All Chapters of Bukan Istri Pemuas Nafsu: Chapter 21 - Chapter 30
66 Chapters
Bab 21.  Permintaan Gila Tatiana
“Gimana sekarang keadaan anak kamu, Mas?” Tatiana bertanya penuh perhatian. “Sedang ditangani Dokter,” jawab Aldo lirih. “Mas Aldo nangis, ya? Suara Mas terdengar sengau. Aku turut prihatin ya, Mas!” “Terima kasih, tapi, dari mana kamu tahu kalau anakku gawat?” “Tante Reni nelpon aku, Mas. Dia sedang otw ke rumah sakit katanya. Tante terdengar panik banget.” “Ya, aku memang nelpon Mama. Syukurlah kalau dia sudah otw ke sini. Kalau enggak, aku enggak akan tenang ninggalin Deo hanya sama pembantu di rumah sakit ini.” “Pembantu? Bukannya kamu udah pecat Lina?” “Darimana kamu tahu, dia pasti ngdu ke kamu, ya?” “I-iya, e, enggak ngadu, sih, cuma ….” Suara Tatiana terdengar gugup. “Kamu, sih, aku minta kamu carikan babysitter yang bertanggung jawab danprofesional, kan? Tapi, yang kamu kirim malah perempuan psikopat itu. Jujur, aku kecewa sama kamu!” “Maaf, aku enggak tahu kalau dia bisa se ceroboh itu. Tapi, dia juga enggak sengaja, kan, Mas! Dia kira kondisi Deo enggak separah
Read more
Bab 22.  Tatiana Bertemu Rinay
“Tenang, Pak Aldo. Kami pasti akan mengusahakan yang terbaik buat putra Bapak. Tapi, maaf, kami harus berterus terang. Kondisi kesehatan putra Bapak sangat memprihatinkan. Putra Bapak mengalami komplikasi. Radang di punggungnya hanya luka luar, tapi yang di dalam jauh lebih parah.” “Anak saya kenapa, Dok! Cepat katakan! Jangan bertele-tele!” Aldo bangkit, menatap tajam Dr. Fredy. “Setelah kamu lakukan pemeriksaan intensif, kami mendiagnosa anak Bapak mengalami giji buruk, ada cairan sedikit di paru-paru, menyumbat saluran nafas, ada penyempitan di ….” “Cukup! Tidak usah Dokter sebutkan semua penyakit yang menggerogoti tubuh anakku! Aku perintahkan kalian selamatkan anakku! Berapapun biayanya aku tak peduli! Selamatkan anakku, Dokter! Selamatkan dia!” Aldo terduduk lemas kembali di kursinya. Kedua tangan meremas kasar rambut gondrong di kepalanya. Mata elang itu kembali basah. “Tentu, itu tugas kami, Pak Aldo. Bapak tenang, ya! Kami hanya ingin meminta persetujuan Bapak, kami a
Read more
Bab 23. Rinay Menghindar Tatiana Terusir  
“Kasihan Non Tatiana, punya suami enggak beres, gitu. Enggak tega rasanya saya.” Betapa Rinay ingin membantah kalimat empati Heri. Ingin dia jelaskan kalau Tatiana sebenarnya adalah wanita tak punya hati. Dia bahkan memaksa Bik Lastri, mertua laki-laki ini untuk membuat ramuan penggugur kandungan untuk Rinay. Tatiana adalah perempuan monster yang tak punya hati. Namun, Rinay tak bisa mengatakan itu semua sekarang. Rina, istri Heri, telah berpesan agar kehamilannya di rahasiakan dulu dari semua orang karena khawatir Rinay tak akan diterima bekerja di rumah Aldo kalau ketahuan sedang mengandung. “Non Tatiana itu wanita baik, Nay. Mungkin suaminya yang licik telah mempermainkn kalian berdua. Nyonya Reni juga sangat baik. Kamu tidak usah meragukan mereka. Ayo, balik ke sana! Siapa tahu Pak Aldo membutuhkanmu sekarang!” tukas Heri kemudian. “Bukan masalah baik atau tidaknya, Mas. Aku cuma khawatir, kalau Tatiana tau aku bekerja di sini, dia akan ngadu sama Mas Bagas, lalu melakukan
Read more
Bab 24. Rinay Pengganti Mama Buat Deo
