All Chapters of UANGKU BUKAN BERARTI UANGMU, MAS!!!: Chapter 11 - Chapter 20
128 Chapters
11.lelaki biadab
Aku berusaha menguatkan hatiku yang mungkin sudah tak berbentuk lagi. Seketika kurasakan pandangan ku menggelap, tubuhku terasa melemas tak mampu menahan berat badan ku sendiri. Ku pegang erta-erat rak barang didepan ku, agar aku tak kehilangan keseimbangan. Tidak, aku harus kuat menahan kenyataan ini. Aku tak boleh lemah. Ku ambil nafas panjang dan menghembuskanya pelan. Perlahan-lahan kutata kembali hatiku yang sudah remuk ini, dan ku paksakan untuk tersenyum ke arah Denisa."Oh iya, nanti aku tanyakan suamiku." Ucapku sambil tersenyum menahan sakit hati yang tak bisa ku ucapkan dengan kata-kata"Kalau gitu aku pamit dulu mbak mau ke kasir. Soalnya aku uda selesai belanjanya." Ucapnya yang ku balas dengan anggukan kepala ku. Kemudian dia pergi meinggalkan ku"Denisa tunggu..." Ucapku"Iya mbak ada apa?" Tanyanya kembali dan berbalik arah menghadapku"Ummm pulangnya mbak antar aja ya. Kasian kalau kamu harus nunggu ojek lama." "Gak usah mbak nanti ngerepotin, biar saya naik ojek sa
Read more
12.Aksi pertama
"Awalnya aku percaya aja mbak, sampai waktu kepengurusan surat-surat nikah di KUA itulah, baru ketahuan kalau dia masih suami orang lain." Ujarnya"Dan kamu masih mau Nis??" Aku masih terus bertanya padanya"Awalnya aku kecewa mbak, aku tidak ingin meneruskanya, tapi aku takut malu sama orang-orang yang sudah terlanjur tau bahwa aku akan menikah. Lagian, aku juga mencintainya..." Ucapnya penuh kejujuran di selingi dengan senyum manisnya. Membuat semakin kentara lesung dipipinya, hingga terlihat nampak begitu manis"Semoga pernikahan mu langgeng ya Nis..." Ucapku seraya meminum teh yang sudah dia hidangkan sampai habis."Kalau gitu mbak pulang dulu ya. Salam buat suamimu." Kata ku ujun diri seraya berdiri"Iya mbak, sebelumnya terimakasih lo mbak. Sudah mau repot-repot mengantarku dan Narendra pulang." Ucapnya kembali"Iya sama-sama. Yasudah Assalamualaikum..""Waalaikumsalam..."Ku pacu kembali sepedaku kembali kerumah. Disepanjang jalan, tak henti-hentinya air mata ini metes membasah
Read more
13.toh bukan uangmu!!!
Memang sengaja aku mengirimkan foto surat itu tanpa memperlihatkan tanggal pembelian. Bisa gagal kalau sampai dia kalau membelinya sudah beberapa tahun sebelumnya. "Halah, cuman segitu aja mbak , aku juga bisa. Coba tunjukin kehebatan mbak lainya. Paling-paling juga masih hebatan aku. Hahahha." Balas Lusi lagi"Tunggu saja. Yang penting aku tak pernah bohong soal kesuksesanku. Oh ya satu lagi, kamu jangan iri ya ngelihatnya. Apalagi sampai bikin kamu jantunngan.hehehe." segera ku kirim juga balasan pesan darikuKutungu-tunggu balasan dari Lusi, tapi tak ada. Ku coba untuk melihat status-status orang-orang yang memang jarang sekali aku lihat, terpampang nyata status Lusi bertengger diatas yang isinya menghina ku, menghina kakak iparnya sendiri"Halah, cuman begitu aja sudah sok. Mending kayak aku, meskipun di rumah aja tetep bisa beli ini itu tanpa susah payah nge babu kayak kamu." Yaa seperti itulah bunyi statusnya. Akupun hanya tersenyum saat membacanya. Bahkan dalam hatiku aku mer
Read more
14. tak tau malu
