Semua Bab My Boss My Husband: Bab 51 - Bab 60
71 Bab
Perhatian Rania
Bukankah sudah kubilang padamu. Jaga jarakmu!" Perkataan om Hakim membuat Kevin tercekat."Om Hakim ...," kata Kevin terhenti."Om Hakim tak mau karena kehadiranmu ini, menantuku jadi salah paham," tutur om Hakim seraya menopangkan kedua tangan di dada. Mencoba menahan rasa amarah dan kecewa yang datang menghampiri."Biarkanlah rania menjalankan kewajibannya menjadi seorang istri yang sesungguhnya. Mereka saling mencintai satu sama lain. Dan, om tak mau kamu berada di tengah-tengah mereka, Vin. Bukannya apa! Tapi, sangatlah tidak baik jika seorang sahabat terus saja bersikap seperti remaja," gumam om Hakim.Tidak, Om. Mereka tidak saling mencintai! Rania hanya mencintaiku bukan mencintai Sakti Argantara! kata batin Kevin seraya menegak salivanya dengan paksa."Pergilah! Dan jangan pernah lagi menjemput putriku lagi!" tegas om Hakim menyodorkan ponsel milik Kevin.Kevin terdiam. Kedua bola matanya tak berhenti menatap ke arah lelaki paruh baya yang pergi meninggalkan dirinya. Sungguh,
Baca selengkapnya
Bulan madu ke Singapura
"Biarkan seperti ini, lima menit saja!" pinta Sakti menatap dua bola manik mata Rania.GlekTegakkan saliva Rania mengalir dengan paksa. Untuk pertama kalinya, ia melihat wajah tampan suaminya yang begitu dekat.Kenapa kamu terlahir sempurna? Rasanya jantungku berhenti berdetak dan tak mampu untuk menolak kecantikan yang ada di dirimu! gumam batin Sakti menyapu rambut panjang Rania yang mengganggu pandangannya."Kamu sedang sakit! Aku tak mau, gara-gara diriku, sakitmu bertambah parah!" gerutu Rania mencoba untuk bangkit.Sakti mengerjapkan matanya. Pandangan matanya beralih menatap ke arah wanita yang saat ini berdiri tepat di samping dirinya."Makan dulu, sesudah itu baru minum obat!" ucap Rania."Aku sudah minum obat!" jawab Sakti yang mulai bangkit dan bersandar di bahu tempat tidur.Sejenak, Rania melirik ke arah Sakti. Bibirnya merapat seraya memikirkan sesuatu hal melintas kembali di pikirannya."Sakti itu tak suka minum obat ataupun pergi ke rumah sakit. Dari dulu, dia sangat
Baca selengkapnya
Testpack
"O ... Aku kira siapa. Paling juga dia memberitahumu kalo dia sedang bulan madu madu ke Singapura," jawab Mike yang membuat Sarah terkejut setengah mati."Bulan madu? Apa maksud kamu?" tanya Sarah dengan tatapan tajam.Mike menegak salivanya dengan paksa. Bibirnya merapat mengimbangi alis tebalnya yang bertaut.Bibir sexyku! Kenapa kamu selalu kebablasan sih? Kamu tau kan, Lovely belum tau kalo mereka sudah menikah! ucap batin Mike seraya menutup meremas bibir sexynya itu."Seolah-olah kamu itu berpikiran kalo Rania dan pak Sakti sudah menikah. Apa jangan-jangan mereka menikah diam-diam, ya?"Mike menoleh. Lentik bulu matanya mengerjap saat perkataan Sarah lagi-lagi membuatnya kebingungan untuk menjawab.Apa yang harus aku jawab? tanya batin Mike berpikir sejenak. Jemari tangannya tak berhenti mengetuk gagang setir yang tepat di hadapannya. Mencoba mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan Sarah.Sarah mengernyitkan dahi. Sudut matanya mengerut melihat Mike terdiam dengan tatapan
Baca selengkapnya
Obat
