlahan, Sarah membuka mata. Pandangan gadis itu langsung tertuju pada
Read more
Plan To Escape
Sarah masih bersembunyi di balik selimut yang menutupi tubuh indahnya hingga ke dada. Dia terus memperhatikan Theo yang serius mengoperasikan telepon genggam. "Kau mau apa?" tanya Sarah pelan."Membantumu keluar dari sini," jawab Theo tanpa mengalihkan tatapannya dari layar ponsel."Bagaimana caranya?" cecar Sarah. Dia beringsut mendekat pada Theo, lalu menyandarkan kepala di bahu lebar pria itu."Percaya saja padaku," Theo menoleh kepada Sarah, kemudian mengecup lembut puncak kepalanya."Apa ada yang bisa kulakukan untuk membantu?" tanya Sarah lagi. "Untuk sementara, tenanglah dulu di sini," Theo meletakkan telepon genggam. Dia beralih sepenuhnya pada Sarah. Theo menyentuh dagu gadis cantik itu dan kembali menikmati bibir ranumnya."Jangan bukakan pintu untuk siapapun sampai aku kembali," titah Theo, sesaat setelah melepaskan tautannya."Kau mau ke mana?" Sarah mulai panik. Dia mencengkeram erat kedua lengan Theo."Mencari cara agar kita berdua bisa keluar dari sini tanpa diketahui,
Read more
Bunker Rahasia
Sarah tak bisa menyembunyikan perasaan takut dan was-was. Semakin kencang telapak tangannya meremas paperbag dalam dekapan. Tubuhnya seketika menegang saat Theo membuka pintu kamar lebar-lebar. Pria tampan berambut gondrong itu mempersilakan masuk sepasang pria dan wanita yang memiliki postur tubuh teramat mirip dengan Sarah dan Theo. Mereka juga bahkan memakai setelan yang sama persis dengan yang dipakai oleh dua sejoli yang baru saja menghabiskan malam dengan kegiatan panas itu. "Apa ini maksudnya, Theo?" tanya Sarah ragu. "Mereka datang untuk membantu kita, Sayang," jawab Theo. Dirinya tak ragu lagi memanggil Sarah dengan sebutan 'sayang'. Theo lalu berjalan mendekat dan menyentuh dagu Sarah. "Seperti yang kau tahu, di depan setiap pintu kamar hotel, terpasang kamera CCTV. Dari kamera itu, orang-orang pelelangan akan dapat mengetahui apakah tamunya sudah keluar ataukah belum," lanjutnya. "Jadi ...." Sarah masih agak ragu untuk mengemukakan pendapatnya. "Kita berpura-pura menjadi
Read more
Dua Hati Satu Cinta
Theo ternyata tak ingin berhenti. Dia mengulangi lagi percintaan panas yang dilakukannya bersama Sarah tadi malam. Wanita muda itu telah menjadi candu untuknya. Seakan tak habis dahaga Theo. Dia selalu menginginkannya lagi dan lagi, sampai Sarah menyerah dan memohon untuk berhenti. "Ya, ampun. Kau nakal sekali," keluh Sarah yang merasa tak nyaman di area bawah tubuhnya. Theo malah terkekeh sembari mendekap erat tubuh polos Sarah. Ranjang berseprei putih itu tampak berantakan. "Aku tidak bisa berpikir jika ada kau di dekatku," kelakarnya. "Ah, ternyata kau perayu juga," cibir Sarah sambil menelusupkan kepala di dada bidang Theo. Sesaat kemudian, Sarah menjauhkan wajahnya. Dia serius mengamati paras rupawan Theo yang juga tengah memandang ke arahnya. "Ada apa?" Theo menaikkan satu alis. "Tadi kau mengatakan bahwa tempat ini digunakan untuk mengatur strategi. Memangnya, dulu apa profesimu?" tanya Sarah penuh selidik. "Percayalah, Sarah. Kau tidak ingin tahu," jawab Theo. Tampak soro
