Semua Bab Gairah Nakal, Sugar Baby: Bab 101 - Bab 110
229 Bab
Ini ujian terlalu berat, Pah.
"Iya, kita harus berpisah Bryan," timpal Tia yang sedari tadi hanya menagis.Bagaimana tidak? Hubungannya dengan Bryan sudah terlalu jauh, ia sudah terlanjur menyerahkan seluruh tubuhnya kepada pria tampan itu. Tia benar-benar mengutuk dirinya sendiri, karena telah berbuat zinah dengan anak kakaknya sendiri.Ingin rasanya Tia melompat ke jurang untuk mengakhiri hidupnya. Wanita cantik itu sama sekali tidak memiliki semangat untuk hidup, bukan karena berpisah dari Bryan. Tetapi karena sudah terlanjur melakukan hal yang memalukan dengan keponakannya sendiri."Tapi Yank, kita kan...."Tia langsung menutup mulut Bryan dengan jari tangannya. Ia tidak mau sampai Bryan mengatakan apa yang sudah mereka lakukan."Jangan," ucap Tia sambil menggeleng, "Aku mohon," lanjutnya.Bryan menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya dengan kasar, "Baiklah," ucapnya."Tok...tok...tok.." tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.Amel bangkit dari tempatnya, melangkah untuk membuka pintu."Ada apa Mbok?" uca
Baca selengkapnya
Enggak enak kenapa Mah?
"Iya, kita harus berpisah Bryan," timpal Tia yang sedari tadi hanya menagis.Bagaimana tidak? Hubungannya dengan Bryan sudah terlalu jauh, ia sudah terlanjur menyerahkan seluruh tubuhnya kepada pria tampan itu. Tia benar-benar mengutuk dirinya sendiri, karena telah berbuat zinah dengan anak kakaknya sendiri.Ingin rasanya Tia melompat ke jurang untuk mengakhiri hidupnya. Wanita cantik itu sama sekali tidak memiliki semangat untuk hidup, bukan karena berpisah dari Bryan. Tetapi karena sudah terlanjur melakukan hal yang memalukan dengan keponakannya sendiri."Tapi Yank, kita kan...."Tia langsung menutup mulut Bryan dengan jari tangannya. Ia tidak mau sampai Bryan mengatakan apa yang sudah mereka lakukan."Jangan," ucap Tia sambil menggeleng, "Aku mohon," lanjutnya.Bryan menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya dengan kasar, "Baiklah," ucapnya."Tok...tok...tok.." tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.Amel bangkit dari tempatnya, melangkah untuk membuka pintu."Ada apa Mbok?" uca
Baca selengkapnya
Kamu terlalu bodoh jadi manusia.
Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Dokter mengizinkan Tia pulang hari ini. Wanita yang tengah hamil 19 hari itu tidak kembali ke kosan, melainkan ke kediaman Wijaya.Ia sudah nekat meneguk racun untuk mengakhiri hidupnya dan janin yang ada di dalam kandungannya, namun semua usahanya itu sia-sia. Justru ia masih hidup dan janin yang ada di dalam perutnya masih utuh dan baik-baik saja.Sedangkan Bryan sudah berangkat ke Singapura. Bram sengaja mengirimkan pria tampan itu ke luar negeri agar tidak bertemu dengan Tia dan tidak mengetahui kondisi kandungan Tia saat ini.Semua itu Bram lakukan demi kebaikan bersama. Bram takut, Bryan nekat membawa Tia kabur agar mereka bisa hidup bersama dan membesarkan janin yang ada di dalam kandungan Tia saat ini."Tia, kamu makan dulu ya?" bujuk Amel dengan lembut."Tidak Kak, aku tidak lapar," jawab Tia yang duduk di dekat jendela sambil memandang ke arah kolam renang. "Bagaimana tidak lapar? Sejak pagi kamu belum makan," protes Amel.
Baca selengkapnya
Hay, bagaimana kabarmu Tia?
