All Chapters of My Boss My Husband: Chapter 41 - Chapter 50
71 Chapters
Pernyataan Cinta
Ya Tuhan, bagaimana nasibku ini? Kalo aku tau mereka kedua orang tua Sarah, aku tak mungkin memarahi mereka habis-habisan pada waktu itu! gumam Mike mendongak perlahan, memastikan situasi yang ada. Glek Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa. Tatapan kedua orang tua Sarah membuatnya tak mampu untuk berkata-kata. Jemari tangannya tak berhenti mengusap leher mengimbangi rasa gelisah yang menggelora. Mencoba untuk tersenyum meski hatinya menolak. "Jadi, kamu lelaki yang mau menikahi anak kami?" tanya ayah Sarah dengan lantang. Dua alis tebal, kedua tangan menopang di dada tersirat jelas di dalam diri lelaki paruh baya yang berprofesi sebagai Security perumahan tersebut. "Ayah, bukankah dia lelaki yang memarahi kita beberapa hari yang lalu?" sahut ibu Sarah mengernyit. Mike seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Ia hanya bisa pasrah dan bersiap mendengar amarah dari dua orang yang seharusnya akan menjadi calon mertuanya itu. Tamat sudah riwayatku! gumam Mike dalam hati. "Ben
Read more
Kedatangan sang ayah
Rania menghela nafas panjang. Tangannya meraih guling dan mendekapnya begitu erat."Apa yang aku lakukan ini sudah benar?" tanya Rania menggigit bibir bawahnya.Drt ...Rania mengernyit. Jemari tangannya dengan cepat meraih ponsel miliknya yang bergetar. Sejenak, kedua bola matanya mengerling saat melihat beberapa chat yang di kirim oleh Sakti kepadanya."Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk tidak melakukannya lagi? Dan, bagaimana bisa kamu bicara seperti itu. Apa selama menikah, aku kurang pengertian padamu dan juga keluargamu?" Dua alis tipis Rania bertaut. Mulai mencerna semua perkataan Sakti yang telah menyudutkan dirinya.SejenakJemari tangannya menscroll kembali layar pipih tersebut. Membuka beberapa chat antara dirinya dan Sakti yang membuatnya terkejut setengah mati."Ya Tuhan, kenapa aku mengirimkan emot hati padanya?" tanya Rania yang mencoba mengingat saat dirinya secara bersamaan mengirim pesan dengan Sarah."Mati aku! Bagaimana aku menjelaskan emot ini? Sudah pasti dia a
Read more
Tak mampu melarang
"Kata Sarah, dia sangat mencintai lelaki yang bernama Kevin." Perkataan Mike yang kembali melintas dalam benaknya."Jadi, lelaki ini ...." Sakti menelan salivanya dengan paksa. Hatinya terasa sakit melihat rivalnya memiliki ketampanan yang sangat hakiki. "Maaf, apa Rania ...," kata Kevin terhenti."Saya suaminya. Ada perlu apa anda mencari istri saya?" tanya Sakti seraya menopangkan kedua tangan di dada. Mencoba menahan amarah yang tertahan.Kevin menyeringai. Ia sangat tau apa yang di rasakan oleh suami sahabatnya itu."Kemarin, Rania menyuruh saya untuk menjemputnya. Dan, itulah alasan saya datang ke sini!" Perkataan Kevin seketika membuat Sakti terbelalak kaget mendengarnya. ***Langkah Rania terhenti. Bibirnya mengembang dan melangkah kembali menghampiri sang ayah tercinta. "Ayah!" teriak Rania.Ayah mendongak. Senyumnya mengembang melihat Rania yang terlihat begitu ceria. Seperti saat masa indah dulu, sebelum kehidupannya mengalami kebangkrutan. Memanjakannya, memenuhi kebutuh
Read more
Pimpinan perusahaan