Semua mata tertuju ke arah kotak yang terlepas dari genggaman Rania.Rania mengernyit. Tatapan matanya mengarah ke arah tangan sang ayah yang akan mengambil kotak tersebut.Mati aku! gumam batin Rania menutup kedua bola matanya. Terlihat sangat pasrah dengan apa yang akan terjadi.Drt ... Drt ...Rania membuka matanya secara perlahan. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap saat sang ayah mengangkat telepon yang berdering.Huft Helaan nafas panjang Rania semakin terasa mengiringi rasa lega dalam hatinya. Apa yang ia takutkan akhirnya tidak terjadi juga."Nanti, tolong kamu antar ke bawah, ya! Ayah ada telpon dari Pak Bondan," lirih ayah seraya menutup ponselnya dengan telapak tangan."Iya, Ayah. Rania akan mengantarkan alat pencukurnya. Ayah tenang saja!" ucap Rania bangkit dengan senyum yang sumringah. "Ok!" jawab ayah melangkah pergi seraya mengacungkan jempolnya.Ia mengacungkan jempol untuk membalas kode sang ayah.Syukurlah! gumam batin Rania bangkit seraya meraih kotak
Baca selengkapnya
Leukimia
"Obat ini! Bukankah ibu pernah mempunyai obat ini?" tanya Rania memegang bungkus obat tersebut.Ia mulai berdiri dan duduk sembari mengamati obat yang membuat dirinya bertanya-tanya seorang diri.Flash back"Ibu ... Ibu .... Apa ibu tau se ...," kata Rania terhenti. Dua bola matanya mengerling menatap ibunya bersandar di meja kamar. Terlihat lemas seraya memegang dada."Ibu ... Ibu kenapa?" gegas Rania menghampiri.Rania berjongkok. Kedua tangannya memegang bahu ibunya. Rasa khawatir dan cemas terlihat jelas pada dirinya."Apa ibu baik-baik saja? Hidung ibu mimisan!" Rania semakin panik. Alisnya bertaut mengimbangi rasa takut dan kekhawatiran yang datang menghampiri. Begitu polos dan lugu itulah yang melekat di diri rania waktu itu. Rambut berkepang, itulah ciri khas Rania yang masih memakai seragam SMP."Rania, tolong ambilkan obat ibu yang ada di laci!" ucap ibu dengan lirih.Dengan cepat, Rania bergegas mengambil apa yang ibu perintahkan. Sejenak, sudut matanya mengerut menatap be
Baca selengkapnya
Berhenti berdetak
"Ibu kamu menderita leukimia!" Perkataan sang ayah kembali melintas dalam benaknya.Leukimia? Apa iya dia juga mengidap penyakit mematikan itu? tanya batin Rania terus menatap Sakti yang mulai menoleh ke arahnya.Sakti menyeringai. Alisnya bertaut melihat Rania yang tak biasanya menatapnya seperti itu. Tatapan sendu, seakan-akan menyimpan makna di dalamnya. Sakti beranjak dari duduknya. Ia mulai melangkah menghampiri Rania yang masih terdiam tepat di depan pintu.TekJentikan tangan Sakti mengejutkan Rania. "Apa yang ingin kamu tanyakan padaku?" Pertanyaan Sakti yang membuat Rania bingung untuk menjawab."Ta-nya? Tanya apa? Aku tak ingin bertanya," ujar Rania melangkah. Mencoba menghindari pertanyaan yang mungkin akan mencecar dirinya."Benarkah? Tidak ada pertanyaan yang ingin kamu tanyakan padaku?" cecar Sakti seraya mengikuti langkah kaki Rania.Rania berbalik dan terkejut saat kepalanya terbentur tepat di dada bidang Sakti. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap. Dua bo
Baca selengkapnya
Surprise untuk Rania
GlekTegakkan salivanya mengalir dengan paksa. Mulutnya seakan terkunci rapat dan bingung melihat ekspresi mereka.Aduh! Apa mereka melihat cincin yang aku kenakan? tanya batin Rania dengan buru-buru menarik tangannya untuk bersembunyi."Ada apa?" tanya Rania mengembangkan senyum manisnya."Maaf, Bu. Meetingnya sudah siap!" kata mereka serempak."Iya! Saya akan ke sana!" jawab Rania datar."Kalo begitu kami permisi, Bu!" Perkataan mereka benar-benar membuat Rania mengernyit. Alisnya bertaut melihat mereka datang menemuinya hanya untuk memberitahukan hal itu.Dua bola matanya mengerling. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa melihat tiga staf kantor baru yang mulai pergi meninggalkannya.Bu!" lirih Rania tersenyum tipis."Baru kali ini aku di panggil Bu di kantor! gumam batin Rania seakan tak percaya."Hah, rasanya tenang bekerja dengan mereka. Aku tak bisa bayangkan jika bekerja dengan para senior yang mencoba menindasku!" gerutu Rania menoleh ke arah ponsel miliknya yang bergetar.