“Pembantu baru itu? Eh, iya, tadi ada perempuan yang mendekati mama saat masih di depan UGD. Katanya dia pembantu baru di rumah kamu. Tapi, kenapa dia tiba-tiba menghilang, ya? Mama enggak sadar kapan dia hilangnya, karen sibuk cerita dengan Tatiana.” Reni mencob mengingat kejadian tadi. “Jadi Mama sudah bertemu dengannya?” “Sudah. Katanya pembantu, tapi penampilannya tidak seperti pembantu. Dia pakai gaun, sederhana memnag, bukan gaun mahal. Tapi, apa pantas seorang pembantu pakai gaun saat bekerja? Mama sempat heran, tapi enggak enak kalau langsung mendikte dia di sat pertemuan pertama. Takut dia enggak betah.” Aldo diam. Keterangan ibunya jelas membuatnya bingung. Bukan karena Rinay memakai gaun. Kalau masalah gaun, justru dia yang menyuruh. Heri dia meminta mengantar wanita berbelanja tadi. Dia tak mau Rinay berpenampilan kampungan di rumah sakit besar ini. Tak ingin menjadi perhatian miring para dokter, perawat maupun pengunjung lain. Yang menjadi pikirannya adalah ken
Read more
Bab 25. Rencana Reni dan Tatiana
Tiga hari dirawat di ruangan ICU, Deo menunjukkan kemajuan begitu pesat. Deo sudah mulai bisa bersuara. Saat dia mencari keberadaan Rinay, tangisnya sudah terdengar. Wajah kapasnya sudah berwarna. Tubuh kurus keringnya sudah mulai berisi. Deo, bayi malang itu sudah terlihat seperti bayi yang sebenarnya. Tak henti Aldo mengucap syukur. Mengucap terima kasih yang begitu besar kepada Rinay, meski di dalam hati saja. Ya, Aldo tak bersuara. Hari ini Deo dipindahkan ke ruang rawat. Aldo sengaja meminta ruang VIP eksekutif, bukan VIP biasa. Tak peduli berapa yang akan dia keluarkan. Baginya, nyawa sang putra adalah segala-galanya. “Mama nungguin Deo bareng pembantu itu, ya! Aku mau ke kantor hari ini. Aku sudah tenang sekarang meski harus meninggalkan Deo.” Aldo berpamitan pada ibunya. “Namanya Rinay, Al! Enggak sopan kalau kamu menyebutnya pembantu terus! Nanti dia tersinggung, lho!” Reni mencoba mengingatkan. Kini dia yakin, kalau putranya tak ada rasa kepada Rinay. Buhka
Read more
Bab 26. Bagas Menjenguk Putra Aldo Putra Kencana
“Sayang, siapa yang mengirim pesan aneh, ini?” ulang Bagas meningikan volume suara. “Itu, itu tante aku. Kembaliin, sini, Mas!” Tangan Tatiana menggapai-gapai. Begitu khawatir kalau sampai membaca chat sebelum sebelumnya. “Tante? Kenapa aku tidak kenal? Tante seperti apa dia? Kenapa nama profilnya ‘Calon Mertua’?” Bagas menyipitkan kedua matanya, menuntut kejujuran dari mulut istrinya. “Itu cuma iseng, Mas! Kami memang suka bercanda, gitu. Dia juga manggil aku calon menantu. Cuma bercanda doang!” Tatiana berusaha menjawab sewajar mungkin. “Lalu, apa maksud pesannya ini? Cepat selesaikan pernikahanmu! Apa yang diselesaikan?” “Oh, itu … itu maksudnya anu ….” “Anu apa? Kenapa kamu gugup?” “Udahlah, Mas! Gitu aja jadi masalah, sih! Pagi pagi udah cari ribut!” “Kamu yang bikin masalah pagi-pagi! Pokoknya kamu harus jelaskan, apa maksud chat kalian ini! Pernikahan kita tidak ada masalah, Tian! Kenapa calon mertuamu ini bilang cepat selesaikan? Apa yang kalian rencanakan? Siapa sebe
Read more
Bab 27. Keributan Saat Bagas Bertemu Rinay
“Permisi …! Ini ruangan rawat putra Pak Aldo?” Bagas mengetuk halus pintu ruangan, menekan handel dan mendorong halus daun pintu itu. Seorang wanita yang tengah menunggui sang pasien, sontak berbalik. Dia merasa seperti mengenal pemilik suara itu. “Iya ben ….” sahutnya dengan suara bergetar. Spontan kalimat itu menggantung begitu mendapati seorang pria yang sangat ia kenal. “Mas Bagas! Ka-kamu?” sergahnya tak percaya. Kedua netranya memicing, degup jantung di dalam dada berpacu tidak normal. Khawatir, gelisah mengaduk perasaan. “Rinay? Ini kamu?” Bagas melangkah masuk, memindai penampilan Rinay dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tubuh indah ideal yang biasanya hanya berbalut kaos oblong lengan panjang dan dipadukan dengan rok lebar sepanjang tumit kaki, kini terlihat sangat berbeda saat mengenakan gaun indah meski sederhana sebatas lutut. Tubuh proporsional itu tampak makin seksi dengan dada yang kian membusung pengaruh hamil muda. Apalagi saat menatap wajah cantik tanpa