Rania, dia menolakku!""What? Rania menolakmu?" tanya Mike seakan tak percaya mendengarnya.Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa. Jemari tangannya mulai membuka kacamata minus yang selalu melekat di saat ia kerja. Bibir sexynya mengecap, berpikir bagaimana bisa itu semua terjadi pada diri sahabatnya itu."Katakan! Apa yang kurang pada diriku ini? Bukankah kamu mengatakan kalo dia memiliki perasaan yang sama? Tapi, kenapa dia bilang kalo aku ini bukan tipenya?" ujar Sakti mendesah sebal. Mike beranjak dari duduknya. Perlahan, ia mulai melangkah dan duduk di samping Sakti Argantara. Mencoba menenangkan emosi yang tertahan pada diri sahabatnya itu."Baru kali ini, aku merasakan malu setengah mati di hadapan wanita. Secara blak-blakan, dia bilang kalo aku sama sekali bukan tipenya. Kalo aku tau dia akan bilang seperti itu, aku tak mungkin menyatakan cintaku padanya secepat ini," gerutu Sakti menyalakan rokok. Menghisapnya dan membuang asap yang keluar dari mulut dan juga hidung.Mike
Read more
Hilang
Aduh! Bagaimana ini? Cincinnya kan ada di rumah? gumam batin Rania merapatkan bibirnya. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap menatap ke arah jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya."Tak mungkin juga aku pulang di saat jam kerja. Apa aku minta tolong ayah untuk mengantarnya kemari?" kata Rania meraih ponsel miliknya yang sedari tadi berdiam diri di atas meja. Namun, jemari tangannya terhenti. Ia kembali meletakkan ponselnya secara perlahan. Menatapnya dan terdiam sejenak memikirkan apa yang akan terjadi jika sang ayah yang mengantarkan cincin pernikahannya itu."Jikalau ayah yang mengantarkannya, sama saja aku bunuh diri," kata Rania memanyunkan bibirnya. Ia menghela nafas panjang. Kedua tangannya bersembunyi di balik kedua saku jas yang ia kenakan."Hah, kenapa juga sih, ayah bertemu dengan Argantara? Semakin ke sini, ayah lebih menyayangi Argantara dibandingkan dengan putrinya sendiri."Sejenak, dahi Rania mengernyit. Jantungnya seakan berdetak kencang saat bu
Read more
Makan siang
Apa aku diam di rumah saja, ya? gumam Rania dalam hati. Sesaat, ia menoleh. Celingak-celinguk ke arah jendela kaca yang menembus ke arah ruang tamu."Tapi, jika aku diam di rumah. Yang ada, ayah akan menjadi detektif. Mencecarku habis-habisan. Dan ujung-ujungnya, sudah pasti aku yang di salahkan." Rania menghela nafas panjang. Dengan langkah tak bersemangat, ia mulai meninggalkan rumah dan kembali lagi ke kantor.***Clara menghela nafas panjang. Bibir mungilnya merapat mengimbangi tegakan salivanya yang mengalir dengan paksa. Sudut matanya mengerut menatap kotak makanan yang ia bawa. Sebuah makanan yang seharusnya menjadi jalan penghubung untuk hubungannya dengan Sakti."Dulu aku memang sangat menyukai makanan ini, apalagi makanan yang kamu buat. Tapi sekarang, semuanya berbeda. Rasa suka itu perlahan hilang, sejak orang yang aku suka meninggalkanku begitu saja." Perkataan Sakti beberapa menit yang lalu kembali terlintas dalam benak Clara.Perkataan yang membuat Clara kecewa setenga
Read more
Cincin pernikahan
Marahlah, Sakti Argantara! gumam Rania dalam hati. Menatap Sakti yang terdiam menatapnya. Pak Sakti? Kenapa pak Mike memanggil suami Rania dengan sebutan pak? Apa jangan-jangan dia adalah pemilik perusahaan? tanya batin Kevin. "Pak Kevin, duduklah! Pak Sakti tak suka jika menunda makan siang," tutur Mike sembari membenarkan kacamatanya.Kevin menoleh. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa melihat Sakti yang tersenyum ke arahnya.Tidak! Itu tidak mungkin. Argh, Kevin. Apa yang kamu pikirkan? ucap batin Kevin seakan bertentangan. Mencoba berpikir positif dan membuang jauh-jauh rasa curiganya itu. "Tapi, pak Mike. Jika pak Sakti ikut makan dengan kita. Lalu, bagaimana dengan pemilik atasan kami? Bukankah bapak bilang, kalo kita akan makan siang bersama?"Seketika, pandangan Mike tertuju ke arah Sakti. Dahinya mengernyit melihat sahabatnya terdiam santai tanpa menggubris perkataan Kevin.Jadi, kevin tak tau kalo dia adalah pemilik perusahaan? Ya Tuhan, Kevin. Apa yang kamu lakukan?
