All Chapters of Misteri Cinta di Lokasi KKN: Chapter 51 - Chapter 60
81 Chapters
49. Siapa yang menyerupai kami?
"Jam berapa jenazah mau dikuburkan, Lastri?" tanya wanita pelayat kepada Mamaknya Cepi. "InsyaAllah nanti sebelum salat Jum'at, Wak," katanya, sepertinya air matanya sudah cukup terkuras, matanya bengkak, tapi Bu Lastri benar-benar tabah, dia tidak meratap sekarang. "Iyo, sabar kau yo, Las. Tak perlu kau pikir tentang selamatan, kami galo (semua) yang nak ngerjokan. Kau dak usah ngapo-ngapo, yo. Biaya juga nanti kami urunan ( iuran)," kata ibu pelayat tadi. Wah, sepertinya adat di sini tentang tradisi kematian bagus juga, tidak memberatkan keluarga si mayit yang tengah berduka. "Mokasih, Wak. Mokasih banyak,"kata Bu Lastri kepada ibu pelayat tadi "Sayo jugo nak bilang terima kasih sama adik-adik KKN," kata Bu Lastri. Spontan perkataan Bu Lastri membuat kami heran, buat apa Bu Lastri mengucapkan terima kasih pada kami."Maaf, Bu Lastri. Ibu berterima kasih untuk apa?" tanyaku, aku benar-benar heran, kenapa dia berterima kasih. "Ya, untuk bantuan kalian semua tadi pagi, saya pula
Read more
50. Acara Perpisahan 1.
Perpisahan, satu kata yang tidak semua orang suka termasuk diriku. Mungkin sebagian besar orang tidak menyukainya, tetapi aku pernah menyukai kata itu beberapa kali, waktu acara perpisahan SD, SMP, dan SMA. Apalagi waktu SMA, dari subuh aku berdandan memakai sanggul dan baju kebaya, acara perpisahan yang semestinya sedih, tetapi aku gembira karena akan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, Universitas. Bagi orang yang selama sekolah mengisi dengan prestasi dan bergaul dengan baik, perpisahan sekolah tidak akan menjadi kesedihan dan penyesalan, namun menjadi kebanggaan. Akan tetapi jika perpisahan itu menyangkut hubungan personal, kata 'perpisahan' akan menjadi momok menakutkan, bahkan bisa menjadi traumatis, tetapi setiap ada pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Menghadapi acara perpisahan kali ini, hatiku benar-benar galau campur aduk seperti gado-gado pedas memakai cabe 20 biji. Waktu di sini tidak sebanding ketika SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun, walaupun hanya tiga
Read more
51. Acara perpisahan 2
Setelah mengatakan itu dia segera berlari menyongsong tukang Organ Tunggal yang tengah menurunkan barang, menolong mereka menata alat-alat di panggung. Kami sebenarnya tidak akan memakai Organ Tunggal karena tidak ada dananya, namun seorang Pedagang pasar bersikeras mau menyumbang Organ Tunggal itu, karena pemiliknya adik kandungnya. Ya, Allah bersyukur banget, acara ini semua bisa terjadi di danai sponsor semua. Acara masih dua jam lagi dimulainya, namun tamu undangan sudah ada yang datang. Guru-guru sekolah SD, SMP, SMA sudah berdatangan bersama murid-muridnya. Ada sebagian guru yang mendaftarkan murid-muridnya mengisi acara atas nama sekolah mereka. Tentu saja, aku sangat senang, acara pasti tambah meriah. Tiba-tiba sebuah mobil Innova memasuki halaman kantor kecamatan di luar area acara, nampak seorang wanita muda turun dari mobil, wanita itu memakai jilbab lebar warna abu-abu, dengan bros terpasang di dada kanan menambah rapi dan elegan. Dia melambai ke arahku "Gina!" pekik
Read more
52. Pulang