Read more
Bab 28. Semburan Ludah Rinay di wajah Bagas  
“Sayang, jujur, aku sangat rindu,” bisik Bagas sembari meremas penuh kerinduan bokong Rinay. Segera Rinay menepisnya dengan kasar. Betapa dia ingin berbuat lebih kasar, tetapi Deo masih belum lelap betul tidurnya. Dia tak ingin tidur Deo kembali terganggu. Wanita itu masih harus berjuang menahan sabar. “Kau juga pasti sudah sangat merindukaan permainan panas kita, bukan? Nanti malam aku datang, ya, Sayang! Tapi ingat satu hal, kita harus sembunyi-sembunyi untuk sementara ini. Tidak boleh ada yang tahu. Perlu kamu tahu, sebenarnya aku tidak mencintai Tatiana. Aku terpaksa menikahinya, Sayang! Kelak aku akan menjelaskan semua ini padamu.” Bagas berusaha merayu Rinay. “Percayalah, Sayang! Aku janji, pelan-pelan akan mencari cara untuk menceraikan Tatiana. Setelah itu, aku akan menikahimu secara sah. Kamu setuju kan, Sayang? Enggak apa-apa meski sekarang kamu bekerja sebagai babu dulu di sini, untuk menutupi hubungan kita. Aku janji akan menjadikanmu Nyonya nantinya, kamu mau, ya? K
Read more
Bab 29. Pengakuan Aldo Rinay Benar Calon Istrinya
“Pak Aldo, Bapak, maaf!” repleks Bagas melepas cengkraman dan kungkungannya di tubuh Rinay. Rinay mengibas-ngibaskan kedua pergelangan tangannya. Kebas, dan sedikit membiru. “Ada apa ini?” tanya Aldo sambil berjalan masuk. Netranya meneliti wajah putranya yang masih tertidur lelap di atas ranjang pasien. Pria itu meras sangta lega, putranya baik-baik saja. Lalu segera dia alihkan tatapan memindai wajah Bagas dan wajah Rinay secara bergantian. Netranya memicing seolah sedang mencari kejelasan. “Maaf, Pak Aldo, saya … saya ke sini hanya ingin menjenguk putra Bapak, tapi … pembantu Bapak ini bersikap tidak sopan pada saya. Itu sebab saya emosi, sekali lagi maaf, Pak!” Bagas menundukkan kepala di hadapan Aldo. “Sebentar, wajah Anda, sepertinya tidak asing, Anda … Anda … bukankah Anda menantu Om Hendrawan? Suami Tatiana?” Aldo mengernyitkan kening. “I-iya, Pak Aldo. Saya Bagas, Bagaskara. Suami Tatiana. Terima kasih masih ingat pada saya.” Aldo tersenyum lebar, merasa bangga kare
Read more
Bab 30. Aldo Merasa Cemburu
“Apanya yang tidak mungkin, Pak?” selidik Aldo sengaja membuat Bagas makin tersudut. “Em, ini, perempuan ini, kan, cuma babu. Masa iya, dia calon istri seorang pengusaha property nomor satu seperti Anda? Ah, Pak Aldo pasti bercanda …! Ini pasti hanya canda, kan, Ah, Pak Aldo … bisa aja candanya! Bisa membuat orang spot jantung ini namanya. Hehehe ….” tawa dibuat-buat itu tak mengurangi ketegangan di wajah Bagas. “Saya tidak bercanda! Bahkan sekarang saya sedang ingin membicarakan tanggal lamaran dan resepsi pernikahan sebelum saya datangi orang tuanya di kampung nanti. Jadi, kalau Anda tidak keberatan, tolong tinggalkan kami!” tegas Aldo lugas. “Oh!” Bagas tercekat. Kedua cahaya netranya meredup. Masih tak percaya dengan apa yang dia dengar. Rasa takut kehilangan Rinay mulai mengaduk perasaan. Haruskah dia katakan sekarang kepada Aldo kalau Rinay adalah istri sirinya? “Tunggu apa lagi, Pak Bagas? Haruskah saya meminta bodyguard saya untuk menunjukkan jalan keluar buat Anda!” Al
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status