Baca selengkapnya
Masih menunggu
"Rania, makan malam dengan Kevin. Itu yang aku tau!" Perkataan Sarah melintas dalam benak Mike.Bagaimana mungkin aku memberitahukan hal ini padanya? Dia terlihat sangat bahagia! kata batin Mike menatap sahabatnya itu.Sakti menoleh. Senyumnya perlahan memudar melihat Mike yang masih berdiri dan terdiam tak jauh darinya.Sakti menghela nafas panjang. Ia mulai melangkah menghampiri sahabatnya itu."Kamu tak berniat untuk menjadi obat nyamuk antara aku dan Rania, kan?" tanya Sakti seraya menyembunyikan kedua tangan di saku celananya."Mana mungkin aku berani! Ya sudah, aku pulang dulu. Jika ada sesuatu yang kamu perlukan, kamu langsung saja hubungi sahabatmu ini. Dengan sigap, aku akan datang, Ok!" ucap Mike melangkah pergi meninggalkan Sakti seorang diri.Sakti menyeringai sekaligus mengernyit heran dengan sikap Mike kepadanya. Selalu, setiap dia sakit atau habis sakit, Mike selalu memberi perhatian lebih kepadanya."Andai saja Larisa belum menikah, sudah pasti aku akan menikahkan mere
Baca selengkapnya
Musuh SMA
Rania menoleh kearah pintu kamarnya. Sejenak, dua bola matanya beralih menatap ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam.Apa dia masih menungguku? tanya batin Rania.Di mobil, Sakti menghela nafas panjang. Sudut matanya mengerut seraya memperhatikan foto Kevin dan Rania. Memperbesar foto tersebut dengan telunjuk dan jempol yang menyatu untuk bekerja sama."Kue ulangtahun?" tanya Sakti berpikir sejenak. "Siapa yang ulang tahun? Kevin atau Rania?"Tanpa banyak buang waktu, Sakti mengambil ponsel dan mulai mencari data karyawan. Yah, salah satunya adalah Rania, istrinya sendiri.Sejenak, dua bola mata Sakti mengerling melihat tanggal lahir Rania yang jatuh tepat pada esok hari.GlekJadi, besok dia ulang tahun yang ke 26! kata batin Sakti menegak salivanya dengan paksa. Dua bola matanya mengerling melihat arloji di tangannya."Setengah jam lagi. Dia pasti masih merayakannya dengan teman-temannya yang lain. Hah, bagaimana bisa aku tak mengetahui ulang tahun istriku s
Baca selengkapnya
Sepeda
"Aku tak akan biarkan itu terjadi!" Suara yang membuat Rania dan Larasati tercekat mendengarnya.Suara itu!Rania membuka mata secara perlahan. Senyumnya mengembang saat melihat Sakti datang untuk menolongnya."Pak Sakti!" kata Larasati seakan tak mampu menegak salivanya sendiri.Sakti melepas tangan Larasati dengan keras dan beralih meraih tangan Rania."Sayang, kamu baik-baik saja?" tanya Sakti memegang kedua pipi istrinya itu. Memastikan keadaan Rania baik-baik saja."Heem, aku baik-baik saja!" Pernyataan Sakti seketika membuat Larasati dan Roy seakan tak percaya mendengarnya. "Sayang," lirih Larasati menoleh ke arah Roy yang berdiri di sampingnya."Pak Sakti, apa Rania ...," ucap Roy terhenti melihat tatapan tajam sakti yang tertuju kepadanya. Seperti menyimpan amarah yang bersiap untuk di ucapkan.Sakti memperhatikan mereka dari atas ke bawah. Sudut matanya mengerut melihat tag name mereka yang merupakan karyawan dari perusahaannya."Kenapa kalian mengganggu kekasihku? Apa dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status