Kupangku kardus pemberian Pakdo Marlin, memang berat, isinya sepuluh buah Gelamai Manau ( gelamai penganan sejenis dodol atau jenang) gelamai Pakdo Marlin lebih besar bungkus daun pandannya dari gelamai perentak yang kubeli, empat bungkus harganya seratus ribu. Wah, pasti Bi Yati senang banget kubawakan gelamai pesanannya. Kutaruh kardus itu disamping bangku. Bus Mini yang membawa kami pulang ke kota provinsi ini seharusnya diisi 30 penumpang, namun kami hanya 15 penumpang, sehingga kami satu baris berisi dua bangku bisa di pakai sendiri, tapi ada yang berdua.Aku memilih duduk sendiri, sialnya bus yang membawa kami soundsystem-nya sedang rusak sehingga tidak bisa memutar lagu. Ingat lagu, segera kuperiksa tas punggungku, ah ... ketemu. Sebuah MP3 player lengkap dengan handset, barang itu pemberian Gina kemaren. Selepas perpisahan, gadis itu eh, dia tidak gadis lagi. Wanita itu dan suaminya mengepak barang-barang mereka, dibawa dengan mobil pribadi. Dia memberiku benda ini sebagai k
Read more
53. Permintaan Mamak
Malam ini aku makan malam bersama keluarga setelah seharian capek menggarap skripsi. Menu makan malam biasa saja, hanya sambal uwok ( sambal teri plus petai dibumbui terasi), telur dadar dan lalapan rebusan daun singkong. Walau sederhana masakan Mamak tetap yang paling enak."Bagaimana skripsi kau, Lid?" tanya Bapak"Masih digarap, Pak. Do'ain semoga cepat selesai." "Kapan selesainya? Itu, si Rita kawan kau SMP itu sudah lama wisuda, sekarang malah mau penganten," timpal Mamak."Ya jelas Rita itu lama sudah wisuda, dia kan cuma ngambil D2 PGSD, Mak," jawabku sambil mengunyah nasi. Mamak akhir-akhir ini sering mendesakku agar cepat selesai, aku paham, sebentar lagi Andika tamat SMA, gantian dia yang kuliah, bakal berat menguliahkan kami berdua dengan penghasilan Bapak yang pas-pasan."Terus, kapan kau selesai? Biso dak tahun ini wisuda?" tanya Mamak lagi"Insyaallah, Mak. Mamak do'akan dong.""Selesai wisuda cepat belaki, nanti keburu tua," kata Mamak lagiAku menghentikan menyuap na
Read more
54. Hijrah
Aku memandangi naskah skripsi yang penuh coretan hasil koreksian dosen pembimbing. Ah, banyak sekali yang harus diperbaiki. Kulihat jam yang ada di monitor HP, sudah jam setengah dua siang, sebaiknya aku salat Zuhur dulu, sudah itu baru makan di kantin dan melanjutkan mengetik di rental komputer.Aku melangkah menuju Musola kampus, kalau sudah semester akhir seperti ini jarang sekali bisa ketemu teman sekelas. Mereka sudah sibuk menggarap skripsi masing-masing. Besok aku sudah mulai kerja di sebuah swalayan dibagian pembukuan. Beruntung pemilik swalayan mengizinkan aku bekerja sambil kuliah, karena hanya menggarap skripsi membuatku memiliki banyak waktu luang.Sesampainya Musola segera aku mengambil air wudhu, suasana Musola tampak ramai, sepertinya sedang ada acara. Kucari tempat yang agak ke sudut agar lebih khusuk. Selesai salat aku segera berkemas, cacing di perut sepertinya sudah mulai demo, minta jatah makan."Lidia ...," panggil seseorang, ketika aku sudah sampai di pelataran
Read more
55. Sidang skripsi
Walaupun sudah ikut pengajian, meningkatkan ibadah, namun sesuatu yang bercokol di hati ini masih bersemayam di sana. Dalam salat-salat malamku selalu kupinta kepada Allah, jika memang dia jodohku, dekatkanlah ... jika bukan, jauhkanlah, hilangkan semua perasaan di hati ini. Begini amat rasanya cinta tak sampai, bisa membuat luka tapi tak berdarah, bisa mengikis kesehatan fisik perlahan-lahan. Sebuah virus yang berbahaya, menggerogoti dari dalam tanpa disadari.Aku jadi ingat dengan Om Burhan, suami tante Aina adik sepupunya Bapak. Dulu, waktu aku masih SMA, Om Burhan sakit keras sebelum menjadi suami tante Aina. Hubungan mereka ditentang oleh orangtua Om Burhan yang notabene dari keluarga pejabat yang kaya raya. Sedangkan tante Aina hanya seorang mahasiswi miskin sepertiku. Setelah keduanya tamat, tante Aina diperkenalkan oleh Om Burhan pada orangtuanya, namun mereka menyambut dengan buruk, tante Aina mereka hina karena miskin dan pengangguran, belum dapat kerja karena baru tamat. T