Read more
Pengganti cincin
"Heem. Dan, aku harap kamu tak melakukan hal yang mempermalukan dirimu karena cincinku yang hilang entah kemana ini!" tutur Rania dengan santainya. Berharap, Sakti akan marah dan benci kepadanya.Marahlah, Sakti Argantara! gumam Rania dalam hati. Menatap Sakti yang terdiam menatapnya. Seakan menyimpan amarah yang tertahan di dada."Kita bisa beli lagi!" jawab Sakti yang membuat Rania seakan tercekat mendengarnya. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap menatap sang suami yang sama sekali tak marah kepadanya."Dan masalah pernikahan kita, kamu tenang saja. Aku akan mengumumkannya, setelah kamu benar-benar menerima hatiku ini," ucap Sakti dengan pasti.Di kantor, kevin terdiam seorang diri. Dua bola manik matanya tak berhenti menatap ke arah dinding ruang kerja yang berwarna putih tersebut. Jemari tangannya menyatu mengimbangi rasa kesal dan sesal yang menaungi dirinya.Bagaimana bisa aku tak tau kalo dia (Sakti) pemilik perusahaan ini! gumam batin Kevin menghela nafas panjang
Read more
Larangan Ayah
"Kevin! Ngapain dia kemari? Bukankah aku sudah bilang jangan menjemputku? Ayah tau lagi!" gumam Rania memanyunkan bibirnya."Kamu itu sudah bersuami. Jadi, ayah harap kamu bisa menjaga batasannmu dalam bergaul!" Perkataan sang ayah terlintas kembali dalam benak Rania. "Apa ayah akan marah, kalo aku keluar dengan Kevin?" tanya Rania seorang diri. Sudut matanya mengerut saat angin malam menerpa wajah cantiknya. Menahan dinginnya malam yang mengimbangi rasa cemas dalam dirinya."Hah, semoga saja apa yang aku khawatirkan tidak terjadi," kata Rania berharap dan berjalan menghampiri mereka.Om Hakim menopangkan kedua tangan di dada. Tatapan matanya yang tajam membuat Kevin seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Untuk kali pertama dalam hidupnya, Kevin merasa seperti orang lain di depan ayah Rania."Ada apa, Vin? Kenapa kamu malam-malam datang ke sini?" tanya om Hakim penasaran."Apa kamu ada janji dengan Rania?" Kevin menorehkan senyum. Hatinya lega, saat om Hakim mulai berbicara pada
Read more
Sakit
Rania? Bukankah itu Rania, istrinya Sakti? tanya batin clara. Kenapa Kevin memasang foto Rania? Apa hubungan mereka?Clara seakan tercekat. Ia tak habis pikir, nama Rania selalu ada dalam lelaki yang sangat berharga baginya."Iya, tak apa. Kita bisa makan malam lain kali. Tidurlah!" ujar Kevin mematikan ponselnya."Kevin!"Kevin mendongak saat sapaan lembut keluar dari mulut Clara."Iya!" jawab Kevin datar."Apa wanita di wallpaper ponselmu itu kekasih kamu?" tanya Clara memastikan.Kevin menoleh. Sudut bibirnya mengembang saat pertanyaan itu terlontar."Tidak! Dia sahabatku," jawab Kevin memasukkan ponsel dalam saku celananya."Oh, aku kira dia kekasihmu!" Clara terlihat senang mendengarnya. Raut wajah yang tadinya memasang muka sebal dan penuh kekesalan, kini terlihat sumringah mendengar penuturan Kevin."Apa kamu sudah makan?" Kevin berdiri seraya memasukkan ponsel miliknya. Clara mendongak. Entah kenapa, ia tak bisa menyimpan rasa bahagia saat bersama dengan Kevin. Seakan ada seb
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status