Semua Bab My Boss My Husband: Bab 31 - Bab 40
71 Bab
Pembelaan dari ayah mertua
Kenapa dia?" Sakti mengernyit. Ia mulai melajukan kembali mobilnya memasuki ruang parkir yang tersedia di rumah sakit.Tepat di restoran, Clara memberi amplop coklat berisikan uang untuk orang yang telah melakukan tugasnya dengan baik."Kerja yang bagus! Terimakasih sudah melakukan yang terbaik!" ujar Clara menorehkan senyum kemenangan yang tersirat di wajahnya."Sama-sama, Bu. Jika, ibu butuh bantuan saya lagi, dengan senang hati saya menerimanya!" jawab pria tersebut."Ok! Sekarang kamu boleh pergi!" Clara mengibaskan tangannya, memberi kode pada orang suruhan supaya pergi dari hadapannya. Rania! Jadi, dia orangnya! kata batin Clara menegak minuman dingin yang tersaji untuknya. Bibirnya mengecap mengimbangi senyum manis yang tertoreh."Sama sekali tak cocok! Apa mungkin, sekertaris bodoh itu mencoba untuk memanas-manasiku?" tebak Clara berpikir. Sejenak, Clara menegak salivanya sendiri saat mengingat jari manis Rania mengenakan cincin saat menolong dirinya."Tapi, dia memakai cinc
Baca selengkapnya
Dua kartu
Kenapa dia berkata seperti itu? Apa dia lupa kalo dalam perjanjian kami hanya menikah enam bulan saja? batin Rania bertanya.Di rumah, Larisa mendesah sebal. Kedua bola matanya tak berhenti menatap ke arah sapu yang ia genggam sedari tadi. Sebuah benda yang tak pernah ia pegang selama menikah dengan suaminya."Benar-benar menyebalkan. Untuk kali pertamanya, Larisa Argantara menjadi seorang pembantu seperti ini! Kenapa, sih? Cari pembantu di sini susah banget," keluh Larisa menyandarkan kepalanya tepat di bahu sofa yang ada di ruang tamu. Bibirnya memanyun seraya meletakkan sapu begitu saja. Larisa meraih ponselnya dan mengusap layar pipih yang menyala. Terlihat jelas foto keluarganya tampil di layar wallpaper."Gara-gara ipar kamu, istri kamu ini terpaksa harus menjadi pembantu di rumah ini. Kuku-kuku mami jadi rusak, Pi!" keluh Larisa menatap kuku-kukunya."Papi ... Mami ingin pulang!" rengek Larisa yang rindu dengan suaminya.Helaan nafas mulai keluar dari hidung mancungnya. Sudut
Baca selengkapnya
Menghapus perjanjian
"Jujur aku bahagia banget mendapatkan kartu ini. Tapi, masa' iya aku menggunakannya? Apa dia lupa dengan surat perjanjian yang aku berikan waktu itu?Dengan cepat, Rania mengambil ponsel miliknya. Jari jemari tangannya mulai mengetikkan sebuah pesan pada Sakti."Apa maksud dari dua kartu ini? Kenapa kamu memberiku dua kartu milik kamu? Bukankah dalam perjanjian aku sudah bilang, kalo aku tak menerima uang sepersenpun dari kamu? Kecuali, denda yang harus kamu bayar saat melanggar perjanjian."Rania merapatkan bibirnya. Sudut matanya mengerut membaca pesan yang akan ia kirim pada sang suami. "Apa kata-kataku terlihat kasar?" tanya Rania menghapus pesan itu secara perlahan."Argh! Biarkan sajalah. Bukankah itu keinginannya, menyuruhku untuk berbicara menggunakan aku kamu!" Tanpa banyak buang waktu, Rania segera mengirim pesan tersebut.Tak sampai lima menit, dengan cepat Rania membaca balasan pesan dari Sakti Argantara. Membaca sebuah pesan yang terlihat menumpuk di layar ponselnya.Ia
Baca selengkapnya
Pembantu baru