Read more
Di Balik Dress Sarah
Dress baru yang Theo belikan untuk Sarah tampak lusuh. Sudah dua hari mereka bersembunyi di containernya. "Ganti bajumu, Sarah. Biar kucuci dulu," titah Theo. Dia menghampiri Sarah yang sibuk mengelap perabot agar terbebas dari debu."Maaf, kemarin aku terburu-buru, tidak sempat membelikanmu banyak pakaian," Theo memeluk Sarah dari belakang, lalu mengecup pundaknya."Tidak apa-apa. Setelah baju ini dicuci dan kering, aku akan memakainya lagi," jawab Sarah enteng."Lantas? Kalau bajumu dicuci, kau mau memakai apa?" Theo tersenyum nakal. Tangannya mulai usil melepas kancing di bagian dada Sarah."Aku meminjam bajumu .... Ah, Theo," Sarah mendesah pelan tatkala satu tangan pria rupawan itu berhasil masuk ke dalam baju. Jemarinya bermain-main di sana."Hentikan," tolak Sarah. Dia berusaha membalikkan badan, tapi Theo menahannya."Sebentar saja," bisik Theo tepat di telinga Sarah. Dia kemudian mengangkat tubuh ramping itu dan membaringkannya ke atas ranjang. Entah berapa kali Theo menikmati
Read more
Peluru Untuk Fahmi
Sarah kembali melanjutkan kegiatannya membersihkan ruangan kecil dalam kontainer. Sambil memakai kemeja Theo yang terlalu besar, dia mengelap deretan buku-buku yang mulai berdebu di rak. Baru saja dirinya selesai mandi dan membersihkan diri, peluh menetes lagi di dahinya. "Ya, ampun. Panas sekali," gumam Sarah.Terlintas dalam benak gadis cantik itu untuk keluar dari ruangan peti kemas dan mencari angin sebentar. Ragu-ragu, Sarah berjalan ke arah pintu keluar dan membukanya. Namun, sayang sekali karena ternyata Theo telah mengunci pintu itu rapat-rapat."Ya, ampun," Sarah berdecak pelan, lalu berbalik ke arah ranjang dan mengempaskan tubuhnya. Dia membaringkan diri dalam posisi telentang. Teringat oleh Sarah telepon genggam yang menjadi satu-satunya harta yang tersisa, harus direbut secara paksa oleh Ammar."Papa," benak Sarah berpindah pada sang ayah. Entah bagaimana kabar Abizar saat ini, Sarah hanya bisa berdoa semoga ayahnya berada dalam keadaan baik-baik saja.Namun, sepertinya d
Read more
Beraksinya Andaru
Gerombolan pria tinggi besar tersebut melepaskan pegangannya dari Abizar. Mereka langsung bersikap waspada sambil menyapu pandangan ke segala arah. Orang-orang itu langsung berpencar mencari arah datangnya tembakan. Sedangkan Abizar memilih berlari masuk ke dalam kamar dan mengunci serta mengganjal pintunya menggunakan kursi.Salah seorang pria tinggi besar bermaksud mengejar Abizar sampai ke dalam kamar. Dia menaiki tangga menuju lantai dua dengan tergesa-gesa. Di anak tangga terakhir, langkahnya terhenti ketika sosok seorang pria tiba-tiba berdiri menghadang. "Siapa kamu! Minggir!" sentak pria tinggi besar itu.Sosok itu sama sekali tak gentar. Dia malah tersenyum meremehkan. "Kamu yang minggir," ujarnya santai."Kurang ajar!" Pria bertubuh kekar itu tak ragu mencabut senjata api yang terselip di balik pinggang, lalu mengarahkannya pada sosok yang tak lain adalah Andaru. Dia sama sekali tak mengira bahwa Andaru sanggup mematahkan serangannya dengan begitu mudah. Sebelum si pria sem
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status