"Tok...tok...tok..." Bryan mengetuk pintu kamar Ayahnya."Iya sebentar," suara lembut Amel terdengar dari dalam.Hanya menunggu lima menit, pintu sudah terbuka. Tentu Amel terkejut melihat Bryan berdiri di bibir pintu."Bryan," ucap Amel."Iya Mom, apa Papah masih tidur?" tanya Bryan."Iya, Papah masih tidur. Tapi jika ada hal penting yang ingin kamu bicarakan, aku akan membangunkan Papah," ucap Amel yang langsung bergegas menuju tempat tidur lalu membangunkan Bram."Pah, Pah, Pah," panggil Amel sambil menggoyangkan tubuh Bram dengan lembut."Iya sayang, apa kamu ingin satu ronde lagi," ucap Bram yang berusaha memeluk Amel dengan posisi kedua mata masih terpejam.Amel mendorong tubuh kekar Bram, "Pah ada Bryan di pintu," ucapnya.Mendengar nama Bryan, Bram refleks membuka mata lebar-lebar dan langsung bangkit dari tidurnya"Apa Mamah sedang bermimpi?" tanya Bram.Ia berpikir Amel sedang bermimpi, bagiamana mungkin Bryan tiba-tiba kembali dari Singapura tanpa memberitahunya terlebih da
Baca selengkapnya
Kita memang terlahir untuk bersatu.
Tanpa terasa waktu telah berlalu, kedua belah pihak sudah bertemu dan sudah membuat kesepakatan untuk tanggal dan hari pernikahan Rico dan Tia.Saat ini dikediaman Wijaya sedang melakukan dekorasi super mewah. Bram sebenarnya ingin pernikahan Rico dan Tia di adakan di hotel bintang lima. Tetapi Tia menolak, ia meminta pernikahan mereka diadakan di kediaman Wijaya dengan acara seadanya saja.Tetapi satu permintaan wanita cantik itu ditolak mentah-mentah oleh keluarga Rico. Mereka tetap memaksa untuk membuat pesta super mewah. Karena Rico adalah putra bungsu mereka."Permisi Nyonya," ucap Mbok Inem.Amel yang sedang memberi Ramel makan, refleks memutar kepala, "Iya Mbok," ucapnya."Nyonya Friska sedang menagis di kamar, Nyonya.""Ibu menagis? Tolong temani Ramel sebentar Mbok," ucap Amel.Ia menitipkan putranya kepada Mbok Inem lalu bergegas menuju kamar Ibunya. Saat membuka pintu, Amel melihat Friska menagis di atas tempat tidur. Entah apa yang membuat wanita paruh baya itu meneteskan
Baca selengkapnya
Ada paket untuk Tuan Muda, Nyonya.
Rico pun memeluk Tia sebagai adik, ternyata orang yang dicari Ibunya selama ini adalah wanita yang ia kenal dari sosial media. Tuhan memang adil, ia tidak membiarkan seorang kakak sampai menjalin hubungan dengan adiknya sendiri, itu sebabnya dia membuat Rico untuk menjodohkan Tia dengan Bryan. Padahal saat pertama kali melihat Tia! Rico sudah jatuh hati, namun ia mengurungkan niat dan tetap mendekatkan Bryan dan Tia.Akhirnya Rico membuka jasnya lalu memberikannya kepada Bryan. Pria tampan itu dengan senang hati menikahkan adiknya dengan sahabat dekatnya. Begitu juga dengan Felicia, ia tidak berhenti menagis karena bahagia. Akhirnya putri kesayangannya bisa kembali kepadanya, padahal Rico sudah beberapa kali membawa Tia ke rumahnya."Saya terima nikahnya dan kawinnya Cintya Baskoro binti Baskoro dengan seperangkat alat sholat dan emas tersebut dibayar, tunai." Akhirnya Bryan mengucapkan ijab kabul dengan sekali napas."Bagaimana para saksi?" tanya penghulu."Sah, sah, sah," suara para
Baca selengkapnya
Tiga porsi ya Pak.
Waktu begitu cepat berlalu, di mana hari ini momen spesial bagi Bryan. Setelah berjuang selama 4 tahun, akhirnya pria tampan itu meraih gelar sebagai Sarjana Komputer atau S.Kom. Sebenarnya ia ingin melanjutkan kuliahnya sampai S2 yaitu Magister Komputer. Tapi Bram melarangnya, Ayah angkatnya itu meminta ia untuk fokus pada rumah tangganya. Karena ia dan Tia baru saja menikah, lagipula untuk apa Bryan harus mengejarnya sekarang, sedangkan perusahaan tempat bekerjanya adalah miliknya sendiri, yaitu warisan Wijaya yang diberikan Bram untuknya.Bibir Bryan tersenyum saat melihat semua keluarganya datang. Dari istri, Ayah, Ibu, Adik dan mertuanya."Selamat ya sayang," ucap Tia sambil menjabat tangan suaminya."Terima kasih sayang." Bryan mengecup kening Tia, lalu menjabat tangan yang lainnya dan memeluknya. "Sayang, kamu kenapa?" tanya Tia, karena Bryan tiba-tiba meneteskan air mata.Hal yang wajar Bryan meneteskan air mata, di momen seperti ini semua orang menginginkan kedatangan orang
Baca selengkapnya
Apa? Benarkah?