Read more
56. Wisuda
Akhirnya hari ini aku wisuda. Dari subuh Ayuk Risma sudah meriasku, aku meminjam kebaya nikahnya, cocok sekali kupakai. Jilbabnya aku membeli yang baru, memakai baju toga, aku so very special.Aku benar-benar bersyukur dan bangga. Bapak menyewa mobil kijang LGX, karena kami akan pergi sekeluarga. Bahkan, Bang Yudi dan istrinya pulang, ikut mengantar kami ke Balairung kampus. Aku duduk di depan, Bang Yudi yang menyetir, Mamak, Kak Riani, dan Ayuk Risma duduk di tengah memangku Raka. Sedang Bapak, Bang Yuda dan Andika duduk di bangku paling belakang.Aku bahagia sekali hari ini. Teman-teman satu Posko beberapa juga Wisuda, Bang Joseph, Mbak Zarima, Rasyid, Ilham, Rani, Andre, Nurulia dan Widya. Teman-teman yang belum wisuda juga ikut datang mengucapkan selamat pada kami. Di pelataran Balairung, Andika menjadi fotograferku menjepret kebersamaan dengan teman-teman dan keluarga.Andre memperkenalkan calonnya, Amira kepada kami. Dia sekaligus mengundang kami, minggu depan ke pernikahannya.
Read more
57. Rukiyah
Hufhhh, aku menghela napas berat. Beberapa menit lalu aku sudah menjadi pengangguran. Swalayan tempatku bekerja merumahkan diri ini, karena tempat usahanya sepi, kalah saing dengan mall yang baru dibangun tak jauh dari swalayan itu. Aku baru mengantar lamaran ke beberapa perusahaan, semoga salah satu dari mereka ada yang nyangkut. Bagaimana nasibku jika setamat kuliah sampai lama menganggur, ada kesibukan saja aku kepikiran terus sama makhluk asing itu, apalagi sampai luntang-lantung gak ada kegiatan.Siang ini aku menghadiri pengajian, karena sudah tamat kuliah, kelompok pengajiannya ditukar dengan sesama wanita pekerja. Ada yang sudah berkeluarga, ada yang masih singel sepertiku. Ada sepuluh orang kelompokku, ada dokter, PNS, guru, pegawai BUMN, wiraswasta, ibu rumah tangga, dan yang pengangguran cuma aku. Alhamdulillah, aku selesai murojaah juz 30. Perlu waktu satu tahun ternyata untuk menghapal juz 30, lama banget ya? Lemot banget emang. Selesai pengajian, Umi Habibah, Murobbiku m
Read more
58. De Javu
"Kau benar-benar dak tahu keberadaan laki-laki itu, Lid?" tanya Mamak di rumah, selepas salat Magrib berjamaah denganku. Bapak dan Andika pergi ke masjid."Kalau tahu aku gak mungkin kena TBC, Mak.""TBC? Bengek maksud kau?""TBC, singkatan tekanan batin cinta," kataku sambil melipat mukena dan sajadah."Ado-ado bae. Gagah nian apo orangnya, Lid? Kerjo di mano orangnyo?" tanya Mamak penasaran kayaknya"Gagah sih, Mak. Dulu dio kerjo di WWF." "WWF itu apa?""Kayak lembaga konservasi hutan gitu.""Ooo. Pantasan kau dak mau Mamak jodohin sama Fadli." Aku mendelik mendengar perkataan Mamak. "kalau orangnya gak ada juga percuma, lupakan saja dia, berusaha membuka hati untuk orang lain," lanjutnya"Lidia sudah berusaha melupakannya setahun ini, Mak. Coba Mamak do'akan Lidia, jika memang jodoh Lidia, mohon pada Allah untuk dipertemukan, jika tidak mohon untuk dienyahkan perasaan ini. Do'a ibu kan mustajab, Mak," kataku sambil memegang tangan Mamak."Iyo, pasti Mamak do'akan. Tapi, jika dala
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status