"Sudahlah Da, jangan buat aku yang capek kerja jadi makin marah sama kamu." Bentak Mas Bowo"Lagian sapa juga yang bikin kamu marah. Daaar kamunya aja yang terlalu kepo sama aku Mas!!" Ucapku"Harusnya kamu tuh jadi suami yang bersyukur, bukan aku. Masih mending aku gak menuntutmu terlalu dalam. Kamu kasih aku uang bulanan yang sedikit pun aku terima. Malah aku juga ikut capek mesti bantuin kerja, malah menuduhku yang bukan-bukan." Timpalku"Halah ngeles aja kamu tuh Da, atau jangan-jangan benar apa kataku tadi hah??" Kata Mas Bowo sambil mendekat kewajahku"Hahahaha hei Mas, harusnya aku yang bicara gitu sama kamu. Kemana semua gajimu selama ini?? Padahal kamu pun hanya memberikan ku secuil. Dan itupun kau minta lagi." Ucapku bengis"Kan kamu tau sendiri, uangnya aku kasih ke Ibu. Ibu sakit, dia butuh uang untuk berobat. Harusnya kamu paham akan hal itu.""Pppftttt,, hahahahaha..." Aku pun tak bisa menahan tawa melihat dia berbohong dengan mimik muka yang konyol"Mas, Mas.... Mbok ya
Read more
15. bertemu fahri
"Yaelah Bu, bukan mau beli baju. Tapi... Make up, hehehe..." Kulihat putriku tersenyum dan salah tingkah"Kamu masih kecil kok mau make-up an sih nduk, kan gak boleh juga sekolah dandan." Kataku"Cuman beli bedak, sabun muka, lipgloos sama parfum doang kok bu..." Jawabnya menjelaskan"Hahahaha yaudah yuuk, keburu malam juga nduk. Nanti kita sholat di Musholla mall aja ya, sekalian makan malam di food courtnya." Jelasku ke Anita"Oke bu, berangkaaaat..." Kulihat Anita sudah didudk diatas sepeda mengenakan helmnyaSegera aku berangkat menuju mall yang memang tak jauh dari rumah, karena memang rumahku yang berada dikotaSetengah jam kemudian aku sampai didepan mall, dan masuk kedalam parkiran. Ku parkirkan sepeda ku di lantal LG mall. Kemudian melangkahkan kaki memasuki mall besama Anita."Bu, langsung ketoko pink ya... Sekalian mau beli aksesoris nih.." Kata Anita"Boleh, ibu juga mau beli jepit rambut. Biar gak risih juga kalau lagi buat adonan." Aku pun berjalan di samping Anita yang
Read more
16. pesan di hp Mas Bowo
Jangan lupa like, komen dan subscribe ceritaku yang lainya... Happy reading dear...***Setelah semua rampung, akupun bergegas ke kasir untuk membayar belanjaan kita. Barulah kemudian kita berdua berjalan ke tempat food court untuk mengisi perut"Mau makan apa nduk?" Tanyaku"Mmm terserah ma, Anita ngikut mama aja." Jawab Anita singkat"Makan disol*ria aja yuk nduk, sekali-kali mumpung kita lagi jalan-jalan." "Waau boleh boleh... Dengan senang hati... Hehehehe." Ucap Anita sambil menggenggam lenganku"Oke, cuuus..."Akhirnya kita berdua sampai di tempat makan tersebut. Kita memilih tempat duduk dan memesan makanan dan minuman. Hingga tak beberapa lama, makanan kita pun di hidangkan di meja."Uda selsai nduk makan nya? Masih mau jalan-jalan lagi atau pulang?" Kataku saat kita selesai makan"Pulang aja bu, aku uda capek pingin rebahan.." Katanya sambil meregangkan tubuhnya yang capek"Yasudah, kebetulan juga uda malam. Yuuk kita pulang aja." Kataku sambil beranjak dari tempat dudukSet
Read more
17. kabar dari emak dan Bapak
Keesokan harinya aku pun bangun waktu suara adzan shubuh berkumandang. Ku lihat Mas Bowo sudah tidur di sampingku. Entah pukul berapa tadi dia pulang .Mungkin karena terlalu capek menangis, aku tertidur lelap hingga tau-tau sudah shubuh. Bergegas ku langkahkan kaiki ini ke kamar mandi membersihka. diri dan mengambil air wudhu untuk menunaikan sholatSelasai sholat, segera kulakukan aktifitas seperti biasanya. Dan tetap menyiapkan sarapan maupun kopi Mas Bowo. Tak lupa juga membangunkan Anita dan Mas Bowo"Bangun Mas, uda pagi. Cepet sholat shubuh keburu uda siang." kataku membangunkan nya tanpa menyentuh ya"Hmmm...." kulihat Mas Bowo tak bergeming.Malah dia memutar posisi tidurnya. Sunggguh, sukit sekali membangunkan orang yang hobi tidur seperti dirinya "Ayo bangun, nanti kamu juga telat kerjanya." Kataku dengan sedikit berteriak"Iya ya, duuh bawel banget. Pusing dengernya." Ucap Mas Bowo sambil mengacak-acak rambutnya dengan jengkel"Harusnya kamu tuh bersyukur, masih mending