Kaki jenjang Bram berlari menyusuri lorong rumah sakit, dari ujung sana ia sudah melihat Amel duduk di kursi yang terletak di depan ruangan UGD. Wanita cantik itu menunduk sambil menagis, sedangkan Lukas berdiri tepat di samping UGD."Sayang, apa yang terjadi kepada putra kita?" ucap Bram yang langsung mendaratkan bokongnya di atas kursi dan memeluk Amel."Pah." Hanya itu yang ke luar dari mulut Amel.Wanita cantik itu tidak bisa berhenti menagis yang membuatnya sulit untuk bicara. Amel merasa tidak becus mengurus putranya, anaknya celaka di tangannya sendiri."Kamu tenang ya, putra kita pasti baik-baik saja." Bram berusaha menenangkan Amel, walupun ia belum tahu seperti apa kondisi putranya saat ini."Aku tidak becus menjaga anak kita Pah," ucap Amel disela-sela tangisan."Ssttt.. jangan bicara seperti itu sayang. Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya celaka," sahut Bram dengan lembut."Tapi Pah....." Amel menghentikan ucapannya karena melihat pintu UGD terbuka.Keduanya refl
Baca selengkapnya
Kamu lah dalang yang sebenarnya.
"Iya Pak, pelakunya sudah menyerahkan diri ke kantor polisi," jawab dari seberang sana."Baiklah, sekarang aku ke sana." Bram langsung memutuskan sambungan teleponnya."Papah mau ke mana? Siapa yang menelepon tadi?" tanya Amel yang penasaran."Itu telepon dari kantor polisi sayang, katanya pelakunya sudah menyerahkan diri," jawab Bram."Aku ikut Pah," ucap Amel."Enggak usah sayang, kamu tunggu Ramel di rumah saja ya? Biar aku yang ke kantor polisi," bujuk Bram dengan lembut.Ia tahu istrinya itu pasti ingin melihat wajah pelaku yang sudah tega menabrak putranya. Tetapi Bram sengaja tidak mengizinkannya, ia takut Amel tidak bisa menahan emosi saat bertemu dengan pelakunya."Iya Amel, kita di rumah saja. Biarkan Bram yang pergi ke kantor polisi," timpal Friska."Kalau begitu aku pergi dulu ya, Ma." Bram mencium punggung tangan Ibu mertuanya lalu mengecup kening Amel dan mencium kedua pipi tembem putranya.Bram ke kantor polisi bukan hanya sendiri, tetapi bersama Lukas. Kaki jenjang Bra
Baca selengkapnya
Dua atau tiga hari.
Polisi kepercayaannya Bram datang bersama kedua anggotanya dan pria yang mengaku sebagai pelaku penabrakan Ramel."Apa dia sudah mengatakan sesuatu?" tanya Bram kepada polisi."Sudah Pak," jawab pria bertubuh gagah itu, "Ayo katakan yang sebenarnya," lanjutnya mendesak pria itu untuk membuka mulut."Be...be...benar Pak." Pria itu mulai membuka mulut."Benar apanya?" sentak Bram."Benar aku disuruh Nona Ta...ta...Tania," jawabnya gugup sambil mengarahkan satu jarinya kepada Tania."Apa-apa ini? Enak saja kamu menuduhku, aku saja tidak pernah bertemu denganmu dan aku tidak mengenalmu sama sekali. Tapi bisa-bisanya kamu menuduhku untuk menutupi pelaku yang sebenarnya," protes Tania dengan wajah marah dan nada yang tinggi.Tentu saja Tania membantah karena memang bukan dia yang menyuruh pria itu, melainkan James. Tetapi sepertinya kekasihnya itu mulai bermain api dan menjebaknya."Lebih baik kamu bicara yang sebenarnya, katakan siapa yang menyuruhmu," lanjut Tania."Aku tidak berbohong Pa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
23
DMCA.com Protection Status