Seratus juta! kata Rania dalam hati. Sejenak, ia semakin terkejut melihat tanda tangan dan nama yang terdapat dalam cek tersebut."Sakti Argantara!" Dua bola mata indah Rania seketika mengerling melihatnya. "Suami kamu memberikan cek itu pada ayah. Dia bilang, uang itu untuk keperluan ayah sehari-hari. Ayah tak menyangka jika dia begitu royal sama kita. Ayah kira, dia menikahimu karna terpaksa. Tapi, ternyata dia begitu mencintaimu dengan tulus!" lirih ayah tersenyum tipis.Rania mendongak mengimbangi tegakan salivanya yang mengalir dengan paksa. Rasa tak percaya perlahan datang menghampiri dirinya kembali.Kenapa dia begitu baik padaku? Memberiku dua kartu dan sekarang memberikan ayah sebuah cek yang jumlah rupiahnya tak sedikit! ujar batin Rania merapatkan bibirnya."Apa kamu masih punya pemikiran untuk pergi meninggalkannya setelah tau dia begitu peduli dengan keluargamu?" Pertanyaan ayah lagi dan lagi membuat Rania berpikir keras untuk menjawabnya."Ayah berharap kamu tak menyia
Baca selengkapnya
Permintaan yang sama
Aduh, apa yang harus aku ceritakan sama kak Larisa? Masa' iya, aku bercerita kalo waktu dulu aku sangat membencinya! gumam batin Rania melirik ke arah Sakti yang mulai pergi menuju ke kamar."Rania," panggil Larisa yang membuat Rania menoleh ke arahnya.Rania menghela nafas panjang. Ia mulai tersenyum sembari bersiap untuk menceritakan perjalanan cintanya dengan sakti Argantara."Sebenarnya ...," kata Rania terhenti. "Rania, terimakasih, ya. Kamu mau menerima Sakti apa adanya. Memang, orangnya sangat cerewet, keras kepala. Tapi, di balik sifatnya itu aslinya sangat perhatian dan begitu setia. Jadi, kakak harap kamu bersabar, ya, menghadapinya. Pasti, sangat sulit untuk kamu, ya. Harus berhadapan dengannya setiap hari?" Rania tersenyum tipis. Jari jemari tangannya mulai meraih tangan kanan mulus milik kak Larisa. Begitu mulus dan sangat berbeda dengan dirinya."Kak Larisa, aku dan dia sudah menikah. Dan, kami juga sudah mengenal keburukan kami satu sama lain. Jadi, kakak tak perlu k
Baca selengkapnya
Terbebas dari pekerjaan rumah
"Mereka menginginkan ada anak di antara kita!" kata Rania yang membuat Sakti terbelalak kaget."Anak?" "Heem. Padahal, kita kan hanya terikat dalam sebuah buku nikah saja! Dan tak mungkin kan hal itu terjadi pada kita?" Rania dengan tegas.Sudut mata Sakti mengerut. Entah kenapa, ia sangat suka melihat ekspresi Rania yang begitu menggemaskan. "Lalu, apa yang kamu jawab saat mereka bertanya kepadamu?" tanya Sakti seraya menopangkan kedua tangan di dada.Lentik indah bulu mata Rania tak berhenti mengerjap. Bibirnya merapat menahan rasa malu yang datang menghampiri."Ehm, yah aku menjawabnya iya!" kata Rania."Iya?" "Ya, aku menjawab begitu bukan berarti aku mau menuruti keinginan mereka. Aku hanya tak enak saja, mereka kecewa kalo aku bilang tidak. Lagian, kalo kamu di posisiku pasti kamu akan menjawabnya sama sepertiku!" tebak Rania memanyunkan bibirnya.Sakti menghela nafas. Ia berpaling saat melihat bibir ranum Rania yang sangat menggoda itu. Mengingatkan akan ciuman yang pernah
Baca selengkapnya
Posisi pekerjaan
Huft! Kenapa sih, dia selalu mengancamku segala? Di hadapan kak Larisa lagi. Sudah pasti, aku telat untuk masuk kerja! Dan, bagaimana kalo aku di pindahkan menjadi pekerja shift malam lagi?"Sesampai di tempat bekerja, apa yang ditakutkan Rania benar-benar terjadi. Lagi dan lagi, ia terlambat untuk sampai di perusahaan.Sampai-sampai ia tak mendapatkan tempat parkir untuk sepedanya."Tuh, kan. Telat lagi!" gumam Rania menghela nafas panjang.Dengan cepat, ia memarkir sepedanya di luar parkiran. Berlari sekencang-kencangnya dan berharap madam Sonya tak membuat keputusan yang akan membawanya ke posisi semula. Di mana ia harus menjadi pekerja biasa yang harus bekerja dengan waktu shift malam dan shift siang.Langkah Rania terhenti. Dahinya mengernyit mengimbangi nafasnya yang tak beraturan.Seseorang bertubuh besar yang selalu memarahi dirinya setiap kali datang terlambat, kini berdiri tepat di hadapannya."Madam," kata Rania tersenyum tipis seraya menyatukan kedua tangan sebagai tanda mi
Baca selengkapnya
Tak sesuai rencana
What? Kevin bilang kalo aku ini cantik? tanya batin Rania bertanya. Baru kali ini dia memujiku! gumam batin Rania menahan rasa bahagia yang tertahan. Kevin menyeringai melihat wajah sahabatnya merah merona saat pujian terlontar dari dirinya."Sejak menikah, kamu terlihat sangat cantik, Rania!" Perkataan Kevin seketika membuat senyum Rania memudar.Rania mendongak menatap Kevin yang tersenyum ke arahnya. Ia tak menyangka, jika sahabatnya mengungkit pernikahan di dalam kantor. Di mana semua orang tak tau tentang statusnya. Kedua bola mata Rania tak berhenti berputar, memastikan tidak ada orang yang mendengarkan pembicaraan mereka berdua."Aku dengar suami ka ...," kata Kevin terhenti.SsstttttTelunjuk Rania seketika mendiamkan mulut sahabatnya itu. "Diamlah! Jangan bahas pernikahanku saat di kantor," bisik Rania yang membuat Kevin mengernyitkan dahi."Kenapa? Apa perusahaan ini tak tau jika kamu sudah ... menikah?" tanya Kevin terkejut melihat Rania menggelengkan kepala."Tidak. Bahk
Baca selengkapnya
Gara-gara posisi
GlekSakti menegak salivanya dengan paksa. Sesuatu barang yang membuatnya terkejut setengah mati.Bukankah ini ... Sakti mendongak. Dengan cepat, ia menutup kembali kotak tersebut saat Rania berlari menghampiri dirinya. Sudut matanya mengerut melihat Rania menenteng sepatu tanpa menggunakan alas kaki."Maaf, aku telat! Apa kak Larisa masih di dalam?" tanya Rania dengan nafas terengah-engah."Kenapa kamu berlari seperti itu? Lalu, mana sepeda kamu?" tanya Sakti yang tak melihat sepeda Rania."Sepedanya ...," kata Rania terhenti. Bibirnya merapat menahan perkataan yang akan terlontar.Flashback"Bagaimana bisa kempes begini? Masa' iya pulangnya aku harus jalan kaki?" gumam Rania mendesah sebal.Sejenak, dahi Rania mengernyit. Dua bola matanya mengerling melihat dua sepasang sepatu fantovel berada tepat di depannya.Ia mendongak dan sangat penasaran dengan pemilik tersebut. Terlihat begitu jelas, kaki putih mulus yang melekat dalam sepatu tersebut. Tanpa ada cacat sedikitpun seperti ked
Baca selengkapnya
Curahan hati yang pernah hilang
"Bukankah itu jauh lebih bagus kamu merusak pernikahan mereka? Kamu bisa menjadi selingkuhannya!" pinta sang suami yang membuat Clara tercengang mendengarnya."Bener-bener kelewatan! Bisa-bisanya aku kalah dengan dia," gerutu suami Clara yang pergi meninggalkan Clara seorang diri.Clara tercekat. Rasa sesal dan kesal kini mulai datang menghampiri dirinya.Bagaimana bisa dia mengatakan seperti itu padaku? Menyuruhku untuk berselingkuh hanya demi kepentingannya sendiri. Kalo tau hidupku akan seperti ini, aku tak mungkin meninggalkan Sakti pada waktu itu! gumam Clara menghela nafas panjang. Menyesali dengan apa yang terjadi.***Mike menghela nafas panjang. Kedua tangannya menopang di dada seraya mendengarkan curahan isi hati sahabatnya itu. Curahan hati yang dulu sempat hilang kini muncul kembali lagi. Entah, setan apa yang merasuki pikiran dan hati Sakti Argantara saat ini."Apa menurutmu? Apa aku jatuh cinta padanya?" tanya Sakti memastikan apa yang terjadi dengan hatinya yang terus b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status