Read more
18. memeras ida
"Aduuh, Ibu-ibu ini bisa aja. Gak ada sangkut pautnya juga kok sama Mas Bowo. Oh ya, ayok masuk. Biar cepet juga kuenya matang." Ku ajak Bu Rina dan Bu Dini masuk ke dalam rumah dan langsung menuju dapurSegera ku ambil semua bahan yang sudah ku simpan di dalam lemari kusus bahan-bahan jualan ku. Dan ku buka catatan pesanan pelanggan hari ini.Dengan sigap mereka berdua melakukan kegiatan yang semestinya di lakukan."Oh ya Bu, besok dan lusa tetep datang kesini ya. Soalnya pesanan lagi full. Meskipun besok aku mau nginap kerumah Emak Bapak dulu Bu. Tapi nanti ada Anita yang bakal tungguin sepulang sekolah, terus kuncie juga bakal ditaruh Anita ditempat biasanya ya. Dan insyaallah juga besok aku minta Pak Ahmad buat kurir kue kepelanggan." Ucapku disela-sela kesibukanAku memang sudah percaya dan terbiasa membiarkan Bu Rina dan Bu Ida bekerja dirumah ku meskipun aku sedang tidak ada dirumah."Beres Bu, tenang saja . Emang lalau boleh tau ada keperluan apa Bu Ida?" Tanya Bu Dini penasar
Read more
19. ide gila tapi bagus
Aku pun hanya bisa diam mendengar ucapan Mas bowo. Hingga aku mendapatkan suatu ide gila. Ide yang mungkin bisa berguna untuk ku suatu hari nanti."Kenapa kamu jadi memeras ku kayak gini Mas?." Ucapku penuh penekanan"Loo bukan meras Da. Tapi ini keharusan kamu. Kalau kamu pergi, aku sama Anita mau makan apa? Kan kamu tau gak bakal ada yang masakin. Beli makanan juga pakek uang." Sungguh laki-laki tak punya otak dan perasaan, pikirku"Mas, uang gajimu kan uda kamu pakai sendiri. Bahkan untuk bulan ini saja aku tak kau nafkahi, eh bukan hanya bulan ini saja. tapi hampir setaun ini. Malah kau numpang hidup dari jerih payahku. Sekarang kau malah memeras ku." Kata ku sambil terisak"Ya kan aku ada keperluan Da, harusnya kamu jadi istri itu bisa bantu suami. Gantian dong, masak aku terus." Ucapnya tetap merasa tak berdosa"Tapi itu kan memang kewajiban kamu Mas. Aku nikah dengan mu itu ingin hidup bahagia, bukan malah hidup sengsara.""Lagian masih untung aku mau bertahan hidup sama kamu
Read more
20. keputusan bercerai
Tepat pukul setengah sepuluh pagi aku pergi mengantarkan Emak dan Bapak ke bank untuk pencairan uang hasil penjualan tanah.Sesampainya di bank, kita di sambut oleh pak satpam dan di tanya keperluannya. Kemudian, kita di beri nomer antrian.Alhamdulillah hanya berselang sekita dua puluh menit kita mengantri, hingga akhirnya giliran nomer bapak mendapat panggilan ke customer service."Selamat siang, ada yang bisa dibantu Pak?" Sapa halus dari mbak-mbak customer serviceAkhirnya aku memberitahu maksut kedatangan kami yang ingin membuka rekening untuk pencairan uang hari ini.Setengah jam kemudian, semua proses telah selesai. Tak lupa juga aku mengurus M-banking agar saat ada keluar masuk uang, aku pun tahu.Setelah semua selesai, kita kembali pergi ke kantor desa, untuk menyerahkan nomer rekening. Tepat pukul satu siang, kita pun sampai di kantor Desa."Pemisi Pak Andi, ini no rekening saya." Kata Bapak sambil menyerahkan fotokopi nomer rekening yang sebelumnya sudah aku fotokopi